visitaaponce.com

Manajemen Rantai Pasok Jadi Pilar Penting untuk Capai Target Lifting Migas

Manajemen Rantai Pasok Jadi Pilar Penting untuk Capai Target Lifting Migas
Wakil Kepala SKK Migas Shinta Damayanti(MI)

Manajemen rantai pasok (suply chain management/SCM) menjadi pilar penting dalam mendukung pencapaian target lifting minyak dan gas bumi (migas) Indonesia. Oleh karena itu, keterbukaan semua pihak dalam proses produksi menjadi sangat penting

“SCM menjadi ujung tombak dalam mendukung target produksi migas Tanah Air. Target produksi dan lifting merupakan tanggung jawab kita bersama, karena fungsi SCM diharapkan menjadi fungsi yang dapat memberikan peran strategis bagi industri hulu migas,” ujar Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Shinta Damayanti dalam Pre Indonesia Upstream Oil and Gas (IOG) SCM Summit di Surabaya, Senin (10/6).

Dalam pengelolaan pengadaan barang dan jasa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), SKK Migas mendorong keterlibatan yang lebih banyak dari industri dan tenaga kerja dalam negeri untuk menunjang kegiatan operasi hulu migas.

Baca juga : Mengejar Target Lifting Migas Nasional yang Susut

Hal itu dinlai dapat meningkatkan kemampuan dan kapasitas nasional dalam mendukung ketahanan suplai. Keterlibatan industri dan tenaga kerja dalam negeri juga dipandang memberikan efek berganda (muliplier effect) sehingga dapat menumbuhkan perekonomian nasional.

Selain itu, untuk mencapai tujuan yang telah dicanangkan dalam Long Term Program (LTP) SKK Migas, diperlukan sinergi antara SKK Migas, KKKS, dan pemangku kepentingan guna menunjang kegiatan usaha hulu migas yang efektif dan efisien, utamanya dalam kegiatan SCM.

Karenanya, dalam kesempatan itu, Shinta turut meresmikan Sistem Pemetaan Kolaboratif Tata Ruang Hulu Migas (Spektrum) IOG 4.0 dengan mengaktifkan Wilayah Kerja migas sebagai sumber data dan informasi geospasial yang dapat diakses melalui kolaborasi data connection antara SKK Migas dan KKKS.

Baca juga : Lapangan MAC Penghasil Gas di Selat Madura Siap Beroperasi

Implementasi SPEKTRUM dimulai dengan blueprint arsitektur dan Pedoman Tata Kerja (PTK) Spektrum IOG 4.0. Targetnya, 60% wilayah kerja hulu migas akan terkoneksi dengan sistem ini pada tahun 2025.

Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko mengatakan, SKK Migas berkomitmen terus mengoptimalkan fungsi SCM guna memperkuat industri hulu migas nasional. “SKK Migas secara berkesinambungan melakukan terobosan dan upaya-upaya perbaikan tata kelola birokrasi, yaitu melakukan revisi kelima PTK 007 buku kedua tentang Pengadaan Barang dan Jasa KKKS,” kata dia.

“Itu untuk menyesuaikan dengan kondisi pasar terkini dan perubahan ketentuan/peraturan perundangan yang berlaku, Serta sebagai penyederhanaan proses pengadaan. melalui langkah-langkah strategis berbasis lean SCM dan Digitalisasi seperti efisiensi proses tender, peningkatan TKDN, dan digitalisasi e-commerce dan e-catalog, fungsi SCM SKK Migas dapat semakin memperkuat pertumbuhan industri hulu migas,” lanjut Rudi.

Sementara itu Kepala Kelompok Kerja Strategi Rantai Suplai SKK Migas Bayu Murbandono mengatakan, SCM bisa membawa kegiatan operasional terlaksana dengan baik selama ada industri penunjang yang baik pula. Itu juga mesti diikuti dengan penerapan teknologi digital yang andal dan mumpuni.

“Jadi itu kenapa, bagaimana sinergi antara SKK Migas, K3S, dan penyedia jasa menjadi penting. Melalui platform digital. Kita bisa dengan cepat mengetahui kegaitan SKK Migas, dan K3S, buyer, procurement, bisa mengetahui dengan cepat di mana menemukan ketersdiaan peralatan yang diperlukan untuk kegiatan hulu migas. Ini kolaborasi yang kami harapkan,” tuturnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat