OECD Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi ASEAN, OJK RI Tetap Jadi Penopang
![OECD Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi ASEAN, OJK: RI Tetap Jadi Penopang](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/d0485ea578b884ce4efbeed10f9d75f8.jpg)
ORGANISASI Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menurunkan prakiraan pertumbuhan ekonomi ASEAN dari 4,6% menjadi 4,2% di tahun 2023. Ini tanggapan Otoritas Jasa keuangan (OJK).
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan hal tersebut dapat dimengerti kecuali satu pengecualian yaitu terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkinerja baik.
Dari 6 negara ekonomi terbesar di ASEAN, sebanyak 3 negara menunjukkan pertumbuhan di kuartal II 2023 lebih tinggi daripada di kuartal I 2023, yaitu Indonesia, Singapura, dan Vietnam.
Baca juga : Ini 5 Makanan Khas Negara ASEAN yang Populer di Dunia
Sedangkan 3 negara lainnya yaitu Filipina, Malaysia, dan Thailand menunjukkan pertumbuhan yang turun. Dalam konteks proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk seluruh ASEAN menjadi turun, mungkin saja terjadi.
Ini melihat dari negara Filipina pertumbuhan ekonomi itu di kuarta II 2023 turun cukup dalam daripada kuartal I 2023, yaitu dari 6,4%(yoy) menjadi 4,3% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Malaysia bahwa turun lebih tajam hampir separuhnya, dari 5,6% (yoy) menjadi 2,9% (yoy).
Pada periode yang sama, pertumbuhan ekonomi Thailand turun lebih tajam, yang diperparah basisnya sudah rendah, yaitu 1,7% di kuartal I 2023, menjadi 0,21% (yoy) kuartal II 2023.
Baca juga : Wujudkan Konektivitas ASEAN, Ini Tantangan yang Dihadapi IMT-GT Ke Depan
"Kami juga paham situasi politik di Thailand mempengaruhi penurunan pertumbuhan ekonominya. Itu yang menyebabkan pertumbuhan prakiraan untuk ASEAN menjadi rendah pada tahun 2023 ini, kecuali untuk 3 negara yang tetap meningkat pertumbuhannya," kata Mahendra, pada Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK bulan September, Selasa (5/9).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2023 sebesar 5,04% (yoy) menjadi 5,17 di kuartal II 2023. Pada periode yang sama, ekonomi Singapura tumbuh dari 0,4% (yoy) menjadi 0,5% (yoy). Tetapi ekonomi Singapura di tahun 2022 tumbuhnya 3,6% (yoy).
"Jadi Singapura dengan tumbuh 0,4% (yoy) menjadi 0,5% (yoy), sebenarnya dibandingkan tahun lalu, ekonomi mereka menurun signifikan," kata Mahendra.
Baca juga : Ini Lima Tokoh Pendiri ASEAN dan Sejarah Berdirinya
Infografis perbandingan GDP ASEAN dan dunia. (Sumber : AFP)
Baca juga : Sinar Mas Land Rebut Dua Penghargaan di Asia Property Awards 2020
Hal sama terjadi pada Vietnam. "Vietnam juga begitu biar tumbuh di Kuartal pertama tahun ini 3,32 menjadi 4,4% memang lain dari dibandingkan tahun lalu tapi tahun lalu 2022 Vietnam itu tubuhnya 8%," imbuhnya.
Ekonomi Vietnam di kuartal I 2023 sebesar 3,32% menjadi 4,14%, naik antarkuartal dibandingkan tahun lalu.
Tetapi di tahun 2022, ekonomi Vietnam tumbuh 8%, jadi pertumbuhan Vietnam di dari kuartal I ke II 2023 bahkan hanya separuhnya dari tahun lalu.
Baca juga : OJK: Sektor Jasa Keuangan Indonesia Tetap Stabil
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dibilang anomali positif, karena pada tahun 2023 oleh OECD diperkirakan tumbuh hanya 4,7%, tapi Indonesia tumbuh di kuartal I 2023 sebesar 5,04%, dam 5,17% di kuartal II 2023," kata Mahendra.
Sehingga Mahendra melihat untuk Indonesia pertumbuhan pada tahun 2023 diperkirakan akan lebih kuat daripada sebelumnya. Dibaandingkan tahun 2022 dimana Indonesia tumbuh 5,3%, maka angka 5,1% ini jelas memang penurunan, tapi tidak sedrastis Singapura maupun Vietnam.
Terlepas dari tadi perkembangan itu, dilihat dalam konteks global, pertumbuhan yang positif beberapa tahun ini, baik pada tahun 2022 begitu keluar dari Covid-19, dan tahun 2023 yang terpengaruh drastis oleh pertumbuhan ekonomi global, ASEAN tetap bisa tumbuh di atas 4%. Harapannya tahun depan kembali menuju ke 5%. Berbagai lembaga internasional multilateral memperkirakan demikian.
Baca juga : ASEAN Prioritaskan Suplai Beras dan Gandum untuk Anggotanya
"Epicenter growth daripada ASEAN adalah Indonesia sebagai pilarnya, dikonfirmasi dari pertumbuhan ekonomi, indikator konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah," kata Mahendra. (Z-4)
Terkini Lainnya
Yuk Mengenal Apa Itu Pendapatan Nasional
Indonesia Darurat TTPO, 3.700 PMI Jadi Korban, Komnas HAM Luncurkan Program 'Jalan Terjal'
Darurat Judol, Komisi A DPRD DKI Jakarta Dorong Satgas Segera Bertindak
Mempertahankan Batu Bara Dinilai Tingkatkan Risiko Kerugian Ekonomi di ASEAN
Himahi Universitas Budi Luhur Gelar ASEAN+ Youth Environmental Action 2024: Aksi Nyata Pemuda untuk Bumi
Ditjen Bina Adwil Matangkan Persiapan Indonesia di ASEAN Smart Cities Network
PPATK Ungkap Dana Rp5 Triliun Dikirim ke 20 Negara dari Judi Online
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap