visitaaponce.com

Sentimen Bisnis Jerman Turun Lebih Jauh pada Juli

Sentimen Bisnis Jerman Turun Lebih Jauh pada Juli
Karyawan bekerja pada pompa pemanas di lini produksi perusahaan teknologi pemanas Jerman Viessmann di Allendorf, Jerman barat.(AFP/Yann Schreiber.)

SENTIMEN bisnis Jerman turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Juli. Ini karena pesimisme tentang keadaan ekonomi terbesar Eropa semakin dalam.

Menurut Ifo Institute yang dipercaya dan diawasi ketat, Selasa (25/7), berdasarkan survei terhadap 9.000 perusahaan, sentimen bisnis turun menjadi 87,3 poin dari 88,6 poin pada Juni. Analis yang disurvei oleh perusahaan data keuangan FactSet memperkirakan 88,0 poin.

Skor yang lemah tersebut menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran atas prospek ekonomi Jerman yang tergelincir dalam resesi sekitar pergantian tahun. "Sentimen di antara perusahaan Jerman semakin memburuk," kata Presiden Ifo, Clemens Fuest. 

Baca juga: Laba Konglomerat India Reliance Terpukul Bisnis Minyak Merosot

Ia mencatat bahwa ketidakpuasan perusahaan dengan bisnis mereka saat ini merupakan hambatan utama pada sentimen umum. "Situasi ekonomi Jerman semakin suram."

Analis memperingatkan bahwa masa sulit akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang. Ini menyebabkan kontraksi PDB selama setahun penuh.

Baca juga: Saham Electrolux Jatuh setelah Laporan Rugi dan Rencana Divestasi

"Ekonomi Jerman berada di tanah tak bertuan antara resesi yang lemah dan pemulihan," kata kepala ekonom pemberi pinjaman publik KfW Fritzi Koehler-Geib. "Industri khususnya telah mengecewakan, karena produksi terus menurun meskipun masalah rantai pasokan berkurang."

Konsumsi rumah tangga masih menderita karena inflasi tinggi yang meningkat menjadi 6,4% di Juni. Ditambah lagi, serangkaian penaikan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa untuk melawan kenaikan harga.

Baca juga: Pesanan Industri Jerman Naik pada Mei

Biaya energi tetap tinggi untuk sektor manufaktur dan industri tertentu, termasuk bahan kimia. Biaya tersebut diupayakan untuk kembali seperti kondisi sebelum invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.

Sementara itu, permintaan yang lemah dari Tiongkok dan Amerika Serikat telah memukul ekspor. Padahal kedua negara telah lama menjadi pendorong penting ekonomi Jerman.

Analis bank LBBW Jens-Oliver Niklasch mengatakan kesimpulan yang jelas dari survei Ifo yaitu, "Kita berada dalam resesi dan tidak akan segera keluar dari situ." (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat