Harapan Penyehatan Tanaman Kelapa Sawit yang Diserang Ganoderma
![Harapan Penyehatan Tanaman Kelapa Sawit yang Diserang Ganoderma](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/03/0006bc36b44308521ab17dd03188760d.jpg)
GANODERMA merupakan ancaman besar bagi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Penurunan produktivitas kelapa sawit dalam lima tahun terakhir diduga karena serangan ganoderma yang cukup masif.
Pakar ekonomi sawit Tungkot Sipayung dari Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) dalam paparannya menyampaikan itu dalam 2nd Technical Meeting yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) di IPB Convention Center di Bogor pada Selasa 5 Maret 2024.
Sebagai pakar tanah, Profesor Dr. Didiek Hadjar Goenadi menyatakan bahwa serangan ganoderma dapat dimitigasi melalui perawatan lahan yang baik. "Selama ini kita memforsir tanah di perkebunan sawit," katanya.
Baca juga : Peluncuran OPTIMAL-IPB Dorong Inovasi Sawit 4.0 Berbasis Model 'Deep Learning'
Profesor Dr. Lisdar A Manaf berpendapat keragaman mikroba perlu dipelihara di tanah untuk memberikan fungsi yang optimum. "Pembuatan biopori jumbo sebanyak 10 sampai dengan 20 per hektare yang diisi bahan organik merupakan cara perawatan lahan yang tepat sekaligus untuk mitigasi El-Nino," timpal Ketua RGM, Darmono Taniwiryono.
Darmono menyampaikan hasil invensi barunya yang memberikan harapan baru bagi keberhasilan pengendalian ganoderma. "Tanaman sawit yang terserang ganoderma dapat dipulihkan kesehatannya dalam tiga bulan setelah aplikasi tiga perlakuan yaitu root pruning, bahan organik, dan biofungisida mengandung Trichoderma DT 38 dan DT 39. Testimoni pemulihan kesehatan tanaman disampaikan oleh paling tidak 10 petani," kata Darmono.
DT 38 dan DT 29 ialah hasil seleksi dari lebih dari 100 isolat Trichoderma melalui dua tahap seleksi terpilih yang mematikan ganoderma dan memicu terinduksi pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Ini menyebabkan pemulihan kesehatan tanaman dengan cepat.
Komponen biaya yang mahal ialah root pruning yang dibuat di tepi piringan karena pembuatan parit selebar 30 cm kedalaman 30 cm. Namun ahli mekanisasi IPB University Dr. Sam Herodian mengatakan akan murah jika dengan mekanisasi. (RO/Z-2)
Terkini Lainnya
Harga Referensi CPO pada Juli Menguat
Asahan Dorong Petani Kembangkan Pengolahan Limbah Lidi Sawit
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Pencurian Sawit harus Diatasi Demi Jaga Iklim Investasi
Patroli Ditingkatkan, Pencurian Sawit di Kalimantan Tengah Menurun
Pemerintah terus Dorong Petani Sawit Kantongi Sertifikat ISPO
Penyakit Kawasaki, Kenali dan Waspadai Gejalanya
Ini Gejala Stroke di Usia Muda dan Cara Pencegahannya
Pakan Unggas Berbasis Maggot dan Ekstrak Daun Meniran Dikembangkan
Apakah Bawang Putih Efektif Redakan Flu? Simak Penjelasannya
Khitan Bisa Mengurangi Potensi Tertular Penyakit Seksual
Penyakit Jantung Koroner Bisa Dicegah Sejak Usia 35 Tahun
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap