visitaaponce.com

SKK Migas Total Investasi PSN Hulu Migas Capai Rp702 T

SKK Migas: Total Investasi PSN Hulu Migas Capai Rp702 T
Suasana kilang gas Tangguh Train 3 di Lapangan Gas Tangguh, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.(Antara/Galih Pradipta)

KEPALA Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengungkapkan total investasi sejumlah proyek strategis nasional (PSN) hulu minyak dan gas (migas) sebesar US$45,09 miliar atau setara Rp702 triliun (kurs Rp15.572).

Proyek-proyek PSN akan memproduksi kapasitas 65.000 barel minyak per hari (bopd) dan gas sebesar 4.256 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd).

"Proyek-proyek PSN ini sampai 2030 (diselesaikan). Total investasi mencapai US$45,09 miliar," ungkap Dwi dalam konferensi pers kinerja tahun 2023 di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (12/1).

PSN pertama ialah pertama kilang gas alam cair (liquefied natural gas/ LNG) Tangguh Train 3 di Teluk Bintuni, Papua Barat, yang dioperasikan perusahaan migas asal Inggris, British Petroleum (BP) Berau Ltd. Proyek ini telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada November 2023 dan telah beroperasi (onstream). BP tangguh juga memiliki proyek UCC atau Lapangan Ubadari, Carbon Capture Storage (CCS) dengan estimasi produksi 476 mmscfd.

Baca juga: Produksi Gas HCML Melonjak Capai 250 MMSCFD

"Di proyek UCC ada potensi penyimpanan kapasitas 1,8 gigaton CO2 dan hanya 3% dipakai untuk kebutuhan wilayah kerja upstream (BP Tangguh) dan sisanya bisa dimanfaatkan untuk bisnis ke depan," jelas Dwi.

Adapun investasi Proyek UCC sebesar US$3,84 miliar. Ditargetkan penyelesaian keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) proyek tersebut di kuartal II 2024.

PSN hulu migas lainnya yang disinggung Kepala SKK Migas ialah Lapangan Gas Asap Merah Kido ini terletak di Wilayah Kerja Kasuri, Papua Barat, yang dikelola oleh Genting Oil Kasuari Pte Limited. Proyek ini memiliki sumber daya gas sebesar 330 mmscfd dan akan onstream di kuartal IV 2025.

"Investasi proyek ini sebesar US$3,4 miliar," terangnya.

Berikutnya, proyek blok minyak dan gas (migas) Lapangan Abadi Wilayah Kerja (WK) Masela, Tanimbar, Maluku, merupakan PSN hulu migas yang membutuhkan investasi US$19,8 miliar.

Baca juga: Kawasan Indonesia Timur jadi Tumpuan Produksi Migas Indonesia

Kapasitas produksi kilang LNG di Blok Masela sebesar 9,5 juta ton per tahun/million ton per annual (mtpa) dan 150 mmscfd dalam bentuk gas pipa, serta produksi kumulatif kondensat sebesar 255,28 juta barel (million stock tank barrels/MMSTB).

Proyek itu sempat terhambat karena perusahaan migas asal Belanda, Shell hengkang dari proyek Masela di 2020. Saat ini pemegang hak partisipasi (participating Interest/ PI) terbesar masih dipegang operator Blok Masela yakni perusahaan minyak asal Jepang, Inpex Masela Ltd dengan kepemilikan 65% saham. Posisi Shell pun digantikan PT Pertamina Hulu Energi Masela dengan kepemilikan saham 20% dan perusahaan migas asal Malaysia, Petronas Masela Sdn. Bhd dengan 15%.

"Karena namanya abadi, makanya proyeknya abadi, tidak selesai-selesai," kelakar Dwi.

"Tapi, alhamdulillah akhir tahun lalu sudah kick off dan revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) revisi 2 sudah disetujui," tambahnya.

Dwi kemudian menuturkan proyek hulu migas yang diusulkan menjadi PSN ialah proyek gas Geng North yang berada di perairan dalam lepas pantai Cekungan Kutai, sekitar 60 kilometer dari timur pantai Kalimantan. Proyek ini merupakan bagian dari pengembangan lapangan migas laut dalam Indonesia, atau Indonesia Deep Water Development (IDD). Proyek Geng North dikelola Eni Indonesia dan ditargetkan berproduksi di 2028.

"Potensi cadangan gas sebesar 2,67 triliun kaki kubik (TCF) dan 66 juta barel minyak. Serta, gas inplace akan menghasilkan 5,8 TCF," pungkas Dwi.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat