visitaaponce.com

Perputaran Uang selama Lebaran Diperkirakan Naik 15

Perputaran Uang selama Lebaran Diperkirakan Naik 15%
Pemudik menunjukkan uang kartal hasil penukaran di rest area tol(Antara/Aditya Pradana Putra)

KEPALA Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan, momen Hari Raya Idulfitri akan memberi dampak signifikan bagi perekonomian di daerah maupun skala nasional. Pasalnya, pada momen tersebut perputaran uang di masyarakat umumnya meningkat hingga 15%.

"Biasanya perputaran uang kartal ini meningkat tajam 10% hingga 15%. Ini potensi untuk momentum pertumbuhan ekonomi daerah selama Ramadan dan lebaran, dan akan terlihat nanti di triwulan II," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (17/4).

Peningkatan perputaran uang itu berpotensi terjadi lantaran masyarakat telah leluasa melakukan mobilitas. Data pemerintah memproyeksikan pemudik tahun ini akan mencapai 120 juta lebih, naik dari tahun sebelumnya yang berkisar 80 juta. Itu karena tingkat vaksinasi di Tanah Air dinilai cukup baik.

Baca juga : Dorong Penguatan Nilai-Nilai Persatuan di Masa Mudik Lebaran

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengungkapkan, dengan jumlah pemudik yang demikian besar maka dipastikan ekonomi daerah yang menjadi tujuan mudik akan bergairah dan mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Asumsi perputaran uang selama libur Idulfitri tahun ini diperkirakan mencapai Rp92,3 triliun tersebar di seluruh pelosok Tanah Air. 

Baca juga : Toyota Siapkan 308 Titik Layanan Servis Kendaraan Salama Mudik Lebaran

"Jumlah tersebut dihitung dari jumlah pemudik sebesar 123,8 juta orang atau setara dengan 30.752.000 keluarga. Jika setiap keluarga membawa uang rata rata Rp3 juta, maka perputaran uangnya diperkirakan mencapai Rp92,3 triliun," ujar Sarman melalui keterangannya.

Hitungan tersebut, lanjut dia, merupakan rata-rata paling minimal. Perputaran uang tersebut akan akan menyebar di sektor usaha transportasi darat seperti bus, rental, kereta api, mobil pribadi, motor; lalu di laut melalui kapal laut; dan udara melalui pesawat; lalu kuliner, hotel/penginapan, restoran, kafe, destinasi wisata, UKM makanan khas daerah dan penjual souvenir, warung dan toko di daerah dan berbagai produk unggulan daerah.

Perputaran uang tersebut di dominasi di Pulau Jawa yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten dan Jabodetabek sebesar 62,5% dengan jumlah pemudik sebanyak 77,3 juta orang atau setara 19.325.000 keluarga. Sisanya akan menyebar ke Sumatra, Kalimantan, Bali/NTB, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua.

"Dengan potensi perputaran yang cukup besar tersebut dipastikan ekonomi daerah akan produktif dan bergairah dan akan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga dan memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah sehingga target pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 sebesar 5% diharapkan dapat tercapai," jelas Sarman.

Pemerintah Daerah sendiri juga akan mendapatkan kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari pajak hotel, restoran, kafe, retribusi masuk destinasi wisata selama musim libur Idulfitri. 

Untuk itu, pemda diharapkan dapat membantu kelancaran arus mudik dan memastikan para pengusaha di daerah tujuan tidak menaikkan harga yang membuat para pemudik enggan membelanjakan uangnya.

"Pelaku usaha di daerah tujuan mudik harus dapat menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan sehingga para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan," pungkas Sarman. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat