visitaaponce.com

Dolar Melonjak Usai Powell Isyaratkan Suku Bunga Lebih Tinggi

Dolar Melonjak Usai Powell Isyaratkan Suku Bunga Lebih Tinggi
Ilustrasi dolar Amerika Serikat(ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto )

MATA uang dolar Amerika Serikat (AS) mencapai level tertinggi tiga bulan ini terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan, Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih besar dari perkiraan sebelumnya untuk membawa inflasi ke target 2,0%.
  
"The Fed juga bersiap melakukan langkah yang lebih besar jika totalitas informasi yang masuk menunjukkan tindakan yang lebih
keras diperlukan untuk mengendalikan kenaikan harga," kata Powell kepada
anggota parlemen AS pada Selasa (7/3).
  
The Fed telah memperlambat laju pengetatannya menjadi 25 basis poin pada dua pertemuan terakhirnya, menyusul kenaikan yang lebih besar tahun lalu.
 
Baca juga: Wall Street Anjlok Imbas Powell Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga
 
"Powell secara eksplisit berbicara tentang target suku bunga yang lebih tinggi. Ini adalah sesuatu yang dibicarakan pasar tetapi jelas belum sepenuhnya diperkirakan," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance di Charlotte, North Carolina.
  
Pedagang berjangka dana Fed sekarang memperkirakan probabilitas sekitar 60% bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan 21-22 Maret. Probabilitas telah terlihat sekitar 22% sebelumnya pada Selasa (7/3).
  
Baca juga: IHSG Ditutup Melemah saat Cadangan Devisa Bertambah

Investor akan mengamati dengan cermat dot plot Fed yang diperbarui dari ekspektasi suku bunga pada pertemuan Maret guna indikasi lebih lanjut, tentang seberapa tinggi harapan pejabat Fed menaikkan suku bunga. "Pasar memusatkan perhatian pada dot plot 22 Maret untuk sinyal yang jelas tentang kemungkinan suku bunga terminal," kata Adam Button, kepala analis mata uang di ForexLive di Toronto.
  
Pejabat Fed pada Desember memperkirakan suku bunga akan meningkat ke antara 5,00% dan 5,25% tahun ini. Pedagang sekarang memperkirakan suku bunga mencapai puncaknya di 5,64% pada September.
  
Laporan ketenagakerjaan Jumat (10/3) untuk Februari akan memberikan petunjuk apakah laporan blockbuster Januari, yang menunjukkan pemberi kerja menambahkan 517.000 pekerjaan lebih besar dari perkiraan, merupakan lonjakan satu kali atau bagian dari tren yang lebih berkelanjutan. Para ekonom memproyeksikan perolehan pekerjaan 203.000, sementara upah diperkirakan naik 0,3% untuk bulan ini dan 4,8% secara tahunan.
  
Indeks dolar naik setinggi 105,65, melonjak 1,3% dan tertinggi sejak 6 Desember. Euro turun 1,28% menjadi US$ 1,0548. Greenback mencapai 137,17 yen Jepang, naik sekitar 0,9% dan tertinggi sejak 20 Desember. Sterling tergelincir 1,68% menjadi US$1,1824, setelah mencapai US$1,1822, level terendah sejak 21 November. Dolar Australia jatuh 2,24% menjadi US$0,6582, terendah sejak 11 November.
  
Mata uang Australia telah meluncur setelah bank sentral Australia (RBA) menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade, seperti yang diharapkan, tetapi menyatakan pengetatan mungkin hampir selesai. (Ant/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat