OPEC Rekomendasikan Pengurangan Produksi agar Harga Minyak Naik
![OPEC+ Rekomendasikan Pengurangan Produksi agar Harga Minyak Naik](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/10/97a3b362f0e0687a4805a5a49e861885.jpg)
PANEL OPEC+ pada Rabu (4/10/2023) merekomendasikan agar kartel minyak tersebut mempertahankan strategi pengurangan produksinya saat ini. Hal itu disampaikan setelah negara-negara besar Arab Saudi dan Rusia berjanji mempertahankan pengurangan produksi mereka untuk menopang harga.
Harga minyak pulih dalam beberapa bulan terakhir dan mendekati US$100 per barel pada minggu lalu karena produsen utama Arab Saudi dan Rusia telah mengurangi jutaan barel dari pasar. Harga minyak mentah sejatinya juga menurun dalam beberapa hari terakhir, karena kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi dan suku bunga yang tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama di Amerika Serikat dan Eropa.
Dalam pernyataan setelah pertemuan virtual, OPEC+ mengatakan Komite Pemantau Bersama Kementerian (JMMC) menegaskan kembali komitmen negara-negara anggotanya untuk mempertahankan strategi pengurangan produksinya tetap berlaku hingga akhir 2024. Panel tersebut menambahkan bahwa mereka siap mengambil tindakan tambahan kapan saja tergantung pada kondisi pasar.
Baca juga: PBB tidak Pesimistis Menilai Suramnya Ekonomi Tiongkok
JMMC juga memuji usaha Arab Saudi yang secara sukarela mengurangi produksinya sebesar satu juta barel per hari (bph) sejak Juli. Kementerian Energi Saudi mengonfirmasi bahwa pemotongan sukarela itu akan berlanjut hingga akhir 2023.
Ia menambahkan bahwa produksi kerajaan akan berjumlah sekitar sembilan juta barel per hari pada November dan Desember. Rusia akan mempertahankan pengurangan ekspor sekitar 300.000 barel per hari hingga Desember, kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak di saluran Telegram pemerintah. Baik Riyadh maupun Moskow menekankan bahwa mereka akan meninjau kembali pengurangan produksi mereka bulan depan untuk memutuskan akan makin mengurangi atau meningkatkan produksi.
Baca juga: Perekrutan Karyawan Swasta di AS Alami Perlambatan Tajam
Pertemuan JMMC berikutnya dijadwalkan pada 26 November sebelum pertemuan tingkat menteri, menurut pernyataan dari kelompok tersebut. JMMC tidak punya wewenang untuk mengambil keputusan tetapi membahas kondisi pasar dan membuat rekomendasi, yang kemudian secara formal dibahas dan diputuskan pada pertemuan tingkat menteri organisasi tersebut. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Pertamina Kontributor 68% Produksi Minyak Mentah Indonesia
Pertamina EP Zona 7 Berencana Bor 19 Sumur Minyak Tahun Ini
Pasar Wait and See Emiten Harga Minyak Setelah Keputusan OPEC+
OPEC+ Pangkas lagi Produksi Minyak, Kurangi Pasokan 1 Juta Barel per Hari
Laporan PBB Bongkar Siasat Negara Produsen Bahan Bakar Fosil di KTT Iklim
Harga Minyak Naik Dipicu Pemotongan OPEC+ dan Pelemahan Dolar AS
Suku Bunga The Fed Dipangkas, Dolar AS Melemah, IHSG Menguat
Insiden Tewasnya Presiden Iran Berdampak Minim terhadap Harga Minyak Dunia
Pemprov DKI Jakarta Antisipasi Dampak Perang Iran-Israel
Perang Iran-Israel Diprediksi Panjang, Harga Emas dan Minyak Melejit
Beberapa Dampak Konflik Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia
Serangan Israel ke Iran Berpotensi Membuat Panik Investor
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap