Sentimen Bisnis Jerman Turun Lebih Jauh pada Juli
![Sentimen Bisnis Jerman Turun Lebih Jauh pada Juli](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/a11425b2143ef1a5affd1e01f5fd56af.jpg)
SENTIMEN bisnis Jerman turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Juli. Ini karena pesimisme tentang keadaan ekonomi terbesar Eropa semakin dalam.
Menurut Ifo Institute yang dipercaya dan diawasi ketat, Selasa (25/7), berdasarkan survei terhadap 9.000 perusahaan, sentimen bisnis turun menjadi 87,3 poin dari 88,6 poin pada Juni. Analis yang disurvei oleh perusahaan data keuangan FactSet memperkirakan 88,0 poin.
Skor yang lemah tersebut menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran atas prospek ekonomi Jerman yang tergelincir dalam resesi sekitar pergantian tahun. "Sentimen di antara perusahaan Jerman semakin memburuk," kata Presiden Ifo, Clemens Fuest.
Baca juga: Laba Konglomerat India Reliance Terpukul Bisnis Minyak Merosot
Ia mencatat bahwa ketidakpuasan perusahaan dengan bisnis mereka saat ini merupakan hambatan utama pada sentimen umum. "Situasi ekonomi Jerman semakin suram."
Analis memperingatkan bahwa masa sulit akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang. Ini menyebabkan kontraksi PDB selama setahun penuh.
Baca juga: Saham Electrolux Jatuh setelah Laporan Rugi dan Rencana Divestasi
"Ekonomi Jerman berada di tanah tak bertuan antara resesi yang lemah dan pemulihan," kata kepala ekonom pemberi pinjaman publik KfW Fritzi Koehler-Geib. "Industri khususnya telah mengecewakan, karena produksi terus menurun meskipun masalah rantai pasokan berkurang."
Konsumsi rumah tangga masih menderita karena inflasi tinggi yang meningkat menjadi 6,4% di Juni. Ditambah lagi, serangkaian penaikan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa untuk melawan kenaikan harga.
Baca juga: Pesanan Industri Jerman Naik pada Mei
Biaya energi tetap tinggi untuk sektor manufaktur dan industri tertentu, termasuk bahan kimia. Biaya tersebut diupayakan untuk kembali seperti kondisi sebelum invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.
Sementara itu, permintaan yang lemah dari Tiongkok dan Amerika Serikat telah memukul ekspor. Padahal kedua negara telah lama menjadi pendorong penting ekonomi Jerman.
Analis bank LBBW Jens-Oliver Niklasch mengatakan kesimpulan yang jelas dari survei Ifo yaitu, "Kita berada dalam resesi dan tidak akan segera keluar dari situ." (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Jerman Diharapkan Manfaatkan Status Tuan Rumah saat Jumpa Spanyol
Hadapi Jerman, Rodri: Kami Datang untuk Menang
Enea Bastianini Jagokan Marc Marquez di GP Sachsenring Jerman
Taylor Swift Jadi Nama Sementara Sebuah Kota di Jerman
Spanyol vs Jerman: Joselu Yakin Bisa Pulangkan Toni Kroos di Perempat Final Euro 2024
Joselu: Spanyol Siap Pensiunkan Toni Kroos di Perempat Final Euro 2024
Bank Indonesia Adalah Bank Sentral, Apa Peran Utamanya?
Hari Bank Indonesia 5 Juli, Simak Sejarah, Peran, dan Wewenangnya
Pemkab Bandung Tekan Inflasi, Buka Kios di Pasar Tradisional
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Pemerintah Tekan Inflasi Komponen Harga Bergejolak sejak Tengah 2022
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap