2 Investor Eropa, BASF dan Eramet Hengkang dari Proyek Nikel di Maluku
![2 Investor Eropa, BASF dan Eramet Hengkang dari Proyek Nikel di Maluku](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/07f1a5bd4e383f6547df938a0d45c036.jpg)
KEMENTERIAN Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengonfirmasi perusahan kimia terbesar asal Jerman, Badische Anilin und Soda Fabric (BASF) dan perusahaan pertambangan dan metalurgi asal Prancis, Eramet hengkang dari proyek Sonic Bay di Maluku Utara. Proyek ini berupa pembangunan pabrik pemurnian (smelter) nikel dengan teknologi high pressure acid leach (HPAL) yang menghasilkan mixed hydroxide precipitates (MHP).
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan menyampaikan keputusan pembatalan investasi tersebut diperoleh setelah melakukan berbagai evaluasi.
”Kami dari awal terus mengawal rencana investasi ini. Namun pada perjalanannya, perusahaan beralih fokus, sehingga akhirnya mengeluarkan keputusan membatalkan investasi proyek Sonic Bay ini,” ujar Nurul dalam keterangan resmi, Kamis (27/6).
Baca juga : Ada BYD, Luhut tak Ambil Pusing Investasi Tesla Mandek
BASF dan Eramet dikatakan sebelumnya memiliki legalitas usaha atas nama PT Eramet Halmahera Nikel (PT EHN) untuk mengembangkan proyek Sonic Bay senilai US$2,6 miliar atau sekitar Rp42,6 triliun (kurs Rp16.420) di Kawasan Industri Teluk Weda, Maluku Utara.
Nurul menjelaskan berdasarkan rilis perusahaan, keputusan BASF dan Eramet untuk tidak meneruskan rencana investasi didasarkan pada pertimbangan akan perubahan kondisi pasar nikel yang signifikan, khususnya untuk menjadi suplai bahan baku baterai kendaraan listrik. Sehingga, katanya, BASF memutuskan bahwa tidak ada lagi kebutuhan untuk melakukan investasi suplai material baterai kendaraan listrik.
Kendati demikian, Nurul menegaskan minat investor asing di sektor hilirisasi diklaim tetap tinggi dan bahkan beberapa proyek investasi di sektor tersebut telah mencapai tahap realisasi investasi. Sebagai contoh, proyek smelter tembaga terbesar di dunia milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur resmi beroperasi mulai 27 Juni 2024.
”Kami melihat hilirisasi untuk ekosistem baterai kendaraan listrik masih sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia," pungkasnya.
(Z-9)
Terkini Lainnya
2 Investor Eropa Mundur dari Proyek Nikel, ESDM: Kita Cari Mitra Lain
Pluang Bantu Investor Muda Kenali Pasar Saham dengan Baik
Bappebti: Perlu Pemahaman Komprehensif untuk Transaksi Aset Kripto
Provinsi Kaltim Gandeng Investor Tiongkok
Bitcoin Lesu Didorong Perubahan Outlook Suku Bunga AS
Dua Investor Proyek Nikel Cabut, Indef: Hilirisasi Tambang RI Dipaksakan
Freeport Kirim Perdana Konsentrat Tembaga ke Smelter Gresik
ESDM Pastikan Izin Freeport Diperpanjang Sampai Cadangan Habis
Indonesia Miner: Perpanjangan Ekspor, Pemerintah Dukung Industri Tambang
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap