visitaaponce.com

SKK Migas Realisasi Lifting Kuartal I masih di Bawah Target

SKK Migas: Realisasi Lifting Kuartal I masih di Bawah Target
SKK Migas menggelar konferensi pers realiasi lifting minyak dan gas kuartal I tahun 2023, Senin (17/4).(MGN/Muhammad Anugrah Ramadhan)

SATUAN Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan realisasi capaian produksi  minyak mentah siap jual atau lifting minyak belum mencapai target kuartal I tahun 2023. Dari target lifting sebesar 660 ribu barel per hari (BOPD), realisasinya hanya mencapai 92,8% dari target atau sebesar 612,7 ribu BOPD.

"Kalau dari sisi realisasi tentunya belum tercapai baru sekitar 92,8%. Akan tetapi jika dibandingkan dengan tahun lalu (realisasi) lebih baik karena di kuartal yang sama itu 611,7 ribu BOPD," kata Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf dalam jumpa pers di Kantor Pusat SKK Migas, Jakarta Selatan, Senin (17/4) sore.

Nanang mengatakan capaian yang belum menyentuh target ini merupakan hal yang wajar. Jika melihat tren produksi minyak, lifting baru terlihat menanjak ketika memasuki kuartal II dan III yaitu pada bulan Agustus dan September.

Selain itu, salur gas juga belum memenuhi target karena hanya mencapai 87,6% atau setara 5.399 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dari target realisasi sebesar 6.160 MMSCFD. Meski belum mencapai target, capaian tahun ini dinilai lebih baik dari tahun sebelumnya karena meningkat sekitar 1,5% dibandingkan capaian realisasi salur gas pada kuartal I di tahun 2022.

"Dari salur gas, realisasi itu adalah 5.399 MMSCFD dari target realisasi 6.160 MMSCFD dari sisi pencapaian 87,6% (dari target). Namun (capaiannya) 1,5% lebih baik dibanding capaian tahun lalu," tambah Nanang.

Baca juga: SKK Migas dan Imbang Tata Alam Hijaukan DAS Seluas 592 Ha di Meranti, Riau

Lebih jauh, Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo, mengatakan tingkat lifting migas dipengaruhi oleh faktor unplanned shutdown, yaitu penghentian sebagian atau seluruh fasilitas produksi dengan tak terencana karena kondisi operasi yang tidak normal. Unplanned Shutdown ini terjadi pada beberapa lapangan besar migas sejak awal tahun.

"Terlepas kita sudah bagus produksinya, sebenarnya unplanned shutdown kita itu masih besar. Karena melihat ada unplanned (shutdown) yang tinggi itu haris di respon." ucap Wahju Wibowo.

Dalam mengantisipasi hal ini, Wahju mengungkapkan pihaknya sudah melakukan audit maintenance sejak tahun lalu. Audit maintenance akan terus dilanjutkan di tahun 2023 dengan target kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang berbeda. Nantinya hasil audit ini akan menghasilkan tiga putusan yaitu, inspeksi, replacement, ataupun repair.

Selain itu, guna meningkatkan capaian lifting migas sampai akhir tahun, SKK Migas berencana untuk melakukan pengeboran pada 991 sumur pengeboran hingga akhir tahun. Meski begitu, target tersebut akan direvisi menjadi 911 sumur karena keterlambatan yang ada pada sejumlah penundaan pengeboran. Salah satu di antaranya terjadi di wilayah kerja Pertamina di Rokan. Adapun hingga akhir kuartal I, realisasi pengeboran berada di angka 167 sumur. (A-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat