visitaaponce.com

Penjualan SUV Naik Imbangi Keuntungan Iklim dari Mobil Listrik

Penjualan SUV Naik Imbangi Keuntungan Iklim dari Mobil Listrik
SUV hibrida Toyota highlander ditampilkan di Geneva International Motor Show (GIMS) di Doha Exhibition and Convention Center di Doha.(AFP/Karim Jaafar.)

PENINGKATAN tajam dalam penjualan kendaraan SUV (sport utility vehicles) yang boros bahan bakar oleh tiga produsen mobil terbesar di dunia telah mengimbangi keuntungan iklim dari transisi perusahaan tersebut ke kendaraan listrik. Itu dikatakan Greenpeace pada Rabu (29/11).

Armada SUV yang diproduksi Toyota, Volkswagen, dan Hyundai-Kia membukukan peningkatan penjualan lebih dari 150% selama dekade terakhir. Ini berarti perusahaan-perusahaan tersebut bergerak ke arah yang berlawanan dengan upaya global untuk mengekang emisi CO2 dan lingkungan hidup. Kelompok advokasi lingkungan itu mengatakan dalam laporan baru.

Diluncurkan sehari sebelum KTT iklim COP28 PBB yang akan dibuka di Dubai, analisis tersebut sejalan dengan penelitian terpisah yang diterbitkan awal bulan ini oleh aliansi pakar Global Fuel Economy Initiative. Ia menemukan bahwa tren SUV yang lebih besar menghambat pengurangan emisi sektor otomotif.

Baca juga: Penghasil Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar: Amerika Serikat

"Produsen mobil terbesar di dunia sedang mempercepat proses produksi SUV, sehingga mendorong planet ini semakin menuju bencana iklim," kata Erin Choi, seorang aktivis Greenpeace yang fokus pada kawasan Asia Timur. Laporan Greenpeace mengatakan bahwa SUV mengeluarkan sekitar 12% lebih banyak karbon dioksida dibandingkan sedan tetapi penjualan global SUV telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama dekade terakhir.

Penjualan SUV Volkswagen melonjak sebesar 270,5% selama 10 tahun terakhir. Penjualan SUV Toyota meningkat sebesar 158,1% dan penjualan Hyundai-Kia sebesar 152,4%. Penjualan SUV untuk produsen mobil Korea Selatan itu yang berjanji hanya menggunakan listrik terbarukan pada 2045, menyumbang lebih dari 52% total penjualan, tambah Greenpeace.

Baca juga: Perubahan Iklim Kurangi PDB Global, Negara Miskin paling Terdampak

Emisi CO2 yang lebih besar dari SUV tidak hanya berasal dari knalpot kendaraan yang ada di jalan tetapi juga dari jejak karbon di seluruh industri akibat peningkatan konsumsi baja karena pembuatan kendaraan yang lebih besar dan lebih berat. "Sudah waktunya bagi industri otomotif untuk menghentikan greenwashing," kata Choi dari Greenpeace. "Hyundai, Volkswagen, dan produsen mobil lain harus mengurangi ukuran armada SUV mereka pada saat yang sama ketika mereka melakukan elektrifikasi."

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memproyeksikan bahwa dunia akan mengalami suhu satu tahun penuh untuk pertama kali pada suhu 1,5 derajat celsius di atas tingkat praindustri--target yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris tahun 2015--pada awal 2030-an. Peringatan mengerikan ini muncul ketika musim panas 2023 dilaporkan sebagai musim panas terpanas yang pernah tercatat, menurut observatorium iklim Uni Eropa, Copernicus. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat