visitaaponce.com

Pertamina Segera Teken Kesepakatan 35 Saham Blok Masela dari Shell

Pertamina Segera Teken Kesepakatan 35% Saham Blok Masela dari Shell
Ilustrasi Blok Masela(Dok. MI)

PT Pertamina (Persero) dalam waktu dekat akan menyepakati perjanjian jual beli 35% saham proyek kilang gas alam cair (LNG) Abadi Blok Masela, Maluku, dari tangan perusahaan minyak dan gas (migas) yang berbasis di Amerika Serikat, Shell Upstream Overseas Ltd.

Konsorsium Pertamina akan mengakuisisi hak partisipasi atau participating interest (PI) 35% saham Blok Masela, setelah Shell dikabarkan setuju melepas harga jual saham di bawah US$1 miliar atau tidak mencapai Rp15 triliun (kurs Rp15.161).

"Tidak lama lagi kita akan umumkan kesepakatan ini. Lagi dicarikan tanggal yang tepat untuk penandatanganan kesepakatan tersebut," ungkap Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (9/7).

Baca juga : ESDM: Juni, Pertamina Bakal Rampungkan Akuisisi Blok Masela

Ia menjelaskan pengumuman kesepakatan alihkelola Blok Masela akan dilakukan di Jakarta dengan dihadiri langsung perwakilan Shell dan Inpex Masela Ltd sebagai pemegang hak partisipasi terbesar dengan 65%.

Sebelumnya dikabarkan Shell mengajukan tawaran sebesar US$1,2-1,4 miliar untuk melepas saham 35% di Blok Masela. Pemerintah Indonesia pun keberatan dengan penawaran tersebut sehingga negosiasi antara Pertamina dan Shell sempat berjalan alot.

Baca juga : Lapangan MAC Penghasil Gas di Selat Madura Siap Beroperasi

Saat dikonfirmasi soal kepastian besaran kesepakatan pelepasan harga saham Shell, Fadjar enggan berkomentar lebih dalam. "Nanti pas sudah resmi penandatanganan agreement itu bisa dilihat jumlahnya," ucapnya.

Di kesempatan terpisah, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memastikan harga untuk ambil alih hak partisipasi 35% Blok Masela di bawah penawaran Shell.

"Iya di bawah (US$1 miliar), sudah tidak ada dispute, sudah deal (harganya)," ungkapnya di Jakarta, Jumat (7/7).

Dwi menjelaskan saat proses negosiasi, pemerintah mendorong Shell agar tidak berlarut-larut membiarkan proyek LNG senilai US$19,8 miliar atau setara Rp300 triliun itu mangkrak, setelah di 2020 Shell cabut dari pengembangan proyek LNG tersebut.

Pengembangan Blok Masela yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang secara geografis berbatasan dengan Timor Leste dan Australia dianggap penting untuk segera dieksekusi sebagai upaya menjaga ketahanan energi nasional. 

Blok tersebut ditargetkan menghasilkan gas sebesar 1.600 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (million ton per annum/mtpa) dan gas pipa 150 mmscfd.

"Kita ingatkan Anda (Shell) kan punya bisnis di sana sini juga. Negara pun berkepentingan menjaga keamanan energi melalui proyek itu. Kita harapkan Shell bisa mempercepat proyek ini dengan segera deal," pungkasnya.

Pertamina akan menggarap proyek Blok Masela dengan perusahaan migas asal Malaysia, Petroliam Nasional Berhad (Petronas). Dwi menerangkan pembagian proporsi 35% saham Blok Masela ialah 20% akan dimiliki Pertamina dan sisanya 15% dikelola Petronas. 

Pertamina disebut tengah menyusun perjanjian jual beli saham atau sales and purchase agreement (SPA) tersebut.

"Ini tergantung Pertamina dan Petronas. Kalau di awal itu 20% Pertamina, 15% Petronas. Sekarang masih disusun SPA," ucapnya.

Saat dimintai konfirmasi, Corporate Communications Shell Indonesia Edit Wahyuningtyas tidak memberikan keterangan detail soal pengumuman kesepakatan pelepasan saham Blok Masela ke Pertamina.

"Mohon maaf kami tidak dapat memberikan komentar mengenai aktivitas portfolio yang sedang berjalan," singkatnya. (Z-5) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat