visitaaponce.com

Kompetisi Desain Atap OGRA 2023 Digelar Bagi 6 Negara

Kompetisi Desain Atap OGRA 2023 Digelar Bagi 6 Negara
PT Onduline Indonesia, kembali menggelar kompetisi desain konstruksi atap bangunan berkelanjutan, OGRA 2023(MI/Joan Imanuella)

PRODUSEN atap bitumen ramah lingkungan, PT Onduline Indonesia, kembali menggelar kompetisi desain konstruksi atap bangunan berkelanjutan yang disebut Onduline Green Roof Award (OGRA) 2023 Asia. Kompetisi OGRA tahun ini lebih menarik dan menantang karena selain peserta dari Indonesia, kompetisi ini juga terbuka bagi peserta dari lima negara Asia Tenggara. 

Kelima negara tersebut yakni India, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Thailand.

Direktur Onduline Asia Pasifik Olivier Guilly menyampaikan tema kompetisi kali ini adalah ‘Tropical Passive Roof Design for Low Energy Houses’. Penentuan tema kompetisi desain atap bangunan hijau merupakan respons Onduline terhadap penurunan kualitas lingkungan akibat konsumsi energi dan perubahan iklim yang semakin ekstrem. 

Baca juga: Jadi Partisipan IndoBuildTech 2023, Add Stone Perkenalkan Cat Replika Batu Alam

“Kompetisi ini telah dibuka sejak 14 April dan batas waktu pengumpulan karya lomba adalah 30 Agustus mendatang,” ungkap Olivier dalam pameran IndoBuildTech 2023 di ICE BSD, Kamis (6/7).

Ia mengaku tidak mengira bahwa kompetisi desain atap ini akan mendapatkan perhatian besar dan diikuti oleh banyak peserta baik dari Indonesia maupun negara lain. Hingga akhir Juni, sudah ada 300 peserta dari enam negara yang mendaftarkan karya desain atap rumah terbaik mereka.

Baca juga: Fortress Memperkenalkan 3 Versi Smart Lock dengan Teknologi AI

“Ini sangat menggembirakan karena secara tidak langsung mereka sangat peduli dengan lingkungan. Antusias peserta dari Indonesia meningkat, mereka melihat dari tema kali ini yang lebih erat dengan kondisi alam di negara-negara Asia, termasuk Indonesia," ungkap Olivier. 

Tidak hanya itu, peserta dari negara-negara lain juga sangat antusias, terutama India dan Filipina. 

“Mereka sangat bersemangat mengikuti OGRA 2023 Asia karena ini adalah kali pertama mereka mengikuti kompetisi yang diadakan oleh kami," tambahnya.

Direktur PT Onduline Indonesia Esther Pane, takjub dan bersyukur atas antusiasme peserta dari enam negara, terutama Indonesia, yang mengikuti kompetisi desain atap rumah OGRA 2023 Asia ini.

"Bagi yang belum mendaftar, masih ada kesempatan hingga akhir Agustus 2023. Masih ada dua bulan lagi. Kami menantikan karya-karya kreatif dari para profesional di bidang desain dan arsitektur,” kata Esther.

Menurut Esther, kompetisi OGRA merupakan titik penting bagi Onduline Indonesia dalam membangun wadah komunikasi bagi para arsitek dan profesional. Agar mereka bisa berkreasi dan menghasilkan ide-ide brilian demi keberlanjutan lingkungan yang lebih hijau. 

"Kompetisi OGRA ini sejalan dengan visi Onduline Indonesia sebagai produsen lembaran atap bitumen terbuat dari bahan resin, mineral dan serat selulosa yang aman dan ramah lingkungan, dimana tujuan akhirnya yaitu membangun Indonesia lebih hijau,” jelasnya.

Esther menyampaikan bahwa OGRA merupakan momen yang tepat untuk menghargai kalangan arsitek dan profesional. Untuk menyosialisasikan bangunan dan desain rumah yang ramah lingkungan. 

“Kami akan terus konsisten mengkomunikasikan solusi Onduline sebagai solusi atap hijau dengan Green Label Indonesia,” tegasnya.

Ketua Green Building Council Iwan PrijantoIndonesia menyatakan, selama satu dekade terakhir, isu perubahan iklim semakin menjadi perbincangan di berbagai kalangan. Perubahan cuaca ekstrem seperti badai, banjir bandang, kekeringan, dan kebakaran hutan merupakan respons alam terhadap peningkatan suhu global.

“Ke depan, target penurunan emisi global akan semakin ketat. Untuk mengurangi emisi lebih ambisius, penggunaan atap bangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan menjadi satu dari sekian elemen yang dapat berkontribusi besar terhadap penurunan emisi karbon di sektor properti,” jelasnya.

Sementara itu, Principal Architect Archimetric Ivan Priatman menyatakan, penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan dapat mengurangi biaya operasional bangunan hingga 20-30% dibandingkan dengan bangunan konvensional. 

Dengan adanya dukungan pemerintah untuk mencapai nol emisi (Net Zero Emission/NZE) pada 2060, tren instalasi atap ramah lingkungan yang mengurangi penggunaan energi akan meningkat di masa depan. 

“Untuk hunian pribadi maupun komersial, mendisain atap dengan melihat kondisi sekitar akan sangat memengaruhi biaya yang dikeluarkan,” ujar Ivan.

Onduline telah menyiapkan total hadiah uang tunai sebesar US$9.200 atau sekitar Rp145 juta dan piala eksklusif untuk semua pemenang. Pemenang pertama akan menerima US$3.300 atau sekitar Rp52 juta, pemenang kedua mendapatkan US$2.300 atau sekitar Rp36 juta, pemenang ketiga mendapatkan US$1.600 atau sekitar Rp25 juta. 

Sementara pemenang keempat dan kelima masing-masing mendapatkan USD 1.000 atau sekitar Rp15 juta. Pemenang pertama dan kedua juga akan diundang sebagai pembicara utama dalam sejumlah acara yang diselenggarakan oleh Onduline.

Timeline Kompetisi

Adapun, kompetisi ini dibuka sejak 14 April dan batas waktu pengumpulan karya lomba adalah 30 Agustus mendatang.

Tahap penjurian akan dilakukan sepanjang bulan September 2023, dan pengumuman pemenang dijadwalkan pada Oktober 2023. Peserta harus mengisi formulir pendaftaran melalui situs web www.ogra-contest.com sebelum berkompetisi.

Arsitek dengan pengalaman minimal 1 tahun di bidang arsitektur, desain interior, konstruksi, pengembang, dan konsultan perencana diharuskan membuat desain atap untuk rumah tinggal yang dikelola dengan strategi berkelanjutan. Fokusnya adalah bagaimana desain tersebut memperhatikan lingkungan baik dalam struktur bangunan maupun bahan bangunan.

Beberapa kriteria penilaian karya desain meliputi strategi pengolahan air hujan, tata guna lahan berdasarkan lingkungan sekitar bangunan, kualitas udara dalam ruangan, bahan bangunan yang digunakan, dan penggunaan energi di dalam rumah.

Kompetisi ini telah diselenggarakan sejak 2013 silam. Acara dua tahunan ini telah diadakan enam kali selama 10 tahun terakhir.

Selama periode tersebut, lebih dari 500 karya telah masuk dan menampilkan beberapa juri terkenal dari seluruh Indonesia.

Pada OGRA 2023 Asia, Direktur Onduline Asia Pasifik Olivier Guilly dan beberapa ahli arsitektur terkemuka hadir sebagai juri untuk memilih proyek terbaik dan paling menonjol. 

Di antaranya, Ketua Green Building Council Indonesia Iwan Prijanto; Arsitek Utama Archimetric Ivan Priatman; arsitek ternama, perencana kota, dan ahli lingkungan dari Filipina Felino 'Jun' Palafox Jr., yang juga diakui sebagai salah satu dari 48 pahlawan filantropi dunia oleh Majalah Forbes. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat