visitaaponce.com

Komitmen Kuat pada Perubahan Iklim Dorong Keberhasilan Pengelolaan Risiko ESG

Komitmen Kuat pada Perubahan Iklim Dorong Keberhasilan Pengelolaan Risiko ESG
Foto udara anjungan lepas pantai lapangan Bekapai Pertamina Hulu Mahakam di Kalimantan Timur, Rabu (27/3/2024)(ANTARA/Hafidz Mubarak)

DIREKTUR Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menyikapi positif capaian keberlanjutan Pertamina pada 2023. 

Menurut Fabby, sebagai perusahaan migas, Pertamina memiliki komitmen kuat dalam mengelola risiko environmental, social, dan governance (ESG).

“Ada komitmen kuat untuk mengurangi risiko-risiko terjadinya climate change, karena memang didorong Kementerian BUMN juga. Saya melihat Pertamina berhasil mengelola risiko-risiko ESG–nya dengan cukup baik,” ujar Fabby, hari ini. 

Baca juga : Pertamina Patra Niaga Kolaborasi Kembangkan Bisnis dengan Pertamina Group

Kuatnya komitmen tersebut, menurut Fabby, antara lain tergambar pada ESG Risk Rating dari lembaga Sustainalytics pada 2023. Pada pemeringkatan tersebut, Pertamina termasuk kategori medium risk. 

Menurut Fabby, capaian itu merupakan keberhasilan Pertamina dalam mengelola risiko-risiko lingkungan dan sosial dengan cukup baik.
Menurut Fabby, penilaian ESG Risk Rating, secara umum memang dilakukan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko-risiko lingkungan, sosial dan tata kelola atau governance dalam jangka panjang.

Dalam melakukan penilaian, menurut Fabby, Sustainalytics akan menilai seberapa baik suatu perusahaan itu melaksanakan prinsip tata kelola lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan.

Baca juga : Pertamina Hulu Energi Sukses Raih ESG Rating Medium

Termasuk di antaranya, terkait komitmen dan target Pertamina untuk mencapai net zero emission (emisi nol), serta penurunan emisi gas rumah kaca.

“Saya juga melihat, Pertamina merupakan salah satu perusahaan yang memiliki target penurunan emisi gas rumah kaca dari operasinya. Saat operasi di lapangan, Pertamina juga mulai menggunakan pembangkit energi terbarukan,” kata Fabby mencontohkan.

Begitu juga penilaian unsur sosialnya, menurut Fabby, dilakukan dengan menilai seberapa bagus perusahaan memperhatikan keselamatan pekerja, mengelola risiko, serta berinteraksi dengan masyarakat yang terdampak dengan operasinya.

Baca juga : Penerapan ESG Telah Berubah dari Voluntary menjadi Mandatory

Sedangkan penilaian tata kelola, lanjutnya, antara lain bisa dilakukan dengan melihat independensi dari komisaris dan direksi di Pertamina. 
Sebelumnya, dalam Laporan Berkelanjutan Pertamina 2023, BUMN tersebut memaparkan berbagai capaian perusahaan. Kesungguhan Pertamina menerapkan prinsip keberlanjutan selama 2023, misalnya, memberikan catatan positif pada kinerja perusahaan.

Pertama, Pertamina kembali menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk daftar Fortune Global 500. Pada 2023, Pertamina menduduki peringkat 141, mengalami kenaikan 82 peringkat dari 2022 yang berada di posisi 223.

Kedua, dalam pengelolaan ESG, pada 2023, Pertamina menjalankan serangkaian program reduksi emisi dari aktivitas operasi dan berhasil mencatatkan reduksi emisi sebesar 1.135 juta ton CO2. 

Terkait capaian ESG 2023, masih berdasarkan laporan tersebut, juga ditandai kenaikan peringkat ESG Pertamina, yang menempatkan perusahaan itu pada posisi pertama dalam subsektor minyak dan gas terintegrasi dari 61 perusahaan dunia. Capaian tersebut berdasarkan peringkat dari lembaga ESG Rating Sustainalytics.

Selain itu, skor ESG Risk Rating Pertamina akhir 2023 juga turun menjadi 20,7 (medium risk) dari sebelumnya 22,1. Skor Sustainalytics tersebut, mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik. (H-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat