visitaaponce.com

Perkuat Literasi Finansial Digital agar Terhindar Jeratan Judi Online

Perkuat Literasi Finansial Digital agar Terhindar Jeratan Judi Online
Perwakilan OJK berbincang dengan warga di samping Mobil SiMolek usai memberikan materi edukasi keuangan.(ANTARA/M RISYAL HIDAYAT)

MEMPERKUAT literasi finansial digital hingga menjauhi utang menjadi sejumlah kiat yang bisa dilakukan guna terhindar dari jeratan judi online, kata pemerhati budaya siber Zahid Asmara.

"Agar dapat terhindar dari dampak negatif perkembangan teknologi digital termasuk kemunculan judi online, maka masyarakat perlu mengenali literasi finansial digital," ujar Zahid seperti dilansir dari Antara, Minggu (17/3).

Literasi finansial digital merupakan wawasan tentang kegiatan pelayanan keuangan atau metode pembayaran yang memanfaatkan teknologi digital.

Baca juga : Kemenkominfo Berkolaborasi dengan Komunitas IEC Promosikan Gaya Hidup yang Bahagia dengan Menghindari Judi Online

Zahid menilai dengan memperkuat literasi finansial digital, seseorang dapat memahami lebih baik cara menggunakan layanan keuangan secara online, termasuk mengetahui bahaya dari judi online.

Selain memperkuat literasi finansial digital, kiat lainnya yang bisa dilakukan agar terhindar dari jeratan judi online adalah membatasi akses pada platform digital, mengubah cara pandang konsumtif menjadi investasi, membiasakan transaksi tunai dan menjauhi utang.

Princeton Bridge Year On-Site Director Indonesia Sani Widowati menjelaskan bahwa merujuk data Drone Emprit, Indonesia merupakan negara dengan pemain judi daring terbanyak di dunia yang berjumlah 201.122 orang.

Baca juga : APJII Gelar IGCS untuk Ekosistem Digital Berkelanjutan dan Aman

Beragam bentuk judi online antara lain mesin slot permainan kartu, slot permainan dadu, taruhan olahraga, hingga lowongan pekerjaan.

Menurut Sani, permainan dalam berbagai situs judi online dirancang sedemikian rupa sehingga berdaya jerat kuat secara psikologis dengan menstimulasi fungsi kognitif otak para pemainnya.

Desain permainan judi menyerupai permainan daring pada umumnya seperti tampilan visual yang menarik, efek audio, bahkan hingga efek getar, misalnya ketika pemain menang besar sehingga memberikan dampak secara langsung ke kognisi individu tersebut.

Baca juga : Kalah Judi Online, Karyawan Bobol Minimarket 

"Dari efek tersebut mendorong bagian hipotalamus di otak memproduksi hormon dopamin yang memicu rasa menyenangkan sehingga kita terus menerus mencari rasa kegembiraan itu lagi dan lagi," ujar Sani.

Sani menilai, meskipun memahami risikonya, kebanyakan masyarakat tetap bermain judi online dan akhirnya terjerat karena dipicu rasa penasaran, lingkungan yang memengaruhi, dan kondisi yang terpuruk.

"Mereka yang sudah terlanjur terjerat judi online akhirnya mengalami kerugian bertubi-tubi seperti kehilangan materi dan utang menumpuk, kehilangan orang-orang terkasih, dan kehilangan kontrol diri," kata dia. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat