Harga Cabai Meroket, IPB Dampingi Petani Gunakan Mikroba Intensif
![Harga Cabai Meroket, IPB Dampingi Petani Gunakan Mikroba Intensif](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/12/ff802ebc85e737cb170e1165ff367566.jpeg)
KOMODITAS cabai tengah mengalami lonjakan harga. Menurut laman panel harga pangan, saat ini harga cabai keriting mencapai Rp72.620. Di tengah lonjakan harga, Institut Pertanian Bogor (IPB) justru mendorong petani untuk mengoptimalkan produksi agar pendapatan juga meningkat.
Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Pertanian IPB University Prof. Suryo Wiyono dalam kegiatan diseminasi dan berbagi pengetahuan teknologi mikroba intensif. "Ini momentum bagus bagi petani. Kami mendampingi petani agar produksinya meningkat, biayanya lebih rendah, dan lebih ramah lingkungan melalui teknologi yang dikembangkan IPB yaitu mikroba intensif," ungkap Suryo dalam keterangan tertulis, Rabu (13/12).
Suryo juga mengatakan bahwa teknologi mikroba intensif telah diuji dan terbukti dapat mengurangi biaya produksi hingga 27%. Selain itu, teknologi ini tidak menggunakan pestisida kimia sama sekali sehingga lebih ramah lingkungan dan tidak meninggalkan residu. "Teknologi mikroba intensif tidak menggunakan pestisida kimia sama sekali sehingga bisa mengurangi biaya produksi sebesar 27% dan mengurangi residu pestisida," ujarnya.
Baca juga: Inflasi AS Turun Tipis pada November, Tekanan masih Ada
Tingkat residu produk cabai Indonesia menjadi hambatan dalam proses ekspor. Kementerian Pertanian mendukung pelaksanaan program diseminasi teknologi mikroba intensif untuk menghasilkan produk yang berdaya saing dalam pasar internasional. Hal ini disampaikan oleh Wita Khairia, Koordinator Kelompok POPT Tanaman Sayur dan Obat Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.
"Kami mendorong penyediaan produk yang berdaya saing agar bisa memenuhi pasar ekspor. Teknologi mikroba intensif memungkinkan untuk mengurangi residu pestisida 100%," ungkap Wita.
Baca juga: Kementan Gencarkan Gertap Kolaborasikan Kopi-Jagung
Petani cabai asal Garut, Jejen, mengatakan bahwa penerapan teknologi mikroba intensif meningkatkan produksi cabai keritingnya hingga 25%. Di tengah harga yang bagus, dirinya bisa panen lebih banyak sehingga keuntungan yang diterima juga semakin besar. "Hasilnya naik sekitar 25%. Pas harga bagus, produksinya juga bagus," ujar Jejen.
Saat ini IPB mendampingi petani cabai untuk memanfaatkan teknologi mikroba intensif di enam wilayah yaitu Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tegal, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten Gowa. Rencananya, teknologi ini juga dikembangkan di beberapa komoditas lain. (RO/Z-2)
Terkini Lainnya
Kolaborasi Dukung Budidaya Perikanan Terpadu Topang Ketahanan Pangan
Pengesahan UU KIA, Ini Respons Pakar Keluarga IPB University
Ramadhan Bulan Berbagi Keceriaan, Kebahagiaan, dan Spirit Pelayanan Publik
Indonesia Berhasil Turunkan Karhutla
Rektor IPB Siap Berkolaborasi Dorong Kemajuan Food Estate di Kalteng
Kementan Kembangkan Ganyong, Pangan Lokal Pengganti Beras dan Tepung Terigu
UGM dan Duke-NUS Medical School Kerja Sama Riset Kandungan Berbahaya Air
Berikut Produk-Produk yang Dibuat dengan Bantuan Bakteri
Harapan Penyehatan Tanaman Kelapa Sawit yang Diserang Ganoderma
Pentingnya Keseimbangan Mikrobiota Saluran Cerna untuk Kesehatan Anak
Resistensi Antimikroba Permasalahan Lintas Sektor yang belum Usai
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap