visitaaponce.com

Pelemahan Rupiah Bebani Industri Penerbangan

Pelemahan Rupiah Bebani Industri Penerbangan
Ilustrasi(Antara)

Kepala Seksi Rekayasa Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suwito mengungkapkan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memberi dampak buruk pada kelangsungan usaha maskapai penerbangan di Tanah Air.

Operasional perusahaan maskapai terbebani karena masih harus mengimpor bahan baku avtur dan itu dilakukan dengan menggunakan dolar AS. "Pelemahan rupiah sangat berdampak karena pengoperasian pesawat itu utamanya dari fuel. Begitu dolar AS naik, otomatis kebutuhan untuk pemenuhan fuel juga naik," jelas Suwito usai acara Asian Sky Forum 2024 di Jakarta, Rabu (26/6).

Baca juga : Penguatan Indeks Saham Asia Dapat Tahan Rupiah Melemah

Dia mengungkapkan komponen biaya avtur mendominasi hingga sekitar 40% dari struktur biaya operasional maskapai. Sehingga, menurutnya wajar jika sejumlah perusahaan penerbangan mengeluhkan pelemahan rupiah.

"Biaya avtur signifikan sekali terhadap operasional maskapai. Memang keluhan utama itu pasti soal fuel karena mengambil porsi paling banyak dalam biaya pengoperasian," imbuhnya.

Selain harga avtur, ambruknya rupiah yang sudah mencapai level Rp16.425 per dolar AS, juga memberatkan biaya sewa pesawat dari lessor atau pihak penyewa. Suwito menyebut mayoritas maskapai industri penerbangan dalam negeri memilih menyewa pesawat ketimbang membeli armada baru. Biaya untuk membayar sewa pesawat pun dalam bentuk dolar AS.

"Harga sewa juga terpengaruh akibat rupiah. Pesawat berbadan lebar itu disewakan dalam bentuk dolar. Ketika dolar naik, nilai sewa pasti akan naik," tandasnya. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat