visitaaponce.com

Pertamina Kaji Pertashop Jual Pertalite

Pertamina Kaji Pertashop Jual Pertalite
Nozzle BBM(AFP/JULIEN DE ROSA )

DIREKTUR Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengaku tengah mempertimbangkan rencana Pertamina Shop (Pertashop) sebagai outlet penjualan bahan bakar minyak (BBM) pertamax series dapat menjual produk BBM jenis pertalite.

Hal ini sebagai respons dari pelaku usaha Pertashop di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta yang mengeluh karena ada disparitas harga antara pertamax dan pertalite, sehingga merugi menjual BBM nonsubsidi itu. Mereka ingin agar Pertashop menjual pertalite.

"Pada prinsipnya kita ingin memberikan keuntungan buat teman-teman di komunitas Pertashop. Menjual pertalite itu akan dikaji dan kita lihat kira-kira yang paling baik dan bermanfaat menjual pertalite itu seperti apa," ujar Riva di Jakarta, Rabu (12/7).

Baca juga : Terus Membengkak, Alokasi Anggaran Subsidi Energi Tembus Rp186,9 T

Menurutnya butuh kajian matang untuk mengalihkan penjualan BBM nonsubsidi ke subsidi di Pertashop. Selama ini alasan Pertamina menjual pertamax cs di Pertashop untuk mendorong msyarakat mengkonsumsi BBM kualitas. Pasalnya nilai oktan (RON) pertamax cs capai dari 92-98, lebih tinggi dibanding pertalite dengan RON 90.

"Kami tidak bisa untuk menempatkan produk subsidi secara langsung (di Pertashop), ini butuh kajian. Mungkin ada pendekatan lain yang intinya untuk meningkatkan aksesbilitas masyarakat yang menggunakan pertalite," jelas Riva.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif juga merespons keluhan dari penjual Pertashop daerah. Menurutnya, penjualan pertamax cs akan kalah pamor jika Pertashop juga menjual pertalite.

Baca juga : Awali Tahun 2024, Pertamina Patra Niaga Sesuaikan Harga Pertamax Series dan Dex Series

"Pertashop memang menyalurkan namanya pertamax. Nanti kalau Pertamina jual Pertalite (di Pertashop), pertamax akan tidak laku," ucapnya.

Arifin pun menyerahkan ke Pertamina untuk mencari solusi agar penjualan pertamax cs tidak melempem di Pertashop karena ada disparitas harga antara pertamax dan pertalite.

"Nanti tanyakan ke Pertamina untuk bangkitkan lagi penyaluran pertamax," ujarnya.

Baca juga : ESDM Minta Pertamina Jaga Kuota Solar Supaya Tak Langka

Saat audiensi dengan Komisi VII DPR RI, Sekretaris Pengusaha Pertashop Jateng-DIY Gunadi Broto Sudarmo menyampaikan dengan adanya disparitas harga antara pertamax dan pertalie, ada penurunan omzet secara drastis hingga 90%.

Ia menjelaskan pada April 2022 harga pertamax sebesar Rp12.500 per liter, sementara harga pertalite dipatok Rp6.750 per liter. Dengan disparitas senilai Rp5.750 per liter, banyak masyarakat yang beralih beli pertalite.

Lalu, Gunadi menerangkan pada Mei 2022, saat pertamax dijual seharga Rp12.500 per liter, omzet yang didapat mencapai Rp24.000 per liter. Namun, makin lama omzet yang didapat menurun dengan adanya fluktuasi harga pertamax. Sementara, di pertamini atau pengecer pertalite, dijelaskan Gunadi, dapat margin lebih besar dikisaran Rp2.000-2.500 per liter. Berbeda dengan Pertashop yang dikatakan menerima margin hanya Rp850 per liter.

Baca juga : 3 Bacapres Tawarkan Solusi Permasalahan BBM

"Setelah ada disparitas harga pertamax dan pertalite, mulai April 2022, omzet kami turun drastis. Sampai sekarang dengan harga pertamax Rp12.500, omzet Pertashop belum bisa kembali di saat harga pertamax Rp9.000," ungkapnya.

Gunadi mencatat dari 448 Pertashop, 201 di antaranya merugi. Mereka yang merugi, asetnya terancam disita karena tidak mampu membayar angsuran.

"Omzet penjualan kami merosot hingga 90%. Usaha Pertashop tidak memperoleh keuntungan, justru merugi," tutupnya. (Ins)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat