Dari Keripik Tempe, Mama Tina Kantongi Rp10 Juta per Hari
![Dari Keripik Tempe, Mama Tina Kantongi Rp10 Juta per Hari](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/05/fe5a11523f7d8bcc21f9fb9d5fc5264f.jpg)
Ketekunan dan kerja keras Martinah berbuah manis. Setelah puluhan tahun bergulat dengan tempe, ia kini bisa merasakan penghasilan yang fantastis, yakni lebih dari Rp10 juta per hari.
Perempuan yang akrab disapa Mama Tina itu memulai bisnis tempe bersama suaminya sejak 1980-an. Saat itu, ia hanya memproduksi tempe dan langsung menjualnya tanpa diolah terlebih dulu.
Baru pada 2011, ia mulai mengolah tempe menjadi keripik setelah diberikan ide oleh saudaranya saat berada di kampung halaman.
Baca juga: Mengeruk Untung sekaligus Menyelamatkan Depok Kota Belimbing
Pada masa-masa awal, ia hanya sanggup memproduksi 30 kilogram keripik sehari. Menurutnya, membuat produk tersebut cukup sulit karena membutuhkan kehati-hatian ekstra saat memotong. Terlebih, saat itu, ia dan suami beserta anak-anaknya memotong hanya dengan menggunakan pisau biasa.
Kini, setelah ditekuni selama bertahun-tahun, bisnisnya berkembang pesat. Mama Tina sudah memiliki 21 karyawan dan mampu menghasilkan 150 kilogram keripik tempe per hari. Ia juga menjadi salah satu pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Baca juga: Kerak Telor Bang Ishak Siap Raup Puluhan Juta di PRJ
Setiap kilogramnya ia banderol dengan harga Rp70 ribu untuk reseller dan Rp75 ribu untuk konsumen biasa. Artinya, dalam sehari Mama Tina bisa mengantongi setidaknya Rp10 juta.
“Kalau lagi santai paling 1,5 kwintal (150 kilogram) per hari. Kalau ramai bisa 2 kwintal (200 kilogram),” ujar Mama Tina saat ditemui di kediamannya di Keramat Pela, Jakarta Selatan, Kamis (25/5).
Keripik Tempe Mama Tina tidak hanya dipasarkan di dalam negeri. Produknya juga sudah merambah pasar ekspor seperti Singapura, Thailand, Uni Emirat Arab.
“Kami bisa ekspor karena bertemu pengusaha saat pameran di Smesco. Dari situ kami mulai diminta untuk mengirim ke luar negeri,” tuturnya.
Ia mengungkapkan dari total produksi harian, sebanyak 30% ditujukan untuk pasar mancanegara. Bahkan, kalau memang ada permintaan mendesak, jumlah yang diekspor dalam sehari bisa lebih besar lagi.
“Kalau mereka minta kapalnya penuh, ya kita kasih semua. Kalau tidak dikasih, nanti mereka kapok, berhenti langganan. Kalau sudah begitu ya untuk pasar lokalnya mengalah dulu. Kita penuhi permintaan global,” tandasnya. (Z-11)
Terkini Lainnya
Gelaran Euphoria Fest Perluas Akses Pasar UMKM
Libatkan UMKM, Penjualan Hampers Ramadan Rumah BUMN SIG di Rembang Melonjak
Membangun Masa Depan Grosir Digital
Ini Rahasia di Balik Kelezatan Risol Mentai yang sedang Viral
KoinWorks Jadi Mitra Perdana IDH.ID, Hadirkan Opsi Pembayaran Baru bagi Pengusaha Ritel
Integrasi Sistem Jakpreneur untuk Kembangkan UMKM di DKI Jakarta
Dirut BRI Sunarso Ogah Terbuai di Zona Nyaman
11 Penghargaaan Disabet BRI pada The Finance Asia Awards 2024
Samsung BRI Credit Card Resmi Meluncur
Kartu Kredit BRI Hadirkan Kejutan Baru, Ini Manfaat Si Digital Savvy
Belanja saat Weekend Pakai QRIS di BRImo, Ini 5 Tempat yang Patut Dikunjungi!
Ingin Punya Rumah Ramah Lingkungan? KPR BRI Green Financing Bisa Jadi Solusi
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap