visitaaponce.com

Pasar Milenial dan Properti Hijau Diprediksi Jadi Tren 2024

Pasar Milenial dan Properti Hijau Diprediksi Jadi Tren 2024
Diskusi Urban Forum Gathering dan Tree Planting 2023(Ist)

SEGMENTASI pasar milenial dan properti hijau akan jadi tren properti 2024. Untuk itu, dibutuhan berbagai pembiayaan kreatif dari lembaga pembiayaan ekosistem perumahan yang mampu mendorong potensi pasar ini 

Wakil Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Ikang Fawzi mengatakan, potensi pasar milenial di Indonesia sangat besar. Dari 270 juta jiwa masyarakat Indonesia, sekitar 25% atau 48 juta jiwa merupakan generasi milenial berusia di antara 27-39 tahun dengan penghasilan Rp8,5 juta per bulan dan 15 juta jiwa diantaranya berada di Jabodetabek. 

“Pasar milenial ini ada yang fresh graduate sampai yang berusia lebih dewasa. Mereka punya penghasilan yang berbeda. Dengan penghasilan yang berbeda ini mereka bisa msuk ke produk-produk dengan harga Rp300 juta hingga Rp1 miliar,” ungkap Ikang dalam diskusi Urban Forum Gathering and Tree Planting 2023 yang berlangsung di Hutan Organik, Megamendung Bogor, Rabu (13/12). 

Baca juga: Bidik Pasar Milenial, Cluster Genova Dipasarkan Seharga Rp2 Miliaran

Pasar hunian di segmen menengah semakin diminati oleh generasi milenial dan first home buyers. Milenial bahkan berpotensi menjadi penggerak pertumbuhan sektor properti saat ini dan di masa depan. Ditandai dengan minat generasi milenial untuk membeli properti yang semakin lama semakin menunjukkan peningkatan. 

"Perbankan juga sudah banyak menyiapkan skim dan produk khusus milenial karena potensi KPRnya masih besar sekali," ungkapnya.

Baca juga: Sasar Pasar Milenial, LPKR Luncurkan Cendana Masq dan Nest

Selain menyukai perumahan berbasis transportasi massal, generasi milenial juga semakin peduli dengan isu lingkungan. Terlebih pasca pandemi, penerapan green development atau sustainable development di kawasan perumahan makin diminati. Hal itu dipahami betul oleh pengembang sebagai kebutuhan pasar.

Jika sebelumnya konsumen mencari rumah lebih memerhatikan aspek keindahan, keamanan dan kenyamanan, maka sekarang konsumen justru mengedepankan kesehatan mereka terutama soal pencahayaan dan kualitas udara, pengelolaan air bersih serta lingkungan yang sehat. 

"Isu eco green living sudah jadi tren dunia, pengembang tidak bisa menghindar dari tuntutan pasar ini, sehingga harus sudah concern terhadap lingkungan termasuk ruang terbuka hijau dan air bersih," jelasnya.

Senior Vice President Consumer Loan BCA Melani Megawati menyampaikan, dalam kurun tiga tahun jumlah nasabah KPR milenial mendominasi hingga 55,1%, gen X 36,3% dan lainya 8,6%. Kini, milenial sudah mulai melihat properti sebagai instrument investasi yang paling diminati, setelah tabungan & deposito.

“Jenis properti yang paling diinginkan adalah rumah baru dan range harga Rp500 juta sampai dengan Rp1 miliar,” ungkap Melani.

Melani menyebutkan, KPR BCA memiliki fitur angsuran terencana yang dapat diambil oleh gen milenial. Berbeda dengan KPR lainnya fitur ini memungkinkan kita mendapat plafon kredit yang lebih besar dengan nominal angsuran yang dapat disesuaikan. Selain itu, BCA juga menyediakan tenor kredit hingga 25 tahun dan bunga fix berjenjang.

Melani menuturkan bahwa 85% gen milenial memilih properti berupa rumah tinggal, 31% memilih properti dengan harga Rp500 juta sampai dengan Rp1 miliar, dan dan 52% mendapatkan properti dari Developer/Broker.

"Milenial yang usahanya sektor informal, youtuber, influencer, medsos, pekerjaan disitu, travel, open trip, informal sektor semuanya, BCA sudah berikan KPR ke mereka," ujar Melani.

Mengubah Mindset Milenial

Direktur Utama PT Kinarya Abadi sekaligus Wakil Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Mohammad Solikin mengatakan, pihaknya mendorong upaya perumahan mindset para milenial dimana mereka lebih memilih menginvestasikan dana mereka untuk hal-hal yang sifatnya bukan investasi.

"Kita harus coba merubah mindset mereka para milenial, jika mereka membeli rumah, begitu akad kredit atau cash besoknya nilai investasinya naik, sementara kalau kita beli mobil itu penyusutan," ujarnya.

Stelar Property konsultan M Gali Ade Nofran menyoroti insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) atau bebas PPN rumah untuk sektor perumahan. Menurutnya kebijakan yg kembali diberlakukan akan mendorong pertumbuhan industri properti tanah air.

"Ada discount 11% akan membantu konsumen 5 impian, PPNDPT akan membuat market menjadi dinamis dan menarik investasi serta mendorong pembangunan yang berkelanjutan. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat