visitaaponce.com

PLN Gandeng Korea Pasang Teknologi Penangkap Karbon di PLTU

PLN Gandeng Korea Pasang Teknologi Penangkap Karbon di PLTU
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo (kanan) saat acara penandatanganan nota kesepahaman antara PLN dengan Karbon Korea.(Dok.PLN)

PT PLN (Persero) menjalin nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan perusahaan asal Korea Selatan, Karbon Korea Co., Ltd. terkait impelementasi penerapan teknologi penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (carbon capture utilization and storage/CCUS) di sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. 

Penandatangan naskah MoU dilakukan di Jakarta, Kamis (7/9).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan seperti CCUS diperlukan untuk menekan emisi karbon dari pembangkit berbahan bakar fosil itu.

“Kami telah menghapus 13 gigawatt (GW) energi fosil dari rencana usaha penambahan tenaga listrik (RUPTL), dan kami akan melakukan pembersihan yang lebih besar lagi lewat teknologi CCUS," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (9/9).

Darmawan menekankan pentingnya kolaborasi dalam upaya memerangi perubahan iklim. Bekerja sama dengan Karbon Korea, PLN akan menyiapkan pola bisnis yang menarik guna meningkatkan keberlanjutan pembangkitan listrik.

“Saya mendengar banyak laporan tentang Karbon Korea yang merupakan lembaga terbaik dalam teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon. Banyak pola dan inovasi yang bisa kita kembangkan dari kerja sama ini," ucapnya.

Sebelumnya, Darmawan mengatakan sejumlah PLTU yang akan menggunakan CCUS di antaranya adalah PLTU Suralaya, PLTU Tanjung Jati B, PLTU Paiton, PLTU Indramayu, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Lorok dan PLTGU Muara Tawar.

Dirut PLN menambahkan dalam MoU dengan Karbon Korea, kedua pihak sepakat untuk segera melakukan studi bersama terkait pengembangan energi berkelanjutan, transfer ilmu dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) PLN. Dijelaskan juga bahwa studi bersama ini merambah tidak hanya dari sisi teknis, tetapi juga komersial CCUS.

Penggunaan CCUS dinilai strategis karena karbon yang ditangkap bisa dikonversi menjadi produk lain seperti metanol, asam format, hingga dimetil eter. Sementara untuk CO2 yang tidak dikonversi bisa digunakan untuk melakukan meningkatkan laju produksi minyak dari suatu sumur dengan teknologi enhanched oil recovery (EOR) atau enhanched gas recovery (EGS).

Advisor Korea Carbon, Won-Dong Cho mengutarakan pada awalnya kedatangan pihaknya untuk menghadiri undangan Presiden RI Joko Widodo dalam agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 di Jakarta. Pihaknya pun menyambut baik penandatanganan kesepahaman kerja sama dengan PLN dalam memerangi perubahan iklim global.

"MoU ini adalah awal dari kerja sama dengan PLN dan kehadiran kami di sini untuk mewujudkan komitmen kami dalam mengakselerasi transisi energi," pungkasnya. (E-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat