Fraksi Nasdem Panen Raya Padi Melimpah, Impor Beras Keputusan Salah Kaprah
![Fraksi Nasdem: Panen Raya Padi Melimpah, Impor Beras Keputusan Salah Kaprah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/9ad92da3668643b696dd751160a80447.jpg)
ANGGOTA Komisi IV DPR RI Yessy Melania meminta pemerintah untuk mempertimbangkan kembali kebijakan impor beras 2 juta ton yang akan dilakukan dalam waktu dekat. Yessy menilai, kebijakan tersebut tidak realistis mengingat data yang disampaikan oleh BPS menunjukkan ketersediaan beras nasional tahun ini dalam kondisi melimpah.
"Apalagi para petani di sejumlah sentra tengah mendekati puncak panen raya. Jadi menurut saya, kebijakan impor ini perlu dipertimbangkan kembali. Jangan sampai para petani merugi," ujar Yessy, Selasa (28/3).
Sebagaimana diketahui, kondisi beras pada 2022 mencapai 31,54 juta ton atau naik 0,29% jika dibandingkan pada 2021 yang hanya 31,36 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi mencapai 30,20 juta ton. Dengan demikian terdapat surplus sebesar 1,3 juta ton.
Baca Juga: Penen Raya Kok Impor, Pengamat Minta Bulog Evaluasi Keputusan Impor Beras 2 Juta Ton
"Nah itu kan artinya tugas Kementan perlu diapresiasi karena kalau bicara produksi sudah digenjot dan hasilnya surplus. Jadi kalau bicara stok adanya di Bulog dan kalau stoknya kosong berarti harus diserap. Begitu juga bapanas (badan pangan nasional) yang harus mengatur regulasi harga," jelasnya.
Yessy menambahkan, sejauh ini tugas Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah pimpinan Syahrul Yasin Limpo sudah bekerja secara maksimal. Termasuk dalam upayanya meningkatkan produktivitas.
Baca Juga: DPR: Bulog Lebih Sibuk Urusi Impor daripada Penyerapan Panen Raya
"Kalau bicara produktivitas saya kira sudah menunjukan peningkatan. Tidak ada masalah. Hanya memang penyerapannya saja yang perlu dioptimalkan," tutur politisi dari Fraksi Partai NasDem ini.
Sebelumnya Anggota Komisi IV lainya, Andi Akmal Pasluddin juga menyayangkan kebijakan pemerintah, dalam hal ini Badan Urusan Logistik (Bulog) yang sibuk mengurusi impor ketimbang menyergap hasil panen petani. Menurutnya, rencana impor beras sebanyak 2 juta ton adalah langkah mundur dan menyakiti hati petani.
"Sekarang kok Bulog lebih sibuk impor daripada pengadaan. Menurut saya kebijakan itu buruk sebab kasihan petani karena pasti akan mempengaruhi harga di tingkat bawah," jelasnya. (S-3)
Terkini Lainnya
Soal Demurage dan Dugaan Mark Up Impor Beras, SDR Laporkan Kepala Bapanas dan Dirut Bulog ke KPK
Produksi Beras belum Pulih Jelang Kemarau, Pengamat: Tidak Ada Jalan Lain Pemerintah Selain Impor Beras
Produk Sagu dan Singkong Bangka Diekspor ke Tiongkok dan Jepang
Stok Beras di Gudang Bulog Melimpah, Capai 1,4 Juta Ton
Pertanian Organik untuk Meningkatkan Produktivitas
1 Juta Ton Beras Impor Masuk Tahun Ini
NasDem Gelar Kampanye Akbar di Bandung, Apa Arti Hadirnya JK dalam Aksi Tersebut?
Ahmad Sahroni Kapten Timnas Pemenangan Anies-Cak Imin Pilihan NasDem
Upaya Moeldoko Rebut Demokrat tidak Berimbas ke Koalisi Perubahan
NasDem Dorong Inspektorat dan KPK Usut Harta Mencurigakan Pejabat Dishub DKI
Pakar: Peluang NasDem untuk Berkoalisi Terbuka Lebar
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap