visitaaponce.com

Masih Butuh Data, The Fed Pudarkan Harapan Penurunan Suku Bunga di Maret

Masih Butuh Data, The Fed Pudarkan Harapan Penurunan Suku Bunga di Maret
Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell mengatakan The Fed tidak akan terburu buru untuk menurunkan tingkat suku bunga.(AFP)

POTENSI penurunan tingkat suku bunga AS Fed Fund Rate pada Maret masih menjadi sesuatu yang belum pasti, tapi dianggap pasti oleh pasar, sehingga membuat saham-saham AS rontok semalam.

Indeks, Dow Jones -0,82%, S&P 500 turun -1,61%, Nasdaq Composite -2,23%, namun imbal hasil obligasi US Treasury masih mampu turun menuju level 3,91%.

Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell memang mempertahankan tingkat suku bunga The Fed pada acara pertemuan bank sentral semalam, tapi pernyataan dia meluluhlantakkan optimisme pelaku pasar pasar dan investor.

Baca juga : IHSG Menguat Jelang Rilis Suku Bunga Bank Sentral AS

Powell mengatakan The Fed tidak akan terburu buru untuk menurunkan tingkat suku bunga, sampai yakin inflasi telah bergerak secara berkelanjutan menuju 2%. Hal ini telah membuat pelaku pasar dan investor kecewa, karena The Fed berpegang teguh pada “higher for longer” sejak awal.

"Alhasil, probabilitas penurunan tingkat suku bunga pada bulan Maret, lagi lagi mengalami penurunan dari 46% menjadi hanya 34,9%," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Kamis (1/2).

Powell menegaskan, berdasarkan pertemuan The Fed, komite tidak akan mencapai tingkat kepercayaan tersebut pada Maret. Ini disampaikan dengan tegas oleh Powell, sehingga pelaku pasar dan investor tidak lagi mendapat harapan palsu.

Baca juga :BRI Prediksi Era Suku Bunga Rendah Usai Semester I 2024

Powell juga mengatakan dia melihat kemajuan yang optimis dari sisi inflasi yang melandai, namun masih butuh bukti penurunan lebih banyak untuk mengkonfirmasi inflasi benar-benar turun atau tidak.

Powell berbicara tepat setelah beberapa pejabat The Fed juga mengkoreksi pernyataan mereka tentang ada potensi yang lebih cepat untuk memangkas tingkat suku bunga. Alih-alih mengatakan demikian, para pejabat justru mengatakan akan menggunakan cara penilaian yang lebih adil dalam membuat kebijakan di masa depan.

Powell menambahkan The Fed percaya tingkat suku bunga kebijakan yang ada saat ini telah mencapai puncak. Jika perekonomian terus berkembang seperti yang diperkirakan, maka langkah berikutnya adalah melakukan pemangkasan tingkat suku bunga “pada suatu saat” di tahun ini.

Baca juga : Pejabat The Fed Perkirakan Suku Bunga Perlu Naik Lagi

Powell juga mengatakan The Fed siap apabila diharuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga lebih lama. Ini merupakan pertemuan ke empat kalinya berturut-turut The Fed tetap mempertahankan tingkat suku bunga, dan merupakan level tertinggi dalam kurun waktu 22 tahun terakhir.

The Fed juga menegaskan mereka akan mengurangi neraca keuangan sebanyak US$95 miliar per bulan. Powell mengatakan para pejabat The Fed berencana untuk memulai pembicaraan tersebut lebih mendalam pada bulan Maret.

Saat ini risiko dalam mencapai target lapangan pekerjaan dan inflasi telah bergerak menuju keseimbangan yang lebih baik. Dalam mempertimbangkan penyesuaian tingkat suku bunga, komite akan selalu hati-hati menilai setiap data yang masuk serta prospek yang berkembang, termasuk risiko.

Baca juga : Cemerlang, BRI Berhasil Cetak Laba Rp60,4 T Sepanjang 2023

The Fed juga menilai pertumbuhan ekonomi tumbuh lebih kuat dari yang diproyeksikan sebelumnya, dan telah berkembang dengan kecepatan yang solid.

Namun The Fed juga mengatakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi saat ini, kemungkinan akan membebani perekonomian.

The Fed belum memangkas tingkat suku bunga, sedangkan secara Fed Plot pada tahun 2023 kemarin, The Fed berpotensi untuk menurunkan tingkat suku bunga sebanyak 3x berdasarkan skenario terbaik.

Baca juga : The Fed Pertahankan Tingkat Suku Bunga, Kenaikan Diperkirakan November

"Pasar bisa menantikan pertemuan bulan Maret, yang akan menjadi momen penting, karena The Fed akan memperbaharui proyeksi Fed Plot tersebut. Sehingga menjadi tolok ukur selanjutnya pada tahun 2024," kata Nico. (Z-3)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat