visitaaponce.com

Kementan Pacu Tanam Kopi, Berikan Bantuan Benih Kopi dan Sarana Produksi Perkebunan, Kobarkan Semangat Pekebun Maluku Tenggara

MENGATASI dampak perubahan iklim, menjadi tanggung jawab bersama. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimis produksi pertanian akan bertahan, bahkan meningkat pada 2024. Mentan Amran meminta jajarannya agar terus bersinergi dengan berbagai pihak demi memitigasi dampak perubahan iklim yang begitu ekstrem, khususnya di sektor pertanian maupun perkebunan.

''Kami menghimbau kepada sahabat petani seluruh Indonesia, jangan melakukan pembakaran pada penyiapan lahan perkebunan. Optimalkan alat mesin pertanian yang kita berikan, penggunaan pupuk organik dan lainnya untuk menekan kebakaran lahan,” ujar Mentan Andi Amran.

Demi mengatasi situasi dan kondisi ekonomi serta anomali iklim El Nino terhadap keberlanjutan pengembangan komoditas perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) khususnya Balai Besar Pebenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon, memberikan bantuan Benih Kopi dan Sarana Produksi Subsektor Perkebunan kepada 7 Kelompok Tani (KT) di Maluku Tenggara (KT Lefmun, Tani Timun, Lapang Wahan, Wear Ahar, Tani Telengar, Men Tebal, dan Ilun Dareng), Jumat (15/12) di Maluku Tenggara. 

Baca juga: Wamentan Harap Pasuruan Tingkatkan Populasi Sapi Perah lewat KUD

“Diharapkan bantuan ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan nilai tukar petani, sehingga ada harapan bahwa komoditas kopi nantinya mengalami peningkatan produktivitas di masa yang akan datang,” harap Mentan.

Sebelumnya, seirama dengan arahan Mentan, Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah terus menghimbau agar pemerintah pusat, pemda, pelaku usaha/mitra perkebunan, asosiasi pekebun, dan pekebun dapat bersinergi dan saling mendukung demi penguatan peningkatan hasil produksi maupun produktivitas, sehingga terjaga dan terjaminnya ketersediaan komoditas perkebunan yang berkelanjutan, serta bersama-sama saling menguatkan dalam menghadapi berbagai tantangan perkebunan kedepannya.

Selaras dengan arahan Mentan dan Dirjenbun, Kepala BBPPTP Ambon Anwar Nur juga menyampaikan melalui bantuan yang disampaikan kepada masyarakat bukan saja sebagai 'paket pengiriman' tapi bagaimana tim tugas dilapangan juga mampu memberikan arahan dan penyuluhan untuk pengunaan alat dan bahan yang diberikan sehingga effisien dan efektif. Sehingga nantinya nilai tukar petani (NTP) petani Maluku Tenggara mengalami peningkatan terutama dari subsektor perkebunan yang sudah terbukti menjadi salah 1 pendorong ekspor Indonesia dari tahun ketahun dan kedepannya petani Maluku Tenggara diharapkan dapat berpartisipasi didalamnya.

Baca juga: Dorong Hilirisasi, Kementan Gelar Roasting Class bagi Mahasiswa Polbangtan

Seusai menerima bantuan Kementerian Pertanian, Ketua KT Lefmun Yohanis B Mayabubun, mensyukuri serta mengapresiasi penuh keberadaan bantuan pemerintah ditengah anomali iklim El-Nino yang menyebabkan kekeringan dan memicu kebakaran lahan, sehingga dengan program bantuan lengkap ini yaitu benih Kopi, Pupuk NPK, Pupuk organik, serta alat pertanian kecil dapat digunakan untuk perluasan tanaman Kopi. Dengan dorongan ini sangat mungkin komoditas kopi di lokasi ini mencapai lebih dari 1 ton per hektar sehingga meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP).

Menurut Philips, sebagai generasi muda asal Desa Letfuan, Kecamatan Hoat Sorbay, Kabupaten Maluku Tenggara, juga selaku koperasi petani yang merupakan mitra dari 7 kelompok tani yang mendapatkan bantuan 30.000 Benih Kopi, 1500 Kg NPK, dan 6000 Pupuk Organik, mengatakan, “Bantuan ini membuat pekebun optimistis meningkatkan pendapatan mereka. Mantri Tani sudah mengembangkan komoditas kopi sejak 1957 ke tempat ini. Peningkatan produktivitas sangat diharapkan mengingat hilirisasi kopi di lokasi ini sangat baik. Bayangkan saja petani tidak perlu bersaing dengan tengkulak untuk mendapatkan Rp35.000 per Kg biji kopi. Kopi di lokasi ini yang disebut Kopi Letfuan memiliki 2 cita rasa dari kopi arabika dan robusta.” 

Philips menambahkan, kopi ini sudah dipamerkan di beberapa acara Nasional dan bahkan dibawa serta diuji di kancah Internasional secara mandiri oleh peminat kopi Letfuan di Belanda. Kopi ini memiliki kualitas Grade A sehingga digolongkan Kopi Premium dengan potensi harga Rp300 ribu-400 ribu/kg-nya. 

Dikarenakan minimnya sarana serta prasarana kopi menjadi faktor utama penurunan produktivitas, dimana 1 hektar menghasilkan kurang dari 1 ton kopi/tahun, sehingga besarnya lahan potensial untuk penanaman kopi serta harganya yang menjanjikan menjadi faktor penting dalam pemberian bantuan ini. Untuk kabupaten Maluku Tenggara, Kementan melalui Ditjenbun pada 2023 mengalokasi bantuan benih untuk 30 Ha lahan kopi yang telah terealisasi.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat