visitaaponce.com

Pembelian LNG Pertamina dari Cheniere Energy Kini Menguntungkan

Pembelian LNG Pertamina dari Cheniere Energy Kini Menguntungkan
Perwira Pertamina memeriksa LPG Production Booster System di Badak LNG, Bontang, Kalimantan Timur.(Antara/Muhammad Adimaja.)

Baru-baru ini terungkap informasi mengejutkan seputar pembelian liquid natural gas (LNG) oleh Pertamina dari perusahaan Amerika Serikat, Cheniere Energy. Menurut Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, Pertamina kini mendapatkan keuntungan dari pembelian LNG tersebut, meskipun awalnya sempat merugi karena pandemi covid-19.

"Ini bukti nyata keberhasilan korporasi dalam menjalankan strategi jangka panjangnya dan keberanian Pertamina dalam menjalin kerja sama internasional," jelas Yusri. Harga LNG impor yang dibeli Pertamina dari Cheniere Energy, imbuhnya, ternyata lebih ekonomis sekitar US$1,5 hingga US$2 per million british thermal unit (MMBTU) dibandingkan dengan membeli LNG dari sumber domestik.

Dengan posisi kontrak Pertamina dengan Cheniere sejak awal pengiriman pada 2019, Pertamina meraih keuntungan lebih dari US$80 juta. Fakta ini mendukung pernyataan Dirut Pertamina, Nicke Widyawati, yang sering mengatakan bahwa keuntungan ini merupakan rezeki anak saleh.

Baca juga: Maersk Luncurkan Kapal Kontainer Berbahan Bakar Biometanol Pertama Dunia

PT Pertamina dan Cheniere Energy, Inc. menandatangani perjanjian jual beli (LNG SPA) untuk pasokan LNG sekitar 0,8 juta ton per tahun selama 20 tahun. Ini komitmen pembelian LNG pertama dari pemasok internasional yang akan memenuhi kebutuhan energi di Indonesia. Pasokan ini dimulai sejak 2018 dari kilang LNG di Texas, Amerika Serikat.

Muhibuddin, seorang jaksa aktif yang juga menjabat sebagai Chief of Legal Counsel Pertamina, menegaskan pentingnya melihat keuntungan jangka panjang dari kontrak seperti ini. Ia menambahkan bahwa keuntungan di tahun-tahun berjalan dapat dijadikan pertimbangan untuk menilai kinerja keseluruhan kontrak. "Dalam bisnis, kita harus melihat ke depan, memahami potensi dan risiko. Dengan kontrak jangka panjang, kita harus melihat gambaran keseluruhan," katanya. Ia menambahkan bahwa Pertamina selalu berkomitmen untuk menyediakan energi yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.

Baca juga: Naikkan Suku Bunga, Bank Sentral Eropa Nilai Cukup Jinakkan Inflasi

Muhibuddin menjelaskan dalam kontrak jangka panjang, keuntungan di tahun berjalan hendaknya bisa dijadikan novum untuk menggugurkan kerugian di tahun-tahun awal kontrak. Dengan demikian, kerugian negara dalam kontrak LNG dihentikan. (RO/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat