Pemerintah harus Mitigasi Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS
![Pemerintah harus Mitigasi Pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/804278f18b110aa00c164f8962319d4f.jpg)
Wakil Ketua MPR RI Syarifuddin Hasan atau yang akrab disapa Syarief Hasan meminta pemerintah segera memitigasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ia menyebut mitigasi diperlukan untuk mengantisipasi eskalasi konflik di Timur Tengah yang tidak berhenti atau bahkan semakin bergejolak. Selain itu, mitigasi perlu untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak dunia jika menembus 100 dolar AS per barel.
"Pelemahan rupiah akan membuat harga beli minyak kian tinggi. Akhirnya, industri dan rumah tangga akan menanggung kenaikan harga. Pada ujungnya harga naik, rakyat kian tertekan. Ini adalah konsekuensi nyata dari kenaikan harga komoditas dan pelemahan rupiah sekaligus," ujar Syarief dalam keterangan tertulis, Senin (22/4).
Ia menjelaskan situasi menjadi kian dilematis dengan posisi utang luar negeri Indonesia yang cukup besar, yakni menembus angka US$407,3 miliar per Februari 2024.
Baca juga : Rupiah Hari Ini Menguat di Angka Rp15.653 per Dolar AS
Selain itu, ia mengatakan bahwa jatuh tempo utang yang mendesak dapat menguras cadangan devisa, termasuk intervensi pasar yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Sehingga, ia menuturkan pelemahan rupiah jelas menimbulkan kekhawatiran yang beralasan.
Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa pemerintah perlu memastikan kemandirian ekonomi karena semakin dibutuhkan dan relevan untuk menghadapi gejolak global yang tidak berkepastian.
Ia menjelaskan kemandirian ekonomi mengedepankan semangat mandiri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam konteks bernegara, ia mengatakan bahwa kemandirian ekonomi berarti sumber-sumber daya yang tersedia harus dioptimalkan oleh dan untuk rakyat Indonesia.
"Hilirisasi dan industrialisasi adalah kebijakan yang sudah sangat tepat dan harus dilanjutkan. Peningkatan nilai tambah komoditas akan menambal cadangan devisa, dan ujungnya memperkuat fundamental ekonomi. Jika ini berkelanjutan, maka gejolak perekonomian global tidak akan begitu berdampak pada stabilitas ekonomi nasional. Saya kira sangat penting untuk pemerintahan mendatang," kata Syarief.
Pada akhir perdagangan Senin, kurs rupiah ditutup meningkat 23 poin atau 0,14% menjadi Rp16.237 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.260 per dolar AS.
Terkini Lainnya
Rupiah Merosot saat Pasar Tunggu Rilis Data Tenaga Kerja AS
Rupiah Dibuka Melemah di level Rp16.370 per Dolar AS pada Selasa 2 Juli 2024
Rupiah Menguat Dipengaruhi Inflasi Turun
Ini Dampak Pelemahan Rupiah terhadap Sektor Industri
Menteri ESDM Ungkap Ada Usulan Harga Pertalite Naik
Rupiah Menguat saat Ekonomi AS Melemah
Mantan Gubernur BI Nilai Fluktuasi Rupiah Wajar
Pelemahan Rupiah Bebani Industri Penerbangan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap