visitaaponce.com

Indonesia Punya Potensi Wakaf Besar namun Literasi Masih Rendah

Indonesia Punya Potensi Wakaf Besar namun Literasi Masih Rendah
literasi wakaf Indonesia dinilai masih lemah.(Freepik)

DIREKTUR Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin mengungkapkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan perekonomian dan keuangan syariah. Termasuk di dalamnya adalah sektor keuangan sosial. Sayangnya literasi terkait wakaf masih rendah.

Diketahui Kementerian Agama dan Badan Wakaf Indonesia mencatat skor indeks Llterasi wakaf pada 2020 sebesar 50,48, yang masuk dalam kategori rendah. Sehingga literasi atau pemahaman masyarakat terhadap wakaf menjadi fokus utama dalam pengembangan beragam produk keilmuan wakaf.

Padahal wakaf memiliki potensi yang sangat besar karena merupakan instrumen kebaikan dalam Islam yang memiliki banyak keutamaan. Hal ini turut diperkuat publikasi Global Charities Aid Foundation pada 2023 yang menyatakan Indonesia merupakan negara paling dermawan di dunia, yakni menempati peringkat pertama berdasarkan World Giving Index 2023. Peringkat pertama ini telah dipegang Indonesia selama 6 tahun berturut-turut.

Baca juga: Otoritas Perwakafan di Indonesia Diminta Optimalkan Transformasi

"Ekosistem Zakat dan Wakaf di Indonesia telah didukung oleh sistem perundang-undangan dan regulasi yang sangat lengkap. Tantangan edukasi wakaf semakin kompleks karena bonus demografi Indonesia yang didominasi oleh kaum milenial. Kaum milenial memiliki pola berpikir dinamis, sehingga pendekatan edukasi yang baru perlu dihadirkan," kata Kamaruddin, Sabtu (6/1).

Senada, Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf, Waryono Abdul Ghafur mengatakan potensi zakat maupun wakaf di Indonesia sangat besar. Hanya saja realisasinya masih perlu ditingkatkan, di antaranya pencatatan.

Baca juga: LWP PWNU dan Kemenag DKI Luncurkan Pojok Wakaf Uang Calon Pengantin KUA

"Kepala KUA di tiap-tiap kecamatan, sejatinya juga bertugas mencatat aset wakaf namun banyak masyarakat yang belum mengetahui hal itu," ucapnya.

Kementerian Agama juga akan memperluas media sosialisasi zakat dan wakaf. Termasuk lewat kampanye di media umum maupun media sosial. Sehingga bisa meningkatkan literasi wakaf dan zakat di masyarakat. "Bahwa sosialisasi tentang zakat dan wakaf juga perlu ditingkatkan. Selama ini literasi wakaf banyak bersumber dari majelis taklim," ungkap Waryono.

Sementara itu Gerakan Wakaf Indonesia Susi Susiatin mengajak masyarakat, termasuk generasi muda, untuk berwakaf tanpa harus menunggu kekayaan melimpah. Wakaf dapat dilakukan dengan nominal yang terjangkau, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp50 ribu. Potensi wakaf di Indonesia dianggap sangat besar dan dapat menjadi instrumen keuangan sosial Islam yang berdampak positif.

"Keberadaan wakaf telah membuktikan kontribusinya dalam kegiatan sosial keagamaan dan ekonomi di Indonesia. Hal ini perlu didukung oleh peningkatan literasi melalui

program-program inovatif, seperti KUA Pemberdayaan Ekonomi Umat, Kampung Zakat, Inkubasi Wakaf Produktif, Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf, dan Literasi Zakat dan Wakaf," ungkapnya.

Melalui program tersebut, KemenagI berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi wakaf di masyarakat, membangun pemahaman dan kesadaran berwakaf yang sistematis, masif, dan terstruktur.

"Harapannya, kehadiran program-program tersebut dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan potensi wakaf dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan," pungkasnya. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat