Hilirisasi Potensi Lokal Pacu Pertumbuhan Ekonomi
![Hilirisasi Potensi Lokal Pacu Pertumbuhan Ekonomi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/64cafa83f4732c08788d1cb9638527cb.jpg)
HILIRISASI komoditas lokal di desa terbukti mampu memacu pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Seperti yang diterapkan di Papua melalui Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (Tekad).
Pelaksanaan Program Tekad ini dilakukan bersama bersama dengan Green Economy Growth (GEG) yang selalu terakselerasi dan berjalan seiringan.
Program ini bersama GEG mampu meningkatkan taraf perekonomian, kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat Papua. Selain itu, mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan merupakan salah satu prioritas Program Tekad.
Baca juga: Dukung Hilirisasi Industri, PLN Gandeng Lima Mitra Strategis Sediakan Listrik 4000 MW
Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Eko Sri Haryanto memaparkan hilirisasi komoditas lokal pada sesi sosialisasi praktik baik GED dalam rangkaian kegiatan Workshop Nasional Pengelolaan Program Tekad di Denpasar, Bali, Rabu (13/4).
“Di dalam pelaksanaan ini ada tujuan untuk kesejahteraan masyarakat di Papua mulai dari proses dari hulu ke hilir. Karena yang terjadi ketika masyarakat bisa memproduksi, belum tentu bisa menjual,” terang Eko Sri Hayanto, dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (16/4).
Baca juga: Kinerja Menteri Bahlil On The Track Jalankan Program Hilirisasi
Menurut Eko, hilirisasi komoditas potensi lokal akan mampu meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat, penyerapan tenaga kerja, yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Dengan adanya intervensi GEG, maka kegiatan yang dilakukan bebas dari emisi karbondioksida terhadap lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial.
Komoditas yang saat ini dikembangkan adalah kopi, kakao, rumput laut, sagu, ecowisata, produk olahan kelapa, pala dan produk olahan lainnya. Komoditas itulah yang menjadi potensi yang ada di Provinsi Papua.
Eko menjelaskan, setidaknya terdapat 4.500 lowongan kerja penuh di sektor agribusiness, agroforestry dan sektor pariwisata serta sektor lainnya yang terbuka di Papua.
Sebanyak 22.000 orang asli Papua yang pendapatannya tergantung dari hutan mulai mengalami peningkatan pendapatan melalui perluasan akses pasar, serta perluasan akses pembiayaan.
“Meningkatkan lowongan kerja dan memperbaiki sosial masyarakat ini adalah poin pentingnya,” ujarnya.
Sebelum intervensi GEG, sebagian besar petani belum memiliki alat pengupas kulit biji kopi.
Pengupasan biji kopi masih menggunakan cara tradisional dan biji kopi dijemur diatas karung. Selain itu juga belum ada off taker yang membeli dengan harga layak.
Namun setelah adanya intervensi GEG hingga tahun 2022, teknologi penunjang pengolahan kopi pun mulai tersedia, misalnya adanya unit mesin pulper, gergaji pangkas, gunting pangkas dan lainnya.
Lalu, sebanyak 167 petani mendapatkan pelatihan business plan, olahan dan mutu pasca panen, penggunaan mesin pengupas dan perawatan tanaman kopi.
Tak hanya itu, petani kopi binaan GEGG telah berhasil menjual 8,5 ton kopi green bean, dan terhubung dengan 17 cofee shop. Sehingga pertumbuhan ekonomi bebasiis pengolahan potensi lokal dapat dilakukan.
Workshop nasional Program Tekad ini bertujuan untuk menyamakan persepsi guna meningkatkan sinergitas untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang lebih baik.
Selain itu penegasan komitmen dan peran aktif baik dari pemerintah pusat maupun daerah dalam mendorong keberhasilan Program Tekad.
Workshop ini digelar Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bersama International Fund For Agricultural Development (IFAD). (RO/Z-10)
Terkini Lainnya
32 Kali Naik Jet Pribadi, Berapa Estimasi Biaya yang Dihabiskan Harvey Moeis dan Sandra Dewi?
Harga Komoditas di Pasar Tradisional Sidoarjo Naik Pasca Idul Adha
Harga Cabai Keriting di Bengkulu Tembus Rp100 Ribu per Kilo
Jaga Nilai Ekspor, Kementan Bangun Sistem Ketelusuran Komoditas Perkebunan dari Hulu Hingga Hilir
Nilai Tukar Petani Turun Jadi 116,71 pada Mei 2024
Lepas Ekspor Jagung Gorontalo ke Filipina, Mentan Harapkan Petani Sejahtera
Dorong Peran Badan Usaha Keuangan dan Perbankan dalam Ekosistem Keuangan Berkelanjutan
Ekonomi Indonesia dan Timor Leste Bisa Tumbuh Bersama
Banggar dan Pemerintah Sepakati Asumsi Makro untuk RAPBN dan RKP 2025
Shopee Ungkap Tren Produk Lokal Favorit Paling Banyak Dicari di Seluruh Indonesia
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
DBS Perkirakan Rupiah masih Melemah di Kuartal III Tahun Ini
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap