visitaaponce.com

Tren Ekspansi Industri Patahkan Penilaian Deindustrialisasi

Tren Ekspansi Industri Patahkan Penilaian Deindustrialisasi
Pekerja menyelesaikan produksi tas di salah satu fasilitas produksi di Kabupaten Bandung, Jawa barat(Antara/Raisan Al Farisi)

MENTERI Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan kinerja industri manufaktur yang ekspansi pada Juli 2023 telah mematahkan penilaian terjadinya deindustrialisasi di Indonesia. 

Hal Itu tercermin dari Purchasing Manager's Index yang naik ke level 53,3 dan sejalan dengan indeks kepercayaan industri (IKI) yang berada di angka 53,31.

"Pertumbuhan industri masih baik, berada di level ekspansif. Kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga masih yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya, termasuk kontribusi dari ekspor dan pajak," jelasnya seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (1/8).

Baca juga : Mendag Ajak Sejumlah Negara Protes UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Karena itu, lanjut Agus, pemerintah berupaya untuk terus menciptakan iklim usaha yang semakin kondusif bagi para pelaku industri di tanah air. Misalnya, kebijakan dalam percepatan pengembangan ekosistem kendaraan bermotor berbasis listrik.

Sejumlah keputusan juga telah diambil, mulai dari evaluasi persyaratan pembelian sepeda motor listrik, relaksasi regulasi, dan insentif agar Indonesia semakin berdaya saing di antara negara kompetitor dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.

Baca juga : Laba Bersih Barito Pacific Tumbuh 173,3%

Pemerintah telah mengevaluasi program bantuan pemerintah yang sudah digulirkan. Berkaitan dengan requirement atau syarat-syarat yang sebelumnya ditetapkan sebagai syarat itu akan kita hapuskan. 

"Jadi, nanti yang mendapat bantuan pemerintah untuk pembelian motor listrik itu berbasis NIK atau KTP. Satu KTP (atau) satu NIK itu hanya boleh beli satu motor listrik," terang Agus.

Pemerintah juga akan menyiapkan regulasi untuk memberikan insentif terhadap calon investor yang akan membawa investasi mobil listrik ke Indonesia. 

"Kita ingin insentif fiskal itu kompetitif, dibandingkan negara kompetitor kita. Misalnya, pajak CBU (completely built up) itu nanti bisa kita nol-kan, PPN-nya nanti bisa kita nol-kan. Ini sedang kita rumuskan, tentu bersama dengan kementerian terkait," lanjut Agus.

Dia optimistis, melalui kebijakan strategis yang probisnis itu akan meningkatkan ekspektasi positif pelaku industri terhadap kondisi ekonomi Indonesia, sehingga berpeluang dalam menarik investasi baru ke dalam negeri.

Pemerintah, sebut Agus, akan terus mendorong daya saing ekonomi, terutama pada saat kondisi PMI Manufaktur Indonesia terus mencatatkan ekspansi.

Bahkan, penguatan permintaan domestik yang cukup tinggi turut mengangkat aktivitas produksi manufaktur nasional. Hal itu membuat beberapa perusahaan melakukan perekrutan tenaga kerja baru dengan jumlah yang cukup banyak.

"Kenaikan penjualan yang didorong oleh permintaan dalam negeri menjadi sentimen utama atas prospek positif ekonomi ke depan. Oleh karena itu, kami tetap berkomitmen untuk terus menjalankan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN)," terang Agus. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat