Pengangguran AS Meningkat, The Fed Beri Ruang untuk Penurunan Suku Bunga
![Pengangguran AS Meningkat, The Fed Beri Ruang untuk Penurunan Suku Bunga](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/2d774d08a60ab33887881b8a1a9259f5.jpg)
PADA 2022, Bank Sentral AS The Fed menaikkan tingkat suku bunga untuk menghentikan spiral upah yang tentu tidak diharapkan untuk terjadi di tengah ketenagakerjaan yang cukup ketat kala itu.
"Namun saat ini angka pengangguran terus meningkat, oleh karena itu The Fed memberikan ruang yang lebih besar untuk menurunkan tingkat suku bunga untuk menjaga angka pengangguran, meski ada potensi angka pengangguran ini akan jauh lebih tinggi," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus, Selasa (26/3).
Gubernur Bank Sentral AS The Fed Jerome Powell mengatakan naiknya pengangguran akan menjadi pesan bagi The Fed untuk menurunkan tingkat suku bunga. Pelemahan yang tidak terduga dalam pasar tenaga kerja akan membuat The Fed merespon dengan kebijakan.
Baca juga : Federal Reserve Pertahankan Tingkat Suku Bunga Tinggi, Tetapkan Rencana Pemotongan Tiga Kali di 2024
Powell saat ini tidak melihat adanya celah di pasar tenaga kerja, meski ada kenaikan pengangguran di sejumlah negara bagian. Di mana jumlah pekerja paruh waktu mulai berkurang diikuti dengan pengurangan jam kerja.
Powell khawatir, apabila pengangguran mulai meningkat, maka untuk waktu yang singkat, para perusahaan akan mengumumkan pemutusan hubungan kerja yang akan mendorong gelombang pemutusan bergerak lebih cepat.
The Fed semakin yakin untuk memangkas tingkat suku bunga, karena seperti yang disampaikan oleh Powell, bahwa The Fed terfokus kepada 2 hal, yaitu inflasi dan ketenagakerjaan.
Baca juga : Penurunan Suku Bunga oleh The Fed masih belum Jelas
Saat ini AS inflasi mulai bergerak turun, sedangkan ketenagakerjaan juga bergerak melemah. Tentu kedua hal tersebut merupakan yang diinginkan The Fed sebelumnya.
The Fed harus memberikan dukungan yang lebih besar terhadap perekonomian khususnya di pasar keuangan. Para pembuat kebijakan juga memberikan proyeksi dimana angka pengangguran akan berkisar 4% pada kuartal IV-2024.
Saat ini 20 negara bagian telah mencatatkan kenaikan pengangguran yang cukup besar, termasuk New York, California, Arizona, dan Wisconsin.
Baca juga : Data Inflasi AS Dukung Pelonggaran Suku Bunga pada Juni 2024
Saat ini perhatian pelaku pasar dan investor akan tertuju kepada data pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023, baik GDP Annualized dan GDP Price Index, yang dilanjutkan dengan data penting terkait dengan ketenagakerjaan seperti Initial Jobless Claims dan Continuing Claims yang diproyeksikan naik.
Data penting ini akan bersanding dengan data penting mengenai inflasi, mulai dari Personal Consumption dan Personal Spending yang naik. Sementara Personal Income mengalami penurunan.
Terakhir, pasar juga dan The Fed juga menantikan terakhir tentu data harga belanja konsumen (PCE Deflator, YoY) yang diproyeksikan naik, meski PCE Core Deflator YoY diproyeksi tetap.
Baca juga : Mayoritas Pasar Ekuitas Menguat Fokus Pengumuman Inflasi AS
Selain itu, Wholesale Inventories bulanan (MoM) dan Retail Inventories diproyeksikan mengalami kenaikkan, sehingga menambah volatilitas di pasar pekan ini.
Dari Eropa, data Consumer dan Economic Confidence akan mencuri perhatian, di tengah situasi dan kondisi yang penuh dengan tensi geopolitik.
Pelaku pasar dan investor juga menantikan data Tiongkok. Di mana Industrial Profits diproyeksikan akan naik meski mungkin tidak banyak. Begitupun dengan data PMI Manufacturing Tiongkok yang mulai beranjak pulih.
Baca juga : The Fed Catat Sedikit Peningkatan Aktivitas Ekonomi sejak Januari
Terakhir, dari Jepang, setelah menaikkan tingkat suku bunga, data inflasi Tokyo CPI YoY dan Tokyo Core CPI YoY mencuri perhatian. Begitu pula dengan Jobless Rate dan Job to Applicant Ratio yang diproyeksikan akan sama.
Seiring dengan meningkatnya inflasi di Jepang dan kenaikkan upah di atas 5%, tentu saja data Retail Sales tahunan (YoY) diproyeksikan naik dari sebelumnya 2,1% menjadi 2,8% - 3%.
"Pekan ini akan menjadi pekan yang penuh dengan ketidakpastian, namun juga harapan," kata Nico. (Z-3)
Terkini Lainnya
Federal Reserve Pertahankan Tingkat Suku Bunga Tinggi, Tetapkan Rencana Pemotongan Tiga Kali di 2024
Penurunan Suku Bunga oleh The Fed masih belum Jelas
IHSG Rabu 6 Maret Dibuka di Zona Hijau
Pasar Saham Global Melemah dengan Berkurangnya Optimisme terhadap Pemotongan Suku Bunga Awal
Masih Butuh Data, The Fed Pudarkan Harapan Penurunan Suku Bunga di Maret
Tingkatkan Daya Adaptasi Pendidikan Nasional terhadap Perkembangan Tantangan Global
Tekan Angka Pengangguran, Kemnaker Gelar Sosialisasi Pemagangan Luar Negeri
Ayep Zaki Ingin Bebaskan Masyarakat Sukabumi dari Kemiskinan dan Pengangguran
Hampr 10 Juta Gen Z di Indonesia Menganggur, Ini Tips Mendapatkan Pekerjaan yang Bisa Dicoba Para Job Seeker
Pengangguran Gen Z Tinggi, Pemerintah Diminta Prioritaskan Sektor Padat Karya
Praktik TPPO Berkelanjutan Berpotensi Ganggu Kedaulatan Negara
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap