visitaaponce.com

Digitalisasi Kunci untuk Memperluas Pasar Pelaku UMKM

Digitalisasi Kunci untuk Memperluas Pasar Pelaku UMKM
Kepala BRI Cabang Kramat Jati Asep Suhendra(MI/Andhika Prasetyo)

Digitalisasi adalah suatu keharusan bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang ingin terus mengalami pertumbuhan. Pemahaman tersebut yang ditanamkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) kepada seluruh mitra UMKM binaan mereka.

Kepala BRI Cabang Kramat Jati Asep Suhendra mengungkapkan para pelaku usaha tidak bisa lagi menolak untuk beradaptasi dengan perubahan yang semakin pesat. Mereka harus mengikuti perkembangan demi bisa bertahan dan mencapai kesuksesan.

Asep menjelaskan salah satu alasan utama mengapa pelaku UMKM harus masuk ke ranah digital adalah penguasaan pasar. Dengan memanfaatkan teknologi, aktivitas niaga tidak lagi dibatasi oleh ruang. Pelaku usaha yang berada di Jakarta bisa memperoleh pelanggan dari luar Jawa. Mereka bisa memasok barang ke berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Baca juga: Anggur Bawa Ibu-ibu Desa Munjul Jadi Mitra BRI

"Manfaat besarnya adalah memperluas pasar. Ketika pasar semakin luas, potensi penjualan juga semakin besar," ujar Asep di kantornya, Jakarta, Jumat (5/5) pekan lalu.

BRI sendiri memiliki platform jual beli daring bernama Pasar.id.  Para pelaku UMKM, terutama mitra binaan, kini bisa masuk ke paltform tersebut dan menjajakkan produk mereka secara gratis.

Baca juga: BRI Optimistis UMKM Bisa Tumbuh Pesat Pascapandemi

"Kalau di pasar offline, mereka hanya bisa jualan kalau ketemuan. Dengan Pasar.id, pembelian bisa dilakukan secara online. Mereka juga bisa makin dikenal di banyak tempat," tuturnya.

Selain memperluas pasar, digitalisasi juga menawarkan manfaat berupa kegiatan yang lebih mudah dan praktis. Sebagai contoh, dalam hal pembayaran.
Dengan menggunakan QRIS, pembeli tidak perlu lagi menggunakan uang secara fisik. Pedagang pun tidak perlu menyiapkan banyak uang kembalian.

"Selain itu, transaksi secara digital juga menghindari potensi kerugian seperti menerima uang palsu," sambung Asep.

Ia menambahkan, saat ini, para pelaku UMKM saat ini sudah cukup melek teknologi. Untuk hal-hal yang mendasar seperti pengoperasian aplikasi, mereka sudah bisa menjalankan dengan baik.

Kalaupun ada kesulitan, BRI memastikan akan memberikan bantuan kepada para pelaku usaha.

"Kami punya mantri yang bertugas membantu UMKM mitra. Jadi di setiap wilayah itu ada satu mantri yang ditugaskan dan cakupan wilayah tugasnya juga kecil. Dengan begitu, mantri bisa fokus membantu UMKM yang memang menjadi tanggung jawab mereka," jelasnya.

Muhammad Khoirul, seorang pedagang produk Siomay dan Cincau Khas Bandung yang bermitra dengan BRI mengakui digitalisasi memang banyak membantu meningkatkan penjualan, terutama ketika masa puncak penyebaran covid-19. Dengan memanfaatkan layanan pesan antar, ia tetap bisa menjual dagangannya meskipun saat itu kegiatan masyarakat sangat dibatasi pemerintah.

Berkat digitalisasi, bisnis yang digelutinya bisa terus berjalan dan bertahan hingga sekarang. Bahkan, produknya dianggap sebagai salah satu yang memiliki potensi untuk bertumbuh oleh BRI.

Khoirul mengaku, saat ini, dalam sehari, ia bisa menjual rata-rata 50 porsi siomay dengan harga per porsinya Rp15 ribu.
Artinya, ia bisa mengantongi rata-rata Rp750 ribu per hari.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat