visitaaponce.com

Ekonomi Global Bergejolak, Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Tetap Terjaga

Ekonomi Global Bergejolak, Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Tetap Terjaga
Menteri Keuangan Sri Mulyani(AFP/Steefani Reynolds)

STABILITAS Sistem Keuangan Indonesia disebut masih tetap terjaga meski berada di tengah tantangan pasar keuangan global. Itu didukung oleh koordinasi yang dilakukan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan membaiknya berbagai indikator perekonomian dalam negeri.

"Stabilitas sistem keuangan untuk periode triwulan I 2023 terus terjaga di tengah tantangan pasar keuangan global," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers KSSK di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Senin (8/5).

Sri Mulyani yang juga merupakan Ketua KSSK menyatakan, koordinasi antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan LPS turut mendukung kinerja perekonomian dalam negeri. Karenanya, sinergi dan koordinasi itu bakal terus diperkuat untuk menjaga stabilitas sitem keuangan Indonesia.

Baca juga : Kumpulkan Investasi Rp235 Miliar, LandX Kini Menjadi ICX

Kinerja perekonomian Indonesia tercatat memiliki kinerja apik. Pasalnya, pada triwulan I 2023 realisasi pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,03% secara tahunan. Itu memperpanjang catatan pertumbuhan di atas 5% sejak triwulan IV 2021.

KSSK, kata Sri Mulyani, memproyeksikan penguatan perekonomian dalam negeri masih akan terus berlangsung. Faktor utama pendorongnya ialah peningkatan mobilitas masyarakat disertai dengan kinerja daya beli yang disebut cukup kuat.

Baca juga : Dikritik Anies, Anak Buah Luhut Sebut Insentif Mobil Listrik Dibutuhkan

"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 ini bias ke atas dalam kisaran 4,5% hingga 5,3%," tutur Sri Mulyani.

Kendati optimistis perekonomian dalam negeri akan berkinerja positif. KSSK, lanjut Sri Mulyani, juga akan terus mewaspadai potensi risiko yang ada di level global. Pasalnya, perekonomian dunia terus mengalami penyusutan proyeksi pertumbuhan. Saat ini pertumbuhannya diperkirakan hanya 2,6%.

Belum lagi situasi ekonomi politik di Amerika Serikat dan Eropa cukup menantang. Di pasar tenaga kerja, misalnya, terjadi penurunan penyerapan tenaga kerja. Di saat yang sama, penurunan inflasi juga berjalan secara lambat meski pengetatan suku bunga acuan diperkirakan telah mencapai puncaknya.

"Kami tetap berkomitmen terus memperkuat koordinasi dan tetap menjaga kewaspadaan terhadap perkembangan risiko global," pungkas Sri Mulyani. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat