visitaaponce.com

Defisit Anggaran 2023 Diperkirakan di Bawah 2,3

Defisit Anggaran 2023 Diperkirakan di Bawah 2,3%
Ilustrasi(Dok MI)

DEFISIT Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini diperkirakan akan lebih rendah dari asumsi awal dan proyeksi tengah tahun. Pemerintah meyakini defisit anggaran akan berada di bawah 2,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Hal itu disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu saat menjadi pembicara BNI Investor Daily Summit 2023 bertema Sustainable Growth, Global Challenges di Jakarta, Selasa (24/10).

"Kita melihat arah defisitnya akan di bawah 2,3%. Jadi outlook akhir tahun ini defisit di bawah 2,3%. Di sini kita akan punya ruang untuk bermanuver, bagaimana APBN memainkan perannya sebagai shock absorber," ujarnya.

Baca juga : Ekonomi Dunia sedang Tidak Baik-Baik Saja, Kemenkeu: Kita Antisipasi

Diketahui, asumsi awal defisit APBN 2023 ialah di angka 2,85% terhadap PDB. Lalu di pertengahan tahun ini, pemerintah menurunkan proyeksi defisit anggaran menjadi 2,3% terhadap PDB.

Sedangkan per Agustus 2023, APBN masih membukukan surplus senilai Rp147,2 triliun, setara 0,70% terhadap PDB. Dengan kinerja tersebut, kata Febrio, pemerintah optimistis defisit anggaran dapat ditekan lebih rendah hingga tutup buku 2023.

Baca juga : Kereta Cepat Terjebak Utang APBN Masuk Lewat Pintu Belakang

Salah satu alasan yang mendorong optimisme tersebut ialah kinerja pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Angka pertumbuhan ekonomi tercatat konsisten di atas 5% pada triwulan I dan II 2023.

Capaian tersebut diyakini juga akan berlanjut pada triwulan III dan IV tahun ini. Dengan pertimbangan itu, pertumbuhan ekonomi 2023 diproyeksikan akan tumbuh di atas 5% atau mencapai target di angka 5,3%.

Febrio menambahkan, proyeksi kinerja anggaran dan ekonomi tahun ini bakal menjadi modal untuk menatap 2024. Pengambil kebijakan turut optimistis perekonomian di tahun depan akan tetap terjaga dengan baik meski dihadapkan banyak tantangan.

"2024 kita siapkan APBN kita 2,29% defisitnya dengan risiko ke depan yang harus kita hadapi, kita juga menyiapkan beberapa measures untuk memastikan bahwa APBN kita tetap sehat," kata dia.

"Sambil terus memastikan bahwa APBN itu digunakan untuk kesejahteraan masyarakat, terutama salah satunya adalah menjaga daya beli dari masyarakat dan juga mendorong perekonomian tetap bisa aktivitas ekonominya tetap tumbuh," pungkas Febrio. (Z-4)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat