Bank Sentral Swedia Tahan Suku Bunga setelah Penaikan Berturut-turut
![Bank Sentral Swedia Tahan Suku Bunga setelah Penaikan Berturut-turut](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/11/8c0a289c81cfbb5a2a386fa31d88010f.png)
BANK sentral Swedia pada Kamis (23/11) mempertahankan suku bunga utamanya sebesar empat persen. Ini ditetapkan setelah satu setengah tahun penaikan berturut-turut yang bertujuan mengendalikan inflasi.
Riksbank bergabung dengan Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa yang juga menghentikan kampanye penaikan suku bunga mereka pada pertemuan kebijakan terbaru mereka karena inflasi telah melambat. Bank sentral Swedia mengatakan dalam satu pernyataan bahwa meskipun inflasi telah turun, tetapi, "Masih terlalu tinggi," dan pihaknya, "Siap menaikkan suku bunga kebijakan lebih lanjut jika prospek inflasi memburuk."
"Secara keseluruhan, Dewan Eksekutif menilai kebijakan moneter perlu tetap bersifat kontraktif. Namun, saat ini tepat untuk mempertahankan suku bunga kebijakan tidak berubah," kata bank tersebut.
Baca juga: Gazprom Rusia Rencanakan Pengurangan Investasi karena Ekspor Anjlok
Indeks harga konsumen Swedia mencapai 6,5% pada Oktober, menurut Statistik Swedia, sama seperti yang terjadi pada September. Inflasi disesuaikan dengan suku bunga tetap (CPIF)--angka yang digunakan oleh Riksbank untuk memandu kebijakan moneter--ialah 4,2% pada Oktober. Padahal bank menargetkan inflasi sekitar dua persen.
"Harga jasa meningkat dengan pesat dan memberikan kontribusi signifikan terhadap total inflasi. Selain itu, krona masih lemah, sehingga menghambat laju kenaikan harga barang," kata bank tersebut.
Baca juga: Turki kembali Naikkan Suku Bunga Besar-besaran
Perekonomian Swedia sedang berjuang untuk pulih, mengalami kontraksi sebesar 0,8% pada kuartal kedua dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Dengan latar belakang ini, para analis di Capital Economics mencatat bahwa mereka, "Akan terkejut jika Bank Dunia benar-benar menaikkan suku bunga lagi," meskipun Bank Dunia bersikeras bahwa mereka siap untuk melakukannya.
Pemerintah Swedia baru-baru ini mengatakan bahwa negaranya sedang mengalami, "Musim dingin ekonomi," karena inflasi yang terus-menerus tinggi dan lingkungan internasional yang tidak menentu. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
Bank Indonesia Adalah Bank Sentral, Apa Peran Utamanya?
Hari Bank Indonesia 5 Juli, Simak Sejarah, Peran, dan Wewenangnya
Pemkab Bandung Tekan Inflasi, Buka Kios di Pasar Tradisional
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Pemerintah Tekan Inflasi Komponen Harga Bergejolak sejak Tengah 2022
The Fed Diperkirakan Tahan Suku Bunganya Bulan Ini
Rupiah Menguat ke Rentang 16.200 per Dolar AS
IHSG Menguat Gapai 7.250, Suku Bunga AS Mungkin Dipangkas September
Ada optimisme Pasar Global terhadap Penurunan Suku Bunga The Fed
IHSG Ditutup Menguat Lewati 7.200
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap