visitaaponce.com

Kembangkan EBT, Inalum Bangun PLTA dari aliran Sungai Asahan

Kembangkan EBT, Inalum Bangun PLTA dari aliran Sungai Asahan
PLTA milik Inalum yang memanfaatkan aliran Sungai Asahan dari Danau Toba di Sumatra Utara.(Dokpri.)

MINING Industry Indonesia atau Mind Id turut mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) untuk mendukung operasi pertambangan. Pengembangan EBT menjadi salah satu pilar strategi perusahaan dalam menjaga keberlangsungan lingkungan dan mendukung pencapaian net zero emission yang dicanangkan pemerintah.

"Pemerintah telah menargetkan net zero emission pada 2060. Ini menjadi tugas bersama untuk mencapainya," kata Sekretaris Perusahaan BUMN holding industri pertambangan tersebut, Heri Yusuf, dalam keterangan tertulis, Kamis (30/11). Salah satu anggota grup yang mengembangkan EBT ialah PT Inalum dengan membangun PLTA yang memanfaatkan aliran Sungai Asahan dari Danau Toba di Sumatra Utara. 

Listriknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi aluminium. "Listrik merupakan komponen penting dalam proses produksi aluminium yang membutuhkan 14.000 kWh per ton aluminium," kata Heri. Inalum memiliki tiga bendungan dan dua PLTA yang disebut juga dengan Proyek Asahan 2, yaitu Bendungan Pengatur, Bendungan Siguragura, dan Bendungan Tangga, serta PLTA Siguragura dan PLTA Tangga.

Baca juga: IHSG Kamis Pagi Dibuka Menguat

Fasilitas pembangkitan ini memiliki peran penting dalam memasok energi listrik untuk kelangsungan produksi di pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung. PLTA milik perseroan memiliki kapasitas maksimum 603 MW terdiri dari 286 MW pada PLTA Siguragura dan 317 MW pada PLTA Tangga. Menurut Heri, keberadaan PLTA tersebut menyeimbangkan keluarnya emisi karbon yang dihasilkan kegiatan operasi Inalum. Tercatat misi jejak karbon Inalum hari ini 4 kilogram CO2 per ton aluminium. Jumlah tersebut akan ditekan sehingga pada 2024 bisa mendapatkan sertifikat green product di pasar global.

Dalam lima tahun ke depan Inalum mencanangkan pertumbuhan kapasitas produksi dari 250.000 hingga 300.000 ton per hari pada 2026 untuk memenuhi permintaan di pasar. Kenaikan kapasitas produksi yang signifikan tersebut tentu akan berdampak pada jejak karbon yang dihasilkan. Inalum pun menyiapkan sejumlah upaya untuk menyeimbangkan keluarnya emisi yakni pencegahan, pengurangan, dan mitigasi. Upaya tersebut di antaranya penambahan kapasitas listrik dari pembangkit berbasis EBT PLTA Asahan 5 yang berpotensi menambah pasokan setrum 40-50 megawatt (MW). 

Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp4.000

Selain itu, Inalum akan mengoptimasi pot control system untuk meningkatkan produksi tetapi menurunkan intensitas karbon. Pada rencana jangka panjang 2030-2060, Inalum akan menjalankan sejumlah agenda bisnis untuk efisiensi dari intensitas energi terhadap aluminium yang diproduksi. Sedangkan upaya yang telah dilakukan ialah efisiensi energi di baking furnace yang menghemat solar 1.600 kiloliter per tahun. Kemudian, efisiensi air, konversi kendaraan listrik, pengurangan sampah dengan pengolahan kompos 51 ton per tahun. Inalum juga melakukan konversi bahan bakar HSD ke LNG si Baking Plant A1, B1, dan green plant yang saat ini sudah cukup mengurangi emisi. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat