visitaaponce.com

CIMB Niaga Menjadi Pembeli Pertama Unit Karbon Saat Peluncuran IDX Carbon

CIMB Niaga Menjadi Pembeli Pertama Unit Karbon Saat Peluncuran IDX Carbon
Direktur Compliance, Corporate Affairs and Legal CIMB Niaga Fransiska Oei(Dok.Ist)

 


PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) tercatat sebagai pembeli pertama unit karbon dalam peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) yang dilakukan di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (26/9/2023).

IDX Carbon diluncurkan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, yang didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, Pejabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman, serta Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei. 

Fransiska mengatakan, partisipasi aktif CIMB Niaga sebagai pembeli unit karbon dalam peluncuran IDX Carbon merupakan bagian dari strategi Bank untuk mencapai Net Zero pada 2050 dan dukungan terhadap program dekarbonisasi yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia sebagaimana tertuang dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) Indonesia. 

“CIMB Niaga telah memiliki komitmen emisi nol bersih gas rumah kaca (GRK) Cakupan 1 dan 2 pada tahun 2030, serta terhadap emisi nol bersih GRK secara keseluruhan (Cakupan 1, 2, dan 3) pada 2050. Hal ini dilakukan untuk mendukung pencapaian penurunan emisi GRK Indonesia dan global serta peningkatan kinerja lingkungan Bank,” kata Fransiska. 

CIMB Niaga berkomitmen untuk aktif menjadi bagian ekosistem keberlanjutan yang fokus pada kolaborasi, transformasi, dan transisi yang berkeadilan (just transition), khususnya untuk mendukung tercapainya ekonomi rendah karbon, ENDC Pemerintah Indonesia, Perjanjian Paris, maupun Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).


Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan penetrasi yang lebih cepat oleh perbankan terjadi  karena mereka telah memiliki pengalaman untuk persyaratan bursa karbon, dengan tujuan memenuhi persyaratan Environmental, Social, and Governance (ESG) perusahaannya.
“Salah satu alasannya, perbankan ingin dinyatakan atau dilabelkan sebagai bank yang menerapkan prinsip hijau atau  green,” kata Inarno.  (Try/E-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat