visitaaponce.com

Badan Olahraga Islam Larangan Hijab di Prancis Lawan Semangat Olimpiade

Badan Olahraga Islam: Larangan Hijab di Prancis Lawan Semangat Olimpiade
Wanita yang menamakan diri mereka, Hidjaber, bermain sepak bola di taman Luksemburg menghadap Senat Prancis di Paris pada 26 Januari 2022.(AFP/Bertrand Guay.)

SEKELOMPOK federasi olahraga dari negara-negara mayoritas Muslim mengatakan pada Senin (2/10/2023) bahwa langkah Prancis untuk melarang atlet Olimpiade mengenakan jilbab akan mengirimkan pesan intoleransi.

Federasi Olahraga Solidaritas Islam (ISSF) yang beranggotakan 57 negara, yang berbasis di ibu kota Saudi, Riyadh, menyuarakan keprihatinan mendalam atas keputusan Prancis. Keputusan itu diambil sejalan dengan aturan ketat negara tersebut mengenai sekularisme.

Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera mengatakan bulan lalu bahwa pemerintah Prancis menentang tampilan simbol agama apa pun selama acara olahraga. 

Baca juga: MA Prancis Tolak Banding Terkait Larangan Abaya di Sekolah

"Apa maksudnya? Itu berarti larangan terhadap segala jenis dakwah. Itu berarti netralitas mutlak dalam pelayanan publik," katanya kepada televisi France 3. "Tim Prancis tidak akan mengenakan jilbab."

ISSF mengatakan dalam pernyataannya pada Senin bahwa jilbab ialah aspek dari identitas banyak perempuan Muslim dan harus dihormati. Ia menambahkan bahwa larangan Prancis dapat mencegah beberapa atlet Muslim Prancis untuk bertanding.

Baca juga: Gagal di Asian Games Hangzhou, Dua Lifter Nasional Fokus ke Olimpiade

"Olimpiade secara historis merayakan keberagaman, persatuan, dan keunggulan atletik," kata pernyataan itu. "Dengan menerapkan larangan hijab bagi atletnya, tuan rumah akan mengirimkan pesan eksklusi, intoleransi, dan diskriminasi yang bertentangan dengan semangat Olimpiade."

Pernyataan tersebut mendesak pihak berwenang Prancis untuk mempertimbangkan kembali larangan ini dan menyerukan keterlibatan yang berarti dengan komunitas olahraga Muslim di Prancis. 

ISSF didirikan pada 1985 untuk melayani anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berbasis di kota Jeddah, Saudi, "Dalam semua aspek kegiatan olahraga," menurut situs webnya. Mereka telah menyelenggarakan lima edisi Permainan Solidaritas Islam. Yang terakhir, tahun lalu di Turki.

Kantor hak asasi manusia PBB belum membahas secara langsung larangan jilbab bagi para atlet di Prancis. Namun seorang juru bicara mengatakan pekan lalu bahwa tidak seorang pun boleh memaksakan pada seorang perempuan apa yang boleh ia kenakan atau tidak. (AFP/Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat