BSI Dituntut Transparan ke Publik
WAKIL Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Sarmuji meminta PT Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk terbuka dan transparan mengenai kejadian yang meresahkan publik belakangan ini. Keterbukaan dan penjelasan yang menyeluruh diperlukan agar kepercayaan masyarakat tak luntur.
"Keterbukaan terhadap error pada sistem ATM dan BSI mobile sangat penting untuk memberi keyakinan kepada nasabah. Kami juga berharap apa yang terjadi tersebut menjadi pemantik untuk meningkatkan kapasitas teknologi BSI," ujarnya kepada Media Indonesia, Sabtu (13/5).
Sarmuji menilai, hambatan layanan yang terjadi di bank syariah itu mengkhawatirkan bagi perkembangan perbankan syariah di Tanah Air. Kejelasan dan keterbukaan diperlukan agar kasus yang menimpa BSI tak serta merta memberikan catatan buruk bagi perbankan syariah lainnya.
Baca juga : BSI Klaim Layanan Telah Pulih, Nasabah: Enggak Tuh
Para petinggi di BSI juga didorong untuk membenahi kapasitas teknologi perusahaan demi memberikan kenyamanan nasabahnya. Bila hambatan pelayanan terjadi karena adanya peretasan sistem, perusahaan diminta untuk segera melaporkannya ke pihak berwajib.
"Pihak BSI sebaiknya memang melaporkan ke pihak berwajib jika ada peretasan agar kejadian ini dapat diusut tuntas," kata Sarmuji.
Baca juga : Rafly Kande: Copot Direksi BSI, Kementerian BUMN Harus Reformasi Sistem Perbankan
Dia juga memastikan parlemen bakal segera menjadwalkan rapat dengan BSI untuk membahas persoalan tersebut saat masa sidang dimulai. "Begitu masa sidang mulai akan kita jadwalkan rapat dengan BSI mengenai masalah ini," tutur Sarmuji.
Diketahui layanan ATM dan BSI mobile sempat terganggu. Pihak BSI menyatakan, sistem saat ini sudah kembali berjalan normal. Namun ada sebagian nasabah yang mengaku sebaliknya.
Belakangan juga diketahui bahwa hambatan pada layanan BSI disebabkan karena adanya peretasan. Itu terungkap dari unggahan di media sosial yang mengungkapkan bahwa kelompok ransomware LockBit mengaku bertanggung jawab atas gangguan pada semua layanan di BSI.
Kelompok itu turut mengumumkan bahwa mereka telah mencuri 15 juta catatan pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 terabyte data internal. Mereka lebih lanjut mengancam akan merilis semua data tersebut di dark web jika negosiasi gagal. (Z-8)
Terkini Lainnya
BSI Gandeng Qasir.id untuk Dorong Digitalisasi 24 Ribu UMKM
BSI Perlu Perbaiki Reputasi Perusahaan
Muhammadiyah Tarik Seluruh Dana dari BSI, Ini Respons Erick Thohir
Pepesan Kosong Merger Bank Syariah Terbesar Dunia
Transaksi Riyal di BSI Naik 57,18% Pada Musim Haji 2024
Muhammadiyah Tarik Dana dari BSI, DPR Minta Erick Thohir Evaluasi Manajemen
Kronologi Serangan Ransomware ke PDNS, Mulai dari Tebusan USD8 Juta hingga Kunci Dekripsi Gratis
Jokowi Jawab Desakan agar Menkominfo Mundur
Brain Cipher Janji Bantu PDNS Buka Kunci Ransomware 3 Juni 2024, Siapakah Mereka?
DPR Dorong Aturan Turunan UU PDP Diselesaikan
Pemerintah Harus Terapkan Standar Dunia Pengamanan Data
Tinjau Sistem Pemantauan Siber BSSN, Menko Polhukam Soroti Peretasan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap