visitaaponce.com

10 Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Indonesia

10 Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Indonesia
PLTA Saguling menjadi salah satu dari 10 PLTA terbesar di Indonesia(Antara)

PEMBANGKIT Listrik Tenaga Air (PLTA) menjadi salah satu solusi unggulan dalam memenuhi kebutuhan energi listrik di Indonesia. PLTA memanfaatkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik, memberikan dampak positif dalam pemenuhan kebutuhan listrik rumah tangga, irigasi, dan sektor industri.

Dibalik peran pentingnya, PLTA memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya pilihan utama. Salah satunya adalah respon yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban listrik, membuatnya lebih efisien dalam penyediaan daya listrik. Selain itu, PLTA juga diakui sebagai sumber energi yang ramah lingkungan dan tidak menyebabkan polusi.

Indonesia dengan luas perairannya yang melebihi daratan, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan air sebagai sumber energi. Hal ini menjadi alternatif yang strategis untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, seperti batu bara dan uap.

Baca juga: Potensi PLTA di Indonesia Belum Berhasil Dioptimalkan

Negara ini telah mengembangkan sejumlah PLTA besar yang menjadi pemasok utama listrik di daerah sekitarnya. PLTA bekerja dengan prinsip menggunakan air untuk membangkitkan listrik melalui gerakan turbin air, di mana energi gerak tersebut diubah menjadi energi listrik.

Keunggulan utama PLTA terletak pada penggunaannya yang tidak memerlukan bahan bakar tambahan. Sumber daya air menjadi bahan utama dalam teknologi ini, memberikan solusi bersih dan efisien dalam menyediakan energi listrik yang berkelanjutan.

Baca juga: Daftar Bendungan Terbesar di Indonesia

Sebagai penemu PLTA, konsep ini telah diaplikasikan oleh sejumlah ilmuwan dan insinyur. Meskipun tidak ada satu penemu tunggal, namun banyak tokoh terlibat dalam mengembangkan teknologi ini sepanjang sejarah. 

Pada pertengahan tahun 1770-an, insinyur Perancis Bernard Forest de Belido memulai penggunaan tenaga air dengan menerbitkan buku berjudul "Architecture Hydraulique", yang menjelaskan tentang mesin hidrolik sumbu-vertikal dan horizontal. Pada akhir abad ke-19, mesin hidrolik sudah dapat dipasangkan dengan generator listrik.

Beberapa puluh tahun kemudian, pada 1870 William George Armstrong menjadi tokoh pertama yang mengembangkan PLTA di Cragside, Northumberland, Inggris. PLTA pertama digunakan untuk menyalakan sebuah lampu busur di galeri seninya. 

Tahun 1881, Amerika Serikat turut mengembangkan PLTA dengan menciptakan Pembangkit Listrik Schoelkopf No 1 dekat Air Terjun Niagara. Tahun berikutnya, pada 1882, Edison menciptakan Pembangkit Vulcan Street yang mulai beroperasi di Appleton, Wisconsin, dengan kapasitas 12,5 kilowatt.

Perkembangan PLTA terus berlanjut hingga abad ke-20, di mana keberlanjutan penggunaan tenaga air dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan batu bara atau sumber energi fosil lainnya. 

Beberapa negara, seperti Norwegia, Republik Demokratik Kongo, Paraguay, dan Brazil, yang memiliki sumber air berlimpah dan infrastruktur yang memadai, menjadikan tenaga air sebagai sumber listrik utama mereka, dengan 85% dari total kebutuhan listrik negara-negara tersebut berasal dari PLTA.

Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air

PLTA bekerja dengan memanfaatkan energi kinetik dan potensial air untuk menghasilkan energi listrik. Berikut adalah langkah-langkah umum cara kerja PLTA:

1. Pendam dan Aliran Air

PLTA biasanya dibangun di sungai atau danau yang memungkinkan penampungan air (bendungan). Dengan membangun bendungan, air dapat dialirkan dan dikendalikan sehingga dapat menghasilkan energi yang lebih besar.

2. Saluran Masuk dan Pelimpah

Air dari penampungan dialirkan melalui saluran masuk menuju turbin. Terdapat pelimpah yang berfungsi untuk mengatur jumlah air yang masuk ke turbin dan mencegah banjir.

3. Turbin

Turbin merupakan perangkat berputar yang ditempatkan di jalur aliran air. Ketika air mengalir melalui turbin, energi kinetik air tersebut diubah menjadi energi mekanik pada turbin.

4. Generator

Energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin kemudian diteruskan ke generator. Generator adalah perangkat yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Biasanya menggunakan prinsip elektromagnetik, generator menghasilkan arus listrik.

5. Transformator

Arus listrik yang dihasilkan oleh generator memiliki tegangan yang umumnya rendah. Untuk distribusi dan penggunaan yang lebih luas, arus ini kemudian melewati transformator untuk meningkatkan tegangan listrik.

6. Jalur Transmisi

Listrik yang telah dihasilkan dapat dialirkan melalui jalur transmisi menuju ke pusat-pusat distribusi atau konsumen listrik.

7. Stasiun Pembangkit dan Pusat Distribusi

Listrik dari PLTA diteruskan melalui stasiun pembangkit dan pusat distribusi sebelum akhirnya disalurkan ke rumah-rumah, bisnis, dan industri.

8. Pengaturan Aliran Air

Proses dapat diatur dengan mengendalikan aliran air ke turbin melalui sistem pengaturan. Ini dapat dilakukan untuk mengoptimalkan produksi listrik sesuai dengan kebutuhan.

Pembangkit Listrik Tenaga Air Terbesar di Indonesia

Sejak saat itu, teknologi PLTA terus berkembang menjadi solusi utama dalam mengatasi kebutuhan energi listrik di berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia sediri terdapat titik PLTA diantaranya:

1. PLTA Saguling

PLTA Saguling terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Dengan mengandalkan sumber daya air dari Waduk Saguling, PLTA ini berdiri megah pada ketinggian 643 meter di atas permukaan laut. Menariknya, waduk ini termasuk dalam tiga waduk utama yang membendung aliran Sungai Citarum, sungai terbesar di Jawa Barat.

PLTA Saguling tidak hanya menjadi pusat pembangkit listrik yang handal dengan kapasitas sebesar 700 MW, mampu menghasilkan 2.156 GWh listrik setiap tahunnya, namun juga memiliki peran ganda.  Waduk Saguling bukan hanya tempat penyimpanan air untuk menggerakkan turbin dan generator listrik, tetapi juga digunakan untuk kegiatan perikanan dan menjadi destinasi wisata yang menarik.

Dengan kapasitas energi yang tinggi, PLTA Saguling memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan listrik di sekitarnya. Energi yang dihasilkan dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga, industri, dan sektor lainnya. 

Keberadaan PLTA ini mencerminkan pemanfaatan optimal sumber daya alam untuk mendukung sektor energi, sekaligus mendukung keberlanjutan ekosistem sungai dan kegiatan pariwisata.

2. PLTA Koto Panjang

PLTA Koto Panjang terletak di Kabupaten Kampar, Riau, sebuah proyek pembangkit listrik yang mengandalkan sumber daya air dari Sungai Kampar sebagai penggerak utamanya. Saluran masuk In-take dam PLTA ini terletak di daerah Rantau Berangin. Waduk yang menjadi bagian integral dari PLTA Koto Panjang ini memiliki luas mencapai 124 km2. Dengan kapasitas tampung sebesar 1.545 juta m3 dan kapasitas tampung aktif sekitar 1.040 m3, waduk ini menjadi komponen penting dalam menyediakan air yang diperlukan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik.

Keberadaan PLTA Koto Panjang di wilayah Riau tidak hanya mencerminkan upaya pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia, khususnya Sungai Kampar, tetapi juga menggarisbawahi peran strategisnya dalam mendukung kebutuhan energi di daerah tersebut. Proyek ini menjadi bukti kontribusi pembangkit listrik terbarukan terhadap ketahanan energi dan pembangunan wilayah.

3. PLTA Asahan I (PLTA Toba)

PLTA Asahan I terletak di hulu Sungai Asahan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, menjadi perwakilan pembangkit listrik tenaga air di Indonesia yang mengusung konsep perancangan eksploitasi tiga pembangkit listrik di sektor sungai tersebut. 

Memulai operasionalnya pada 2011, PLTA Asahan I berhasil menjadi pembangkit listrik pertama dengan pendekatan desain yang inovatif. Dengan kapasitas total mencapai 180 MW, yang terdiri dari dua unit pembangkit masing-masing berkapasitas 90 MW, PLTA Asahan I membuktikan kontribusinya sebagai sumber energi terbarukan yang signifikan di wilayah Sumatera Utara. 

Melalui operasional PLTA Asahan I, Sumatera Utara dapat menikmati manfaat dari pasokan listrik yang andal dan berkelanjutan. Selain itu, keberadaan PLTA ini juga menunjukkan langkah positif dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dengan memprioritaskan sumber energi yang ramah lingkungan. Sebagai bagian dari upaya menuju keberlanjutan energi, PLTA Asahan I menjadi tonggak penting dalam diversifikasi portofolio energi Indonesia.

4. PLTA Batang Toru

PLTA Batang Toru berada di sungai Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, menjadi proyek pembangkit listrik yang mengesankan dengan kapasitas sebesar 4x127,5 MW. Dengan luas proyek mencapai 122 hektare, PLTA Batang Toru dibangun di atas Area Penggunaan Lain (APL), menunjukkan komitmen untuk memanfaatkan lahan secara efisien.

Pembangkit listrik ini dirancang sebagai run-of-river, di mana pengoperasiannya disesuaikan dengan debit air sungai. Salah satu keunggulan utama PLTA Batang Toru adalah tidak memerlukan waduk raksasa seperti pembangkit listrik tipe reservoir pada umumnya. Pendekatan ini tidak hanya efisien dalam pemanfaatan lahan tetapi juga lebih ramah lingkungan.

Dengan konsep run-of-river, PLTA Batang Toru menunjukkan pembangkit listrik dapat diintegrasikan dengan lingkungan sekitar tanpa merusak ekosistem air dan lahan yang ada. Dengan kapasitas yang signifikan, PLTA Batang Toru berpotensi menjadi pendorong utama pasokan listrik di wilayah Sumatera Utara, mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan energi di daerah tersebut.

5. PLTA Bakaru

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru dikelola oleh PT Perusahaan Listrik Negara, menjadi salah satu aset penting di Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Pada tahun 2008, PLTA Bakaru memiliki kapasitas terpasang sebesar 400 MegaWatt, menandakan kontribusinya yang signifikan dalam menyediakan pasokan listrik bagi wilayah tersebut.

Waduk PLTA Bakaru memiliki volume bersih harian sebesar 2 juta meter kubik, mencerminkan daya tampung yang besar untuk menghasilkan energi listrik. Generator PLTA Bakaru dilengkapi dengan kapasitas terpasang sebesar 126 MegaWatt, menunjukkan efisiensi dan daya produksi yang tinggi.

Sebagai bagian dari upaya PLN (Perusahaan Listrik Negara) untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sulawesi Selatan, PLTA Bakaru berperan penting dalam menyokong keandalan pasokan energi dan pembangunan infrastruktur listrik di daerah tersebut. Dengan kapasitasnya yang besar, PLTA Bakaru memberikan kontribusi positif dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat Sulawesi Selatan.

6. PLTA Mrica

PLTA Mrica dikenal sebagai Bendungan Panglima Besar Soedirman atau lebih akrab disebut Bendungan Mrican, merupakan infrastruktur penting yang berlokasi di perbatasan Kecamatan Bawang dan Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara. Sungai Serayu menjadi sumber aliran yang dibendung untuk memastikan operasional PLTA ini.

Dengan kapasitas mencapai 180 MW, PLTA Mrica bukan hanya menjadi penyedia energi listrik yang signifikan, tetapi juga memiliki peran strategis dalam penyediaan air bagi lebih dari 5.000 hektare lahan pertanian di wilayah Banjarnegara dan Purbalingga. Hal ini mencerminkan kontribusi multifungsi PLTA Mrica dalam mendukung sektor pertanian, selain memberikan pasokan listrik yang andal.

7. PLTA Cirata

PLTA Cirata berada di tiga kabupaten di Jawa Barat, yaitu Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat, menawarkan daya tarik unik dengan keberadaan keramba jaring apung dan tempat-tempat wisata di sekitar waduknya. Lokasi ini menjadi destinasi ideal bagi para penghobi mancing yang mencari pengalaman yang berbeda.

PLTA Cirata bukan hanya menjadi destinasi rekreasi, tetapi juga menyandang predikat sebagai pembangkit listrik tenaga air terbesar di Asia Tenggara. Dengan total kapasitas terpasang mencapai 1.008 MW, PLTA ini menghasilkan rata-rata 1.428 GWh listrik per tahun. 

Terdapat dua bagian utama, PLTA Cirata I dan II, yang masing-masing memiliki empat unit pembangkit dengan kapasitas terpasang sebesar 126 MW per unitnya. Keunikan PLTA Cirata tidak hanya terletak pada kapasitasnya sebagai pembangkit listrik, tetapi juga menawarkan pengalaman wisata yang menarik dengan keberagaman atraksi di sekitar waduknya.

8. PLTA Wonogiri

PLTA ini memanfaatkan debit air dari Waduk Gajah Mungkur yang dibangun sebagai pengendalian banjir sungai Bengawan Solo. Selain untuk memasok air minum Kota Wonogiri dan sekitarnya, PLTA ini menghasilkan listrik sebesar 12,4 MegaWatt.  Waduk Gajah Mungkur juga menjadi tempat rekreasi. Ada kapal boat untuk mengelilingi perairan di waduk tersebut. 

9. PLTA Riam Kanan

PLTA Riam Kanan muncul sebagai salah satu pilar penting dalam mendukung sistem kelistrikan di wilayah Barito. Terletak di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, PLTA ini turut serta dalam menyediakan pasokan listrik bagi dua provinsi, yaitu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

PLTA Riam Kanan menjalankan operasinya dengan memanfaatkan debit air dari Waduk Gajah Mungkur. Waduk ini sendiri awalnya dibangun sebagai upaya pengendalian banjir di Sungai Bengawan Solo. Selain menyuplai air minum untuk Kota Wonogiri dan sekitarnya, PLTA Riam Kanan berhasil menghasilkan daya listrik sebesar 12,4 MegaWatt.

Waduk Gajah Mungkur, yang menjadi sumber air untuk PLTA Riam Kanan, juga menawarkan kemudahan rekreasi dengan adanya kapal boat yang memungkinkan pengunjung untuk menikmati perairan di sekitar waduk tersebut.

10. PLTA Sigura-Gura Samosir

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sigura Gura berlokasi di Sumatera Utara, menjadi salah satu proyek penting yang memanfaatkan Danau Toba sebagai sumber airnya. Dikelola oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PLTA Sigura Gura memiliki tiga bendungan yang tersebar dalam jarak 14,5 kilometer di sekitar Danau Toba.

Keunikan PLTA Sigura Gura tidak hanya terletak pada fungsinya sebagai pembangkit listrik, tetapi juga pada infrastrukturnya. Pembangkit ini menonjolkan stasiun bawah tanah pertama di Indonesia, dengan kedalaman mencapai 200 meter di atas permukaan laut.

Pengelolaan yang efisien dan teknologi canggih menjadikan PLTA Sigura Gura sebagai salah satu kontributor penting dalam penyediaan energi listrik di Sumatera Utara, membuktikan peran PLTA dalam memanfaatkan sumber daya air untuk kebutuhan kelistrikan. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat