visitaaponce.com

Indonesia Butuh lebih Banyak Industri Berbasis Inovasi

Indonesia Butuh lebih Banyak Industri Berbasis Inovasi
Industrialisasi iarahkan pada industri padat karya terampil serta industri padat teknologi dan inovasi, seperti industri kedirgantaraa.(Ist/Bappenas)

TRANSFORMASI industri menjadi salah satu poin penting dalam rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang baru diluncurkan, Kamis (15/6).

Selain hilirisasi industri, industrialisasi juga diarahkan pada industri padat karya terampil serta industri padat teknologi dan inovasi, seperti industri kedirgantaraan, industri pertahanan, dan industri bioteknologi yang menghasilkan paten Indonesia kelas dunia.

Dengan itu, peranan sektor industri terhadap PDB dapat mencapai 30%. Salah satunya, industrialisasi diarahkan untuk ketahanan pangan berkelanjutan.

Baca juga: Songsong Indonesia Emas, Pemerintah Luncurkan RPJPN 2025-2045

Pada acara peluncuran rancangan RPJPN 2025-2045, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mencontohkan apa yang dilakukan startup bioteknologi yang membanggakan Indonesia di kancah dunia. Ialah Pivot Bio, perusahaan yang bergerak di bidang pupuk organik melalui mikroba.

Menteri PPN/Kepala Bappenas sendiri telah melakukan kunjungan ke California, Amerika Serikat, tempat Pivot Bio berdiri, beberapa waktu lalu. Pivot Bio sendiri didirikan oleh orang Indonesia bernama Alvin Tamsir.

Baca juga: Target Pembangunan Tidak Tercapai, Pemerintah Godok RUU RPJP

“Pak Alvin ini talenta Indonesia yang hebat yang perusahaannya saya temukan di San Fransisco. Startup perusahaan-perusahaan yang bentuknya seperti yang beliau lakukan di Amerika itu mungkin akan lebih banyak kita dorong ke depan di Indonesia,” ujar Suharso usai acara peluncuran rancangan RPJPN 2025-2045, kemarin.

Startup Berbasis Produksi, Riset, dan Inovasi Dibutuhkan

Menurut Suharso, startup berbasis produksi, riset, dan inovasi sangat dibutuhkan sekarang ini. Saat ini, lanjutnya, Pivot Bio memang masih beroperasi di AS, namun diharapkan dapat segera membangun fasilitasnya di Indonesia.

“Ke depan beliau (Alvin) punya harapan untuk bisa membangunnya di Indonesia. Yang seperti dibuat oleh Alvin ini bisa juga dibuat oleh anak-anak Indonesia yang lainnya di sini,” harap Suharso.

Baca juga: DPR Dorong Bappenas Libatkan Pemuda dalam Perencanaan Pembangunan

Alvin Tamsir menjelaskan, Pivot Bio adalah sebuah perusahaan yang mengembangkan pupuk jagung melalui mikroba. Menurutnya, pupuk ini merupakan produk yang lebih bagus untuk lingkungan, untuk jagungnya sendiri, dan tumbuhan-tumbuhan lain, di samping lebih mudah dipakai dan lebih murah untuk petani.

“Tidak ada green house gass tidak ada pencemaran ke laut, sungai. Kebanyakan pupuk yang dipakai selama ini, mungkin lebih dari 50% gak terpakai sama jagungnya, sisanya masuk ke udara, kalau terkena hujan masuk ke ladang air, merusak lingkungan,” jelas Alvin.

“Karena kita pakai mikroba yang tinggal di akar-akar tumbuhan itu, jadi semua pupuk yang dibikin dari mikroba langsung diserap oleh jagungnya sendiri,” imbuhnya.

Ia menyebut inovasi itu telah dipakai pada jutaan hektare lahan di AS. “Untuk beberapa tahun ke depan, termasuk visit saya ke Indonesia ini, untuk meninjau bagaimana caranya supaya bisa dites untuk dilakukan di sini,” pungkasnya. (Ifa/S-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat