Uni Eropa akan Selidiki Subsidi Mobil Listrik Tiongkok
![Uni Eropa akan Selidiki Subsidi Mobil Listrik Tiongkok](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/b1fc3e5bc91f070cc58ebba3a1f20807.jpg)
BRUSSELS akan menyelidiki subsidi negara Tiongkok untuk mobil listrik. Ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen pada Rabu (13/9/2023) berjanji untuk membela industri Eropa terhadap harga yang terlalu rendah.
"Pasar global kini dibanjiri mobil listrik Tiongkok yang lebih murah. Harganya tetap rendah karena subsidi negara yang sangat besar," kata von der Leyen saat berpidato di Parlemen Eropa di Strasbourg.
Hal ini dapat menyebabkan Uni Eropa mengenakan bea masuk terhadap mobil-mobil yang diyakini dijual secara tidak adil dengan harga lebih rendah, sehingga melemahkan pesaing-pesaing Eropa. "Eropa terbuka untuk persaingan tetapi tidak untuk persaingan menuju titik terbawah," kata presiden Komisi Eropa itu.
Baca juga: Produksi Mobil Listrik, BMW akan Investasi Pabrik Mini Inggris
Prancis dilaporkan mendorong von der Leyen untuk melakukan penyelidikan. Namun ada kekhawatiran yang berkembang di Eropa mengenai seberapa besar benua ini bergantung pada produk Tiongkok.
Kepala pasar internal Komisi Eropa Thierry Breton pekan lalu memperingatkan tentang tren yang muncul bahwa Eropa menurunkan impor kendaraan listrik atau panel surya. Tiongkok, menurut beberapa ahli, bisa menyalip Jepang untuk menjadi produsen mobil terbesar di dunia tahun ini.
Baca juga: Startup Pengiriman Bahan Makanan AS Instacart IPO Akhir September
Prancis sangat khawatir Eropa akan tertinggal jika tidak bersikap lebih asertif ketika dihadapkan pada tindakan Tiongkok yang lebih proteksionis. Paris telah mengumumkan langkah-langkah yang akan memberikan subsidi untuk mobil listrik baru berdasarkan keluaran emisi pabrikan. Hal ini akan lebih sulit bagi mobil Tiongkok karena produksinya sering kali bergantung pada listrik bertenaga batu bara.
Von der Leyen meminta UE untuk menentukan pendekatannya sendiri terhadap Beijing, meskipun beberapa negara besar di Eropa ingin berhati-hati untuk menghindari pemutusan hubungan bisnis. Terlepas dari komentarnya yang keras, von der Leyen mengatakan penting bagi Eropa untuk menjaga komunikasi dan dialog dengan Tiongkok.
"Karena ada juga topik-topik yang bisa dan harus kita kerjakan. Mengurangi risiko, bukan memisahkan diri, ini akan menjadi pendekatan saya dengan para pemimpin Tiongkok pada KTT UE-Tiongkok akhir tahun ini," tambahnya.
Komisaris perdagangan UE Valdis Dombrovskis akan berangkat ke Tiongkok minggu depan, katanya dalam postingan di media sosial. Ini, "Untuk terlibat dalam perdagangan dan peluang/tantangan ekonomi." (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Perdana Menteri India Narendra Modi ke Rusia untuk Pembicaraan dengan Vladimir Putin
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Kawasan Asia
Jepang dan Filipina Tandatangani Pakta Pertahanan atas Ancaman Tiongkok
5 Perpustakaan Unik di Dunia, Kamu Tertarik Berkunjung?
Pemerintah Dinilai tidak Serius Tangani Urusan Pangan
Indonesia-Tiongkok Perkuat Kerja Sama Ketenagakerjaan
Toyota Perluas Jaringan Charging Station di Banyak Lokasi Strategis Dukung Mobilitas Pengguna BEV dan PHEV Toyota
BKPM: Indonesia Negara Pertama Bangun Ekosistem Baterai Mobil Terintegrasi
Nissan akan Pamerkan Nissan Serena E-Power di GIIAS 2024
1.470 SPKLU Disiagakan PLN untuk Layani Kendaraan Listrik Selama Liburan Idul Adha
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap