visitaaponce.com

Peran Pegadaian dalam Ekosistem Bullion Services Optimalisasi Rantai Nilai Emas dalam Industri Emas dan Perhiasan di Indonesia

Peran Pegadaian dalam Ekosistem Bullion Services: Optimalisasi Rantai Nilai Emas dalam Industri Emas dan Perhiasan di Indonesia
Tabungan emas dari Pegadaian(MI/HO)

INDONESIA merupakan negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN, terbesar kelima di Asia, dan terbesar ke-16 di dunia, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar Rp20.892,4 triliun pada 2023. 

Berdasarkan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (2023), Indonesia memiliki cadangan emas sebesar 2.600 metrik ton atau sebesar 4,4% dari total cadangan emas global sehingga menjadikan Indonesia di urutan ke-6 dalam pemilik cadangan emas terbesar di dunia. 

Namun demikian, ekosistem emas di Indonesia, saat ini, belum optimal dan memiliki potensi untuk mencapai value di seluruh rantai pasok emas, dengan karakteristik sebagai berikut: lebih dominan di hulu rantai emas terlepas dari tingginya cadangan dan produksi tambang emas, Stok emas idle tinggi (~1.800 ton) di Indonesia, rendahnya konsumsi emas domestik dan pembiayaan/financing yang tidak memadai untuk perusahaan dalam rantai nilai emas dan ketergantungan pada bursa/hub perdagangan asing, serta terdapat inefisiensi pada skema supply chain produksi emas di Indonesia. 

Baca juga : Harga Minyak ke Puncak dalam Lima Bulan, Emas Cetak Rekor Lagi

Supply chain emas saat ini di Indonesia yang melibatkan berbagai sektor (dari hulu ke hilir) belum diselaraskan secara optimal, yang mana melalui berbagai banyak pihak sehingga ada banyak biaya yang timbul sampai emas sampai ke tangan customer akhir dan menyebabkan harga menjadi kurang bersaing di pasar internasional.

Model bisnis industri emas di Indonesia

Rantai produksi emas terdiri dari emas dan silver ore yang dihasilkan melalui penambangan kemudian diolah menjadi Dore Bullion, yakni batangan mulia yang masih mengandung campuran beberapa mineral. 

Kedua tahapan ini merupakan tahapan upstream dalam rantai produksi. Kemudian dilanjutkan ke tahap intermediate, yakni bahan emas dan silver diolah kembali menjadi metal dan scrap. 

Baca juga : Pegadaian 1 2 3 GO!!! Mulai Umur Baru dengan Semangat Baru

Selanjutnya, pada tahap akhir, adalah pengaplikasian dari metal dan scrap ke dalam berbagai macam produk turunannya, yang meliputi perhiasan, koin, PCP, semikonduktor hingga berbagai peralatan medis.

Pasokan emas global mencapai 4.755,5 ton pada 2022, meningkat 1% dari tahun sebelumnya. Dari pasokan tersebut, sebesar dua pertiga berasal dari pertambangan dan sisanya berasal dari emas daur ulang. Perhiasan menjadi penyumbang sebagian besar permintaan emas. 

Di samping digunakan sebagai perhiasan, emas juga digunakan untuk keperluan teknologi, seperti elektronik dan peralatan medis yang yang berkontribusi sebesar 6,5% terhadap permintaan emas 2022. Selain itu, emas juga digunakan sebagai bahan perantara untuk barang-barang manufaktur.

Baca juga : Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio Kepada Nasabah Loyal  

Peluang dan tantangan menciptakan hilirisasi emas di Indonesia

Industri emas dan perhiasan di Indonesia saat ini tidak hanya siap dalam hilirisasi, tetapi juga telah siap untuk industrialisasi dengan sudah banyak perusahaan yang telah beroperasi hingga 50 tahun yang meliputi perusahaan refinery, pabrikan perhiasan emas yang mampu bersaing di luar negeri, toko emas yang melimpah lebih dari 30.000 toko, dan masyarakat Indonesia yang suka berinvestasi emas. Industri perhiasan di Indonesia memiliki berbagai keunggulan teknologi terkini disertai dengan kekuatan kombinasi teknologi mesin dan pekerjaan manual padat karya yang tidak dimiliki sebagian besar produsen di negara lain. 

Selain itu, Industri 4.0 juga telah banyak diterapkan oleh produsen perhiasan Indonesia dengan berbagai sistem otomatisasi khususnya pada pembuatan model rantai-rantai serta pencetakan 3D. 

Selain itu, tenaga kerja pengrajin terampil juga banyak dimiliki oleh pabrikan perhiasan Indonesia serta dengan berbagai keragaman produk yang luas dan padat desain membuat pabrikan perhiasan di Indonesia unggul dibanding pabrikan perhiasan di negara-negara lainnya. 

Baca juga : Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-Bagi THR Emas

Ditambah lagi, Indonesia merupakan penghasil tambang emas besar dunia sehingga dari segala aspek yang dibutuhkan untuk industrialisasi sudah tersedia. 

Hilirisasi emas akan memungkinkan Indonesia untuk mengekspor emas berupa produk jadi perhiasan, bukan hanya berupa granule sehingga akan memberikan nilai tambah yang lebih tinggi dan juga akan memberikan lapangan pekerjaan yang besar bagi masyarakat Indonesia.

Saat ini, kita masih menghadapi kendala terkait hilirisasi emas. 

Sebagian besar produsen perhiasan di Indonesia tidak memperoleh kebutuhan bahan baku yang berasal dari pertambangan domestik dan justru banyak hasil tambang yang diekspor secara mentah, berupa granule. 

Menurut Asosiasi Produsen Perhiasan Indonesia (APPI), selama ini, banyak pabrik­an eksportir perhiasan emas yang membutuhkan fasilitas SKB untuk mengimpor emas sebagai pembayaran oleh customer luar negeri sebagai bahan baku produksi perhiasan dikarenakan harga emas dalam negeri lebih mahal sekitar 4% dibanding harga internasional, disebabkan oleh inefisiensi. 

Dengan adanya PP 70/2021 dan PP 49/2022 memungkinkan para penambang emas untuk menjual hasil tambangnya ke dalam negeri tanpa PPN. Namun demikian, emas yang dibebaskan hanya emas batangan atau berbentuk granula dengan kadar 99,99% serta yang dibuktikan dengan sertifikat. 

Sedangkan hasil tambang yang dimiliki sebagian besar penambang di Indonesia masih berbentuk dore dengan kadar kurang dari 99,99% sehingga masih dikenakan pajak. 

Dengan adanya Bullion Services di Indonesia dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut sehingga dapat mendukung ekosistem industri emas dari hulu hingga hilir. 

Selain itu, risiko juga lebih minim karena transaksi dilakukan dari emas ke emas sehingga tidak terpengaruh lagi oleh adanya fluktuasi nilai tukar antara rupiah dengan dolar. 

Dengan kontribusi positif yang diharapkan dari bullion services dan pengembangan industri perhiasan emas Indonesia, prospek industri ini semakin menjanjikan dalam mengatasi tantangan dan menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri perhiasan global serta menjadi bagian penting dalam konstruksi peradaban dunia.

Proyeksi pasar industri emas dan perhiasan global di tengah gejolak geopolitik global

Pasar emas mengalami kinerja yang kuat pada 2023 dan menunjukkan peningkatan pesat dalam beberapa bulan terakhir di tengah kondisi suku bunga yang tinggi dan dengan kinerja yang lebih baik apabila dibandingkan dengan obligasi dan sebagian besar pasar saham. 

Harga emas menyentuh titik tertinggi sepanjang masa pada Desember 2023 yang berlanjut hingga April 2024, karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik global. 

Di samping itu, harga emas juga meningkat didorong oleh pembelian bank sentral dan juga meningkatnya kekhawatiran investor terhadap konflik Israel-Hamas-Iran dan Rusia-Ukraina, serta konflik lainnya di Timur Tengah. 

Ketidakpastian ekonomi dan geopolitik cenderung menjadi pendorong positif terhadap emas karena dipandang sebagai aset safe haven oleh karena kemampuannya untuk tetap menjadi penyimpan nilai yang dapat diandalkan sehingga dapat dijadikan sebagai jaminan selama pasar sedang melemah dan saat terjadi tekanan geopolitik.   

Hal ini dapat menjadi pendorong utama harga emas pada 2024 dan diperkirakan akan mencapai puncaknya di tahun 2025 dengan harga sebesar $2.300/oz (J.P.Morgan, 2024).

Proyeksi dari Custom Market Insight (2023) menunjukkan bahwa pasar perhiasan global mengalami Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 4,6% dari 2023 hingga 2030 dengan proyeksi nilai pasar mencapai US$ 488,21 miliar pada 2030. 

Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan pasar industri perhiasan termasuk pertumbuhan ekonomi global dan pengaruh tren fesyen terhadap kemampuan konsumen untuk membelanjakan pendapatannya untuk barang mewah seperti perhiasan. 

Selain itu, perkembangan teknologi turut menjadi pendorong produksi perhiasan yang dapat dipersonalisasi sesuai kebutuhan pengguna ditambah persepsi perhiasan sebagai salah satu opsi investasi juga berkontribusi besar terhadap pertumbuhan permintaan perhiasan global.

Kehadiran beberapa platform pasar perhiasan online juga turut berperan dalam meningkatkan minat terhadap perhiasan. Pandemi covid-19 telah mengubah cara pandang masyarakat dan cara hidup baru, bahkan hingga setelah pandemi berakhir. 

Teknologi menjadi semakin berperan dalam masyarakat dan gaya hidup mereka. Para pengusaha juga membuka diri terhadap perkembangan teknologi yang masif, terutama dalam penjualan online. 

Diperkirakan akan terjadi pergeseran dalam penjualan perhiasan, terutama dalam penjualan online yang akan mencapai 21% dari total penjualan di tahun 2025.

Nilai ekspor emas dan perhiasan serta permintaan perhiasan di Indonesia

Nilai ekspor emas Indonesia, HS Code 7108, pada 2022 adalah senilai US$1,03 miliar (17,77 ton), mencakup 0,35% terhadap PDB nasional. Akan tetapi, pada 2023, nilai ekspor emas mengalami sedikit penurunan, yakni menjadi senilai US$0,85 miliar (13,61 ton), mencakup 0,33% terhadap PDB nasional, turun sebesar -0,06% secara Year on Year (BPS, 2024). 

Adapun nilai impor emas Indonesia pada 2022 adalah senilai US$3,52 dan di tahun 2023 senilai US$2,60, turun sebesar -26,11% Year on Year. Data ekspor perhiasan Indonesia, HS Code 711319, pada 2022 adalah sebesar US$3,7 miliar USD, kemudian meningkat menjadi US$5,42 USD di tahun 2023 atau tumbuh sebesar 46,67% Year on Year.

Demand perhiasan Indonesia di tahun 2022 mencapai sebesar 28,3 Ton, menempati urutan terbesar ke-8 secara global. Akan tetapi kemudian demand tersebut turun menjadi 24,9 Ton pada 2023 (World Gold Council, 2024). 

Selain itu, Indonesia juga merupakan negara penghasil emas yang besar, dengan nilai produksi penambangan emas pada 2022 sebesar 124,9 Ton atau sebesar 19,2% terhadap produksi penambangan emas total di Asia menempatkan Indonesia di urutan kedua setelah Tiongkok. 

Hal ini menunjukkan adanya pasar domestik dan internasional yang kuat untuk perhiasan Indonesia dan juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam, khususnya emas yang melimpah sehingga memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi salah satu produsen perhiasan emas terbesar dunia.

Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan integrasi vertikal di sepanjang rantai pasok industri perhiasan, mulai dari pertambangan emas hingga produksi perhiasan. Dengan memanfaatkan potensi secara efektif dan efisien, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri perhiasan global sehingga dapat memperoleh manfaat ekonomi yang signifikan.

Daya saing industri emas dan perhiasan Indonesia serta upaya untuk meningkatkan daya saing

Indonesia merupakan penambang sekaligus pengekspor emas yang besar di kancah dunia. Meskipun demikian, Indonesia masih tertinggal oleh ekonomi-ekonomi Asia lainnya dalam hal konsumsi emas per kapita (urutan 31 di dunia, dengan tingkat konsumsi 0,16 gram/kapita di tahun 2023 meskipun volume produksinya tinggi). Hal ini karena harga yang tidak kompetitif dan kurangnya standarisasi emas.

Namun, di sisi yang lain, industri emas dan perhiasan Indonesia kini terus berkembang. Produsen aktif dalam meningkatkan potensi mereka dan memanfaatkan kekuatan mereka dalam keterampilan tenaga kerja dengan menggabungkan keahlian tradisional dengan desain global untuk melayani pelanggan perkotaan lokal yang lebih menyukai tren modern, serta berekspansi lebih luas ke pasar internasional. 

Selain itu, keunggulan perhiasan Indonesia dapat ditemukan pada desainnya yang unik dan khas, menggabungkan seni dan warisan budaya yang telah berkembang selama bertahun-tahun.

Kementerian Perindustrian memiliki sejumlah upaya untuk mendorong percepatan pertumbuhan industri perhiasan. Di antaranya, memfasilitasi keikutsertaan pelaku industri di pameran berskala nasional dan internasional, mendorong pelatihan untuk desain perhiasan, meningkatkan sosiali­sasi untuk pencapaian SNI dalam standar emas, serta, mendorong penurunan tarif bea masuk produk perhiasan di negara tujuan ekspor melalui pemanfaatan kerjasama perjanjian perdagangan internasional. 

Pemanfaatan kerja sama dan forum internasional ini juga didukung oleh Kementerian Perdagangan. Sinergi antar K/L untuk mengembangkan agar ekosistem industri perhiasan untuk semakin berdaya saing sangat diperlukan.

Proyek perhiasan dan emas batangan galeri 24

Salah satu pemain utama yang berkembang dalam industri perhiasan di Indonesia adalah Galeri 24. Galeri 24 adalah perusahaan retail Emas dan Perhiasan yang juga merupakan anak perusahaan PT Pegadaian

Sejak berdiri pada 2010, Galeri 24 telah berhasil menjual 5,2 Ton emas Logam Mulia. Galeri 24 menyediakan Emas berbentuk Logam Mulia dari berbagai vendor untuk keperluan investasi jangka panjang dengan jaminan kadar, jaminan kualitas dan harga bersaing dengan pasar nasional. Galeri 24 juga menjual perhiasan emas berkualitas dengan desain trendy dan up to date, serta Batu Mulia seperti berlian yang bersertifikat. 

Selain itu, produk lainnya dari Galeri 24 adalah Emas Hadiah yang merupakan jenis produk berupa emas batangan, namun dengan berat dan kadar yang lebih ringan dibandingkan Logam Mulia dan diperuntukkan untuk souvenir atau hadiah. 

Galeri 24 menyediakan layanan online dan offline untuk penjualan produknya, didukung dengan outlet yang tersebar hampir di seluruh kepulauan di Indonesia dan berbagai marketplace online sehingga memberikan fleksibilitas bagi pelanggan dalam membeli produk emas. Adapun produk yang ada di Galeri 24 saat ini meliputi Anting, Berlian, Cincin, Emas Batangan dan Souvenir.

Produk emas batangan dari Galeri 24 beragam, mulai dari berat 0,05 gram hingga 10 gram dengan berbagai macam brand. Emas batangan yang dibeli dari Galeri 24 dapat dijual kembali di seluruh toko offline Galeri 24 di Indonesia. 

Selain itu, Galeri 24 juga memiliki jasa refinery emas yang merupakan proses pemurnian kadar dari bahan baku yang mengandung emas sehingga mempunyai standar kemurnian emas tertentu mulai dari pemurnian kadar 20 persen hingga 99 persen sesuai dengan keinginan customer.

Jasa refinery emas merupakan salah satu infrastruktur pendukung utama dalam Bullion Services. Produksi emas Galeri 24 juga memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) 8880:2020 sehingga kualitasnya terjamin. Adapun hasil akhir dari jasa refinery emas dapat berupa lantakan emas, minted bar, hingga gold bar.

Kesiapan pegadaian dalam menghadapi bullion services

Pegadaian telah menyiapkan uji sistem terhadap pengembangan Bullion Services, salah satunya adalah layanan Tabungan Emas Plus, di mana seseorang dapat menabung emas dan berpotensi memperoleh margin atas emas yang ditabungnya tersebut. 

Selain itu, produk yang sedang dikembangkan dalam Bullion Services adalah Pinjaman Modal Kerja Emas yang memfasilitasi seseorang untuk mendapatkan akses pinjaman emas sehingga mereka dapat meminjamnya di Pegadaian, lalu dapat membayarnya kembali dalam bentuk emas. 

Hal ini tentunya akan mempermudah baik individu maupun pabrikan perhiasan yang membutuhkan modal kerja dalam bentuk emas. Adapun aktivitas lebih rinci yang dapat dilakukan terkait Bullion Services menurut Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (RPOJK) tentang penyelenggaraan kegiatan usaha bullion meliputi penge­lola­an Simpanan Emas, penyaluran Pembiayaan Emas, Perdagangan Emas, Penitipan Emas, dan/atau kegiatan lain dalam rangka mendukung Kegiatan Usaha Bullion berdasarkan persetujuan OJK. 

Namun demikian, implementasi dari Bullion Services ini masih dalam proses menunggu terbitnya POJK sebagai payung hukum kegiatan usaha Bullion.

Pegadaian memiliki layanan Tabungan Emas, yaitu layanan penitipan saldo emas yang dapat memudahkan masyarakat dalam berinvestasi emas di mana pembuatannya dapat dilakukan melalui outlet Pegadaian ataupun secara online melalui Pegadaian Digital Service (PDS). 

Melalui layanan ini, nasabah dapat melakukan berbagai kegiatan yang meliputi pembelian (top up), penjualan kembali (buyback), dan pencetakan saldo emas. Selain itu, nasabah juga dapat menggadaikan saldo emas pada Tabungan Emas tersebut, melalui layanan Gadai Tabungan Emas, untuk memperoleh dana tunai kapanpun dan dimanapun karena dapat dilakukan melalui outlet Pegadaian ataupun melalui PDS. 

Gadai Tabungan Emas adalah fasilitas kredit dengan sistem gadai yang dapat digunakan oleh seluruh nasabah Tabungan Emas sesuai kebutuhan masing-masing, baik kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif dengan jaminan emas pada saldo tabungan mereka. Selain itu, Pegadaian juga memiliki layanan kredit dengan jaminan emas batangan, emas perhiasan dan juga berlian melalui produk Gadai Reguler.

Tabungan emas pegadaian

Tabungan emas merupakan layanan jual, beli dan titip emas logam mulia secara ritel mulai dari 0,01 gram. Pembelian tersebut dicatat pada suatu rekening Tabungan emas yang kemudian dapat dicetak juga apabila akumulasi dari emas yang ditabung telah mencapai 5 gram. 

Layanan ini juga dapat diakses melalui PDS sehingga semakin mempermudah pengguna dalam melakukan transaksi. 

Selain itu, Pegadaian juga memiliki layanan Pegadaian MULIA, yakni layanan sarana investasi emas bagi masyarakat melalui pembayaran kepemilikan logam mulia yang pembayarannya dapat diangsur dalam waktu tertentu. Adapun logam mulia yang ditawarkan memiliki logo beragam dari berbagai produsen dengan ukuran 5 gram, 10 gram, 25 gram, 50 gram, 100 gram, 250 gram dan hingga 1 kilogram. 

Logam mulia tersebut dapat diambil ketika pembiayaan sudah lunas dan disimpan di Pegadaian ketika belum lunas sebagai jaminan.

Dalam rangka mendukung produk Emas, Pegadaian memiliki layanan titipan yang meliputi Vaulting, Safe Deposit Box di 19 lokasi, dan jasa penitipan di outlet-outlet Pegadaian. 

Khusus untuk Vaulting, Pegadaian memiliki kapasitas 30 ton yang digunakan untuk titipan emas yang berasal dari Tabungan Emas dan layanan Titipan Emas Korporasi. 

Selain itu, saat ini Pegadaian juga sedang menyiapkan Vaulting baru dengan Standar Keamanan Internasional ISO EN-1143-1 G-10 EX CD (standar Konstruksi anti explosive dan core drill protection) untuk mensupport aktivitas Bullion Services dengan kapasitas penyimpanan sampai dengan 100 ton emas. 

Dengan adanya Vault baru tersebut, Pegadaian akan semakin percaya diri untuk menjalankan peran baru sebagai penyelenggara Jasa Kegiatan Usaha Bullion.

Pegadaian G-Lab

Pegadaian juga memiliki layanan Jasa Sertifikasi Uji keaslian batu mulia, emas dan perhiasan melalui G-Lab, yakni layanan pemeriksaan yang mencakup identifikasi spesies dan varietas, treatments, serta inclusion mapping sebagai identitas yang dinyatakan dalam memo dan sertifikat dengan biaya terjangkau. 

G-Lab dapat menjamin hasil yang akurat, aman dan bersertifikat disertai dengan adanya Gemologist profesional dan peralatan dengan teknologi tinggi sehingga dapat mendukung ekosistem emas dan perhiasan serta berguna juga untuk kepentingan investasi dan kepastian jual beli batu mulia, emas dan perhiasan. 

G-Lab menjadi satu-satunya laboratorium gemologi yang dimiliki oleh BUMN didukung dengan peralatan canggih dan tersertifikasi ISO 9001:2015. Adapun produk-produk layanan Jasa Sertifikasi Pegadaian meliputi Tailored Services, Gemstone Identification Report + Origin, Diamond Grading Report, Laser Inscription Service, Jewellery Report, Gemstone Identification Report dan Gemstone Brief Report. 

Di samping itu, G-Lab Pegadaian juga menawarkan kursus gemo­logi untuk memahami teknik identifikasi dan penilaian kualitas batu mulia.

Ke depannya, dalam upaya mewujudkan Bullion Services (setelah terbitnya payung hukum), Pegadaian akan dapat memberikan berbagai layanan yang meliputi Tabungan Emas Plus, Pinjaman Modal Kerja Emas, Perdagangan Emas, dan/atau kegiatan lain dalam rangka mendukung Kegiatan Usaha Bullion serta diikuti fasilitas atau infrastruktur pendukung lainnya seperti G-Lab, Vaulting dan Refinery Emas sehingga dapat mendukung terciptanya ekosistem emas yang terintegrasi dari hulu hingga hilir dan menciptakan rantai nilai tambah yang lebih tinggi dalam industri emas di Indonesia untuk mensukseskan program pemerintah dalam hilirisasi sumber daya alam khususnya pertambangan. (Z-1)

Penulis: 
Telisa Aulia Falianty 
Dosen FEB UI & Senior Advisor BRIDS
Arfian Prasetya Aji 
Junior Economist BRIDS


Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat