visitaaponce.com

LPEI Ajukan Penambahan PMN Rp10 Triliun untuk Perkuat Ekspor

LPEI Ajukan Penambahan PMN Rp10 Triliun untuk Perkuat Ekspor
Ilustrasi(Antara)

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengajukan penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp10 triliun pada 2024. Dana itu dibutuhkan untuk pengembangan kapasitas program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) dan penciptaan program baru yang dibutuhkan para eksportir.

"Jadi PMN yang diajukan sebesar Rp10 triliun adalah untuk menambah kapasitas lima program berjalan, yaitu trade finance kawasan nontradisional, UKM, alat transportasi, industri farmasi, dan alat kesehatan. Kami juga menyediakan empat program baru yaitu industri pangan, offshore financing, penjaminan, dan asuransi," ujar Direktur Eksekutif LPEI Riyani Tirtoso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (1/7).

Ia mengatakan total PMN PKE yang sudah diberikan yakni Rp8,7 triliun telah teralokasi sepenuhnya sehingga diperlukan penambahan PMN khusus.

Baca juga : DPR Isyaratkan Tolak Usulan Pemberian PMN ke Bank Tanah

Berdasarkan kajian LPEI, penambahan PMN khusus sebesar Rp10 triliun selama periode 2024-2028 memberikan manfaat dengan nilai Internal Rate of Return (IRR) 6,95% dan Net Present Value (NPV) positif sebesar Rp593 miliar.

Dia menganggap penambahan PMN PKE diperlukan karena Indonesia harus memperbaiki dan meningkatkan daya saing produk di mancanegara. Eksportir memerlukan biaya produksi yang rendah sehingga dapat bersaing secara global dengan memanfaatkan tingkat suku bunga PKE.

Riyani mengaku pihaknya sudah mengumpulkan usulan dari kementerian untuk alokasi PMN PKE Rp10 triliun, mulai dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian,Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian BUMN, hingga Kementerian Luar Negeri.

"Kami yakin PMN untuk PKE ini akan memberikan manfaat, tercipta devisa negara senilai Rp119 triliun untuk kurun 2024-2028. Kami menghitungnya dengan menggunakan formula National Developmental Impact yang disusun oleh Institut Pertanian Bogor," terangnya. (Ant/Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat