visitaaponce.com

Laut Gaza Punya Cadangan Gas 1 Triliun Kaki Kubik

Laut Gaza Punya Cadangan Gas 1 Triliun Kaki Kubik
Warga Palestina berkumpul di pantai untuk mandi, mencuci dan mencuci peralatan memasak menggunakan air laut.(AFP/Mahmud Hams.)

LADANG gas di lepas pantai Jalur Gaza dengan cadangan lebih dari satu triliun kaki kubik dapat menjadi sumber pendapatan masa depan bagi perekonomian Palestina.

Ada dugaan bahwa potensi gas menjadi penyebab perang antara Israel dan Hamas dan pemerintah Israel mengincar kendali atas blok laut Gaza. Namun, AS kini mengisyaratkan bahwa gas tersebut milik rakyat Palestina dan dapat dieksploitasi. 

Namun, agar hal itu terwujud, perdamaian harus dipulihkan. Selama kunjungannya baru-baru ini ke Israel, penasihat keamanan energi Presiden Biden, Amos Hochstein, mengatakan bahwa ladang kelautan Gaza dapat membantu pertumbuhan ekonomi Palestina.

Baca juga: Sri Lanka Pangkas Suku Bunga Jelang Kesepakatan Utang Luar Negeri

Dalam wawancara dengan The National dilansir oilprice.com, Hochstein mencatat bahwa potensi bidang ini tidak boleh dilebih-lebihkan. Namun, ia menambahkan, "Hal ini dapat menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah Palestina dan untuk memastikan ada sistem energi independen bagi Palestina."

Ladang laut Gaza ditemukan pada 2000 oleh British Gas yang menandatangani perjanjian eksplorasi selama 25 tahun dengan Otoritas Palestina pada 1999. Ini berdasarkan Perjanjian Oslo II yang memberikan yurisdiksi maritim kepada Palestina atas perairan yang membentang sejauh 20 mil dari pantai.

Baca juga: Anak-Anak Israel Nyanyikan Lagu Pemusnahan Semua Orang Gaza

Pemerintah Israel pada saat itu menandatangani pengeboran tersebut dan British Gas mengebor dua sumur menghasilkan sekitar 1,4 triliun kaki kubik gas. Namun, konflik, masalah ekonomi, dan perselisihan politik mengganggu eksplorasi pada tahun-tahun berikutnya.

Awal tahun ini, pemerintahan Netanyahu sebelumnya menyetujui pembaruan pekerjaan eksplorasi di ladang laut Gaza. "Dalam kerangka upaya yang ada antara Negara Israel, Mesir, dan Otoritas Palestina (PA), dengan penekanan pada pembangunan ekonomi Palestina dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan, telah diputuskan untuk mengembangkan ladang gas Laut Gaza di pantai Gaza," kata Kantor Perdana Menteri Israel dalam satu pernyataan pada Juni.

National bertanya kepada Hochstein terkait Israel akan mengizinkan warga Palestina untuk mengeksploitasi cadangan gas mereka. Pejabat tersebut menjawab, "Saya sangat yakin. Tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak melakukannya. Itu bukan milik mereka (Israel). Gas itu milik rakyat Palestina."

Dalam makalah yang diterbitkan pada 2019 oleh Konferensi Perdagangan dan Pembangunan PBB menyatakan bahwa terdapat cadangan minyak dan gas yang besar di tanah dan perairan Palestina. Ditambah lagi, sebagian dari gas yang ditemukan di Mediterania timur mungkin merupakan milik Palestina.

Namun, surat kabar tersebut mengatakan, "Israel telah mulai mengeksploitasi (sumber daya) untuk keuntungannya sendiri. Padahal sumber daya ini dapat dianggap sebagai sumber daya bersama, karena minyak dan gas alam berada di daerah bersama."

Dalam konteks ini, komentar Hochstein mengenai bidang kelautan Gaza sangatlah penting. Hal ini pada dasarnya menunjukkan bahwa AS mengakui yurisdiksi Palestina setidaknya atas bidang ini, seperti Israel, yang menyetujui pengeboran di sana.

Pejabat AS juga mencatat bahwa perusahaan-perusahaan telah menyatakan minatnya dalam pengembangan Laut Gaza. Hal ini bukanlah suatu kejutan karena Mediterania Timur telah menjadi pusat minyak dan gas, khususnya gas.

Dua ladang gas raksasa di lepas pantai Israel--Tamar dan Leviathan--telah mengubah negara ini menjadi eksportir gas yang diincar oleh negara-negara Eropa yang haus gas sebagai pemasok potensial. Israel baru-baru ini memberikan enam izin eksplorasi kepada perusahaan, termasuk BP dan Eni. Semua izin tersebut ditujukan untuk eksplorasi gas lepas pantai.

"Perusahaan-perusahaan pemenang telah berkomitmen terhadap investasi yang belum pernah terjadi dalam eksplorasi gas alam selama tiga tahun ke depan. Ini diharapkan akan menghasilkan penemuan reservoir gas alam baru," kata Menteri Energi Israel, Israel Katz.

Dengan begitu besarnya minat terhadap wilayah tersebut, perusahaan-perusahaan mungkin memang siap untuk mengembangkan sumber daya gas Palestina. Syaratnya yang sangat penting ialah kapan perang akan berakhir? (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat