visitaaponce.com

Depresiasi Rupiah Pukul Industri Makanan dan Minuman

Depresiasi Rupiah Pukul Industri Makanan dan Minuman
Ilustrasi.(MI/ADAM DWI)

KETUA Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman berpandangan depresiasi rupiah sangat berdampak pada industri makanan dan minuman (mamin). Pasalnya, suplai bahan baku dari industri tersebut seperti susu, gula, kedelai, dan gandum bergantung dari impor.

Dia merinci 100% kebutuhan gula dan gandum untuk industri mamin berasal dari impor, lalu 80% kebutuhan susu di Indonesia masih mengandalkan impor, kemudian 70% kebutuhan kedelai domestik masih harus diimpor, dan lainnya.

"Pelemahan rupiah akan memukul industri karena masih banyak bahan baku impor dan biaya-biaya lain dalam dolar AS. Ditambah lagi saat ini biaya pengapalan luar negeri naik tiga-empat kali lipat," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (18/6).

Baca juga : Kenaikan Nilai Tukar Dolar Ancam Industri Padat Karya

Adhi mendesak pemerintah untuk terus melakukan intervensi demi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menurutnya, kenaikan harga bahan baku industri mamin dapat mengikis laba perusahaan.

"Harusnya pemerintah bisa intervensi agar tetap di kisaran Rp16 ribuan per dolar AS. Yang jelas kenaikan harga pokok produksi menggerus laba," imbuhnya.

Selain berupaya menstabilkan nilai tukar rupiah, pemerintah diminta memikirkan solusi lain seperti mempertimbangkan kembali aturan devisa hasil ekspor (DHE) yang dianggap menjadi beban bagi industri, lalu pemberian insentif ekspor dan upaya penguatan produksi di hulu agar ketergantungan bahan baku impor semakin kecil.

"Dari sisi industri juga perlu antisipasi dengan melakukan efisiensi serta mencari alternatif sumber daya bahan baku dari lokal," pungkas Adhi. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat