visitaaponce.com

Pro dan Kontra NFT dari Segi Lingkungan

Pro dan Kontra NFT dari Segi Lingkungan
Ilustrasi--NFT berupa SMS pertama di dunia(AFP/ALAIN JOCARD)

NON-FUNGIBLE Tokens (NFT) telah menjadi fenomena yang menarik perhatian global. Namun, popularitas NFT ini juga mendatangkan kritik, terutama terkait dampak lingkungannya yang signifikan karena penggunaan energi yang tinggi dalam proses transaksinya.

Dikutip dari Pintu Academy, NFT adalah aset digital yang unik dan tidak dapat dipertukarkan dan NFT disimpan dalam teknologi blockchain. 

Karya-karya seni digital dalam bentuk NFT telah terjual hingga jutaan dolar, yang menunjukkan nilai dan permintaan yang tinggi terhadap mereka.

Baca juga : Pemahaman Dasar Istilah NFT untuk Pemula

Di tengah popularitasnya, NFT mendapatkan kritik yang berfokus pada konsumsi energi besar dari jaringan blockchain seperti Ethereum yang menggunakan mekanisme proof-of-work (PoW). Jaringan ini membutuhkan daya listrik besar yang menghasilkan emisi karbon signifikan, sehingga membawa dampak negatif terhadap lingkungan.

Transaksi NFT pada jaringan Ethereum menggunakan jumlah energi yang besar, dengan penelitian menunjukkan bahwa Ethereum mengonsumsi 23 terawatt jam per tahun, menghasilkan emisi karbon sekitar 7 megaton CO2 per tahun. Jumlah itu setara dengan konsumsi energi tahunan negara-negara kecil hingga penggunaan beberapa pembangkit listrik batu bara.

Walaupun banyak dikritik, ada juga langkah positif yang sedang ditempuh untuk mengurangi dampak lingkungan NFT:

Baca juga : Jelang Devcon Ethereum  di Asia Tenggara, Pintu Gelar Ethereum Meetup Indonesia

Transisi Ethereum ke Proof-of-Stake (PoS) 

Rencana ini diharapkan akan mengurangi konsumsi energi Ethereum hingga 99.95%, menjadikannya lebih ramah lingkungan.

Penggunaan Energi Terbarukan 

Baca juga : Presale NFT Ghozali Edisi Kedua Meraup hingga Rp28,4 Miliar

Beberapa penambang crypto beralih ke energi terbarukan untuk operasi penambangan.

Teknologi Layer 2 dan PoS 

Mengurangi beban pada jaringan utama dan mengurangi emisi karbon secara signifikan.

Baca juga : Transaksi Kripto di Indonesia Meningkat Tunjukkan Potensi Pasar

Marketplace NFT yang menggunakan jaringan berbasis PoS, yang menawarkan biaya transaksi yang lebih rendah dan proses yang lebih efisien secara energi, seperti Solanart (Solana) dan Teia (Tezos).

Sementara NFT menawarkan potensi besar dalam dunia digital dan seni, penting untuk mengakui dan mengatasi tantangan lingkungan yang mereka hadirkan. 

Dengan inovasi dan perbaikan berkelanjutan dalam teknologi blockchain, industri NFT berpotensi untuk berkembang menjadi lebih berkelanjutan di masa depan. (RO/Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat