visitaaponce.com

Hafitaini Tampilkan Hijab Motif Pinto Aceh di Malaysia

Hafitaini Tampilkan Hijab Motif Pinto Aceh di Malaysia
Hijab dengan motif pinto Aceh yang diperagakan di Modest Fashion & Womenpreneur Summit 2024, di Kuala Lumpur, Malaysia.(Dok. MFWS 2024)

MOTIF-MOTIF adati terus diangkat desainer Tanah Air di berbagai ajang fesyen luar negeri. Di gelaran Modest Fashion & Womenpreneur Summit (MFWP) 2024 yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, label Indonesia, Hafitaini, menampilkan koleksi hijab dengan motif pinto Aceh.

 

Dalam rilis yang diterima Media Indonesia, Jumat (16/2), dijelaskan jika motif tersebut terdiri dari motif pucok paku dan bungong meulu. Pemilik Hafitaini, Cut Hafita Aini, menjelaskan jika motif itu diangkat demi mengekalkan dan mengenalkan budaya leluhurnya kepada khalayak melalui hijab.

Baca juga : Gandeng Dokter Influencer Tiqasya, HijabChic Hadirkan Koleksi 'Aaarshiya'

 

"Karena saya sebagai orang Aceh merasa bangga rasanya bisa mengangkat karya seni khas Aceh ini, dan ingin melestarikan salah satu budaya yang ada di Indonesia," tuturnya. "Selain ingin mengenalkan budaya kepada generasi muda di Indonesia, saya juga ingin sekali mengenalkan motif khas Aceh ini ke mancanegara," lanjut Cut Hafita.

 

Baca juga : Diduga Hina Hijab, Senator Arya Wedakarna Dilaporkan MUI Bali ke Bareskrim Polri

Lebih lanjut, ia menjelaskan jika motif pinto Aceh muncul pada zaman kerajaan Sultan Iskandar Muda. Asal pinto Aceh atau yang juga disebut pinto khop itu dari keinginan raja untuk menunjukkan cinta kepada permaisurinya yaitu Putri Kamaliah yang berasal dari Kerajaan Pahang Malaysia.

 

Ketika Putri Pahang merindukan kampung halamannya yang jauh, sang raja berinisiatif membangun sebuah taman yang indah dengan gerbang kecil yang berbentuk kubah yang disebut pinto khop atau pinto Aceh untuk mengobati kerinduan hati permaisurinya terhadap kampungnya tercinta.

Baca juga : Badan Olahraga Islam: Larangan Hijab di Prancis Lawan Semangat Olimpiade

 

Gerbang pinto khop ini menghubungkan taman pemandian sang putri dengan istana, sehingga hanya sang putri dan dayang-dayang sajalah yang boleh melewati gerbang tersebut. Oleh karena itu, lambang pinto Aceh tersebut mengandung arti cinta–cinta sang raja kepada permaisurinya.

 

Baca juga : PBB Minta Iran Batalkan RUU Hijab yang Tingkatkan Hukuman

"Menurut saya, cinta adalah perasaan yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Karena dengan cinta, hidup akan menjadi bermakna. Misalnya cinta manusia kepada Tuhannya dan pasangannya, cinta orangtua kepada anaknya, dan sebaliknya. Cinta kepada negerinya, dan lainnya," pungkas Cut Hafita. (M-1)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat