Perlu Sinergi Bangun Iklim Investasi Hulu Migas yang Menarik
![Perlu Sinergi Bangun Iklim Investasi Hulu Migas yang Menarik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/01/658b05b1fd03715ff92fdf2f410baad7.jpg)
FOUNDER Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menilai perlu ada sinergi yang baik antar kementerian/lembaga dan stakeholder untuk menciptakan iklim investasi di sektor hulu minyak dan gas (migas) Indonesia menarik di mata investor.
Menurutnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tidak bisa bekerja sendiri untuk meningkatkan daya saing investasi hulu migas di Tanah Air.
"Misalnya, soal membuat kontrak bagi hasil migas yang lebih menarik, itu bukan dari SKK Migas, tapi ada peran Kementerian ESDM. Sinergi yang baik dibutuhkan supaya iklim investasi hulu migas Indonesia menarik," ungkap Agung saat dihubungi Media Indonesia, Rabu (31/1).
Baca juga : Dorong Investasi, SKK Migas Kumpulkan Pemangku Kepentingan Hulu Migas di ICIOG 2023
Ia menuturkan masalah proyek hulu migas terjadi pada proyek gas alam cair (LNG) Abadi Blok Masela, Maluku. Adanya perubahan skema pengembangan Blok Masela dari offshore (di laut lepas) menjadi onshore (di daratan) akibat instruksi Presiden Joko Widodo, menghambat pergerakan proyek tersebut selama beberapa tahun.
"Dengan perubahan dari offshore ke onshore, mengubah komposisi investasi dan investor akhirnya cabut. Jadi, persoalan di hulu migas banyak di luar jangkauan SKK Migas," terang pengamat energi itu.
Agung menegaskan untuk meningkatkan iklim investasi hulu migas perlu dihilangkan izin usaha yang berbelit-belit dan adanya kepastian hukum yakni terkait revisi Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas).
Baca juga : SKK Migas: Total Investasi PSN Hulu Migas Capai Rp702 T
"Perizinan usaha harus sederhana dan secara keekonomian harus menguntungkan. Supaya investasi lebih kompetitif agar pemain besar masuk ke sini," ucapnya.
Dihubungi terpisah, pengamat ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai SKK Migas bisa fokus terhadap pelaksanaan proyek-proyek gas di Tanah Air. Pemanfaatan gas dianggap sebagai jembatan menuju energi bersih di Indonesia.
"Karena investasi minyak selama beberapa tahun terakhir sudah menurun. Potensi gas kita kan masih besar, berbeda dengan potensi cadangan minyak kita yang terus menurun," terangnya.
Baca juga : SKK Migas Jaring Pembeli LNG Masela, Potensi Gas Melimpah
Fahmy menyebut potensi gas besar itu dapat ditemukan di Blok Masela. Tercatat kapasitas produksi kilang LNG di Lapangan Abadi Masela mencapai 9,5 juta ton per tahun/million ton per annual (mtpa) dan 150 juta kaki kubik (mmscfd) dalam bentuk gas pipa, serta produksi kumulatif kondensat sebesar 255,28 juta barel (million stock tank barrels/MMSTB).
"Potensi gas yang sebesar itu jangan sampai diabaikan oleh SKK Migas untuk ketahanan energi kita," pungkas Fahmy.
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengaku pihaknya tengah menjaring calon pembeli LNG dari Blok Masela.
Baca juga : Indonesia Berpotensi Kembali Jadi Leader di Pasar LNG Dunia
"Kita dorong ini pembelinya karena ke depan gas memiliki potensi yang cemerlang, termasuk di Blok Masela. Urusan partner (Inpex, Pertamina dan Petronas) kan sudah selesai," ujar Dwi saat audiensi dengan tim Media Indonesia pada Selasa (12/12).
SKK Migas mengeklaim banyak pembeli mengantre mendapatkan gas LNG dari Blok Masela. Calon pembeli itu dari perusahaan dalam negeri maupun luar negeri. SKK Migas masih tengah membahas atas penjualan dan pembelian gas LNG, termasuk soal kesepakatan harga. Blok Masela ditargetkan siap operasi pada akhir 2029, sehingga bisa mulai produksi pada 2030.
Dwi menuturkan proyek pengembangan Blok Masela telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Menteri ESDM Arifin Tasrif telah menyetujui revisi 2 rencana pengembangan lapangan yang pertama (POD I) Blok Masela pada 28 November 2023. Termasuk dalam revisi 2 POD I ini adalah kegiatan penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS) ke dalam ruang lingkup proyek itu. (Z-5)
Baca juga : SKK Migas Mendorong Percepatan Penerbitan Aturan Skema Kontrak Bagi Hasil
Terkini Lainnya
Pupuk Kujang akan Bangun Pabrik Baru
SKK Migas Dorong Peningkatan TKDN di Hulu Migas
Peserta Pre Event IOG SCM Lampaui Target
SKK Migas Luncurkan Teknologi Spektrum sebagai Sumber Data
Manajemen Rantai Pasok Jadi Pilar Penting untuk Capai Target Lifting Migas
Mengejar Target Lifting Migas Nasional yang Susut
Kunker di 2 Perusahaan, Pj Gubernur Jateng Cek Kondisi Ketenagakerjaan dan Perkembangan Usaha
BKPM: Indonesia Negara Pertama Bangun Ekosistem Baterai Mobil Terintegrasi
PTPP Penuhi Kewajiban Obligasi dan Sukuk Mudharabah Tepat Waktu
Presiden Minta Peningkatan Investasi di Sektor Kesehatan Dipercepat
Pemerintah dan Industri Farmasi perlu Sepakat Turunkan Harga Obat di Pasaran
Bangun Pabrik Ketiga, Frisian Flag Investasi Rp3,8 Triliun
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap