visitaaponce.com

Konflik Timur Tengah Hambat Pemulihan Ekonomi Dunia

Konflik Timur Tengah Hambat Pemulihan Ekonomi Dunia
Kapal kargo Prancis, terhambat di Laut Merah seiring dengan meningkatnya serangan oleh Houthi Yaman di perairan tersebut, 16 Desember 2023.(AFP)

KONFLIK yang berkepanjangan di Laut Merah dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah berisiko berdampak buruk terhadap perekonomian global. Bahkan lebih jauh kondisi itu memicu kembali inflasi dan mengganggu pasokan energi.

Sebelum Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyampaikan serangan udara negaranya dan Amerika Serikat (AS) terhadap Houthi di Yaman, para ekonom di Bank Dunia mengatakan krisis ini dapat memicu kenaikan suku bunga, pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah hingga peningkatan inflasi yang lebih besar.

Setelah serangan malam kedua terhadap pemberontak yang didukung Iran di Yaman, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa negaranya telah mengirim pesan pribadi ke Teheran. “Kami yakin kami sudah siap," katanya.

Baca juga: Data Ekonomi 2023 Solid, Laporan Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Indonesia 2024 Tumbuh 4,9%

Masyarakat London dan Washington menilai Sunak dan Biden yang sama-sama diujung masa kekuasaan akan terganggu dengan kondisi di Timur Tengah. Keduanya bisa tersandung untuk kembali berkuasa oleh eskalasi tersebut.

Meskipun serangan udara terhadap sasaran Houthi di Yaman mendapat dukungan luas lintas partai di Westminster, Sunak akan menghadapi pertanyaan dari anggota parlemen yang cemas mengenai konflik yang berkepanjangan dan rencana jangka panjang untuk perdamaian Timur Tengah.

Beberapa anggota parlemen dari Partai Buruh yang beraliran kiri diperkirakan akan memberikan tekanan kepada Keir Starmer mengenai alasan ia mendukung serangan militer tersebut. Karena ia mengatakan hanya akan mendukung tindakan tersebut setelah parlemen menyetujuinya.

Baca juga: Optimisme tidak Boleh Surut untuk Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Biden juga menghadapi penolakan dari kelompok progresif di partainya sendiri, yang sudah sangat menentang dukungan militer AS terhadap tindakan Israel di Gaza. Anggota Kongres California Ro Khanna mengatakan Biden perlu datang ke Kongres sebelum melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman dan melibatkan Kongres dalam konflik lain di Timur Tengah.

Dalam laporan terbarunya mengenai prospek ekonomi global, Bank Dunia mengatakan krisis Timur Tengah ditambah perang di Ukraina telah menciptakan bahaya yang nyata. “Eskalasi konflik dapat menyebabkan melonjaknya harga energi, dengan implikasi yang lebih luas terhadap aktivitas global dan inflasi,” kata institusi itu.

Risiko lainnya termasuk tekanan finansial terkait dengan suku bunga riil, inflasi yang terus-menerus, pertumbuhan Tiongkok yang lebih lemah dari perkiraan, fragmentasi perdagangan lebih lanjut, dan bencana terkait perubahan iklim.

Bank Dunia juga menyampaikan serangan baru-baru ini terhadap kapal-kapal komersial yang transit di Laut Merah sudah mulai mengganggu rute pelayaran utama, mengikis kelonggaran jaringan pasokan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya hambatan inflasi. Dalam situasi konflik yang semakin meningkat, pasokan energi juga dapat terganggu secara signifikan, sehingga menyebabkan lonjakan harga energi.

Hal ini akan berdampak signifikan terhadap harga komoditas lain dan meningkatkan ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, yang pada gilirannya dapat mengurangi investasi dan semakin melemahkan pertumbuhan.

Gangguan Terhadap Perdagangan

Analis di Independent Economics dan mantan kepala ekonom di Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) John Llewellyn mengatakan konflik di kawasan itu menjadi gangguan serius terhadap perdagangan dunia sebesar 30%, naik dari 10% pada minggu lalu.

“Ada perkembangan yang mengerikan dan tak terelakkan yang dapat menyebabkan situasi di Laut Merah menyebar ke Selat Hormuz dan Timur Tengah yang lebih luas," katanya.

Ekonom di Institut Studi Fiskal Ben Zaranko mengatakan krisis tersebut menimbulkan bahaya bagi ekonomi Inggris. Pasalnya penggunaan ruang fiskal dilakukan di tengah janji pemotongan pajak.

“Jika kita telah belajar sesuatu selama beberapa tahun terakhir, maka guncangan buruk bisa saja terjadi. Menghabiskan setiap sen untuk pemotongan pajak membuat Inggris tidak punya ruang untuk bermanuver jika terjadi guncangan buruk dan prospek memburuk," katanya.

Konflik di Timur Tengah melebar ketika puluhan serangan Inggris dan AS menghantam situs Houthi di Yaman. Serangan tersebut merupakan balasan atas serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah, yang telah melumpuhkan pelayaran di salah satu jalur maritim terpenting di dunia.

Kelompok Houthi mengatakan mereka hanya menargetkan kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel, dalam upaya untuk mendukung warga Palestina di Gaza. Namun banyak dari target mereka tidak memiliki hubungan dengan Israel dan juga menembakkan rudal ke wilayah Zionis.

Serangan AS terhadap lokasi radar di Yaman malam memicu ancaman Houthi akan respon yang kuat dan efektif. Itu memicu kekhawatiran akan eskalasi regional dalam konflik yang sudah terjadi di berbagai negara.

Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam mengatakan serangan itu tidak berdampak signifikan terhadap kemampuan Houthi mencegah kapal melewati Laut Merah dan Laut Arab.

(The Guardian/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat