visitaaponce.com

Serial Drama Korea Snowdrop Dianggap Belokkan Sejarah, Ini Kata JTBC

Serial Drama Korea Snowdrop Dianggap Belokkan Sejarah, Ini Kata JTBC
Poster serial drama Korea Snowdrop(Instagram @snowdrop_drama)

PERUSAHAAN penyiaran JTBC, awal pekan ini, membantah tudingan pembelokan sejarah gerakan prodemokrasi Korea Selatan (Korsel) yang terjadi pada 1987 dalam drama Snowdrop.

Episode perdana yang tayang pada Sabtu (18/12) dan Minggu (19/12) telah menuai banyak kritik pedas, bahkan muncul petisi yang meminta agar penayangan drama tersebut dihentikan. 

Petisi yang dilayangkan ke Blue House itu telah ditandatangani lebih dari 300.000 orang pada Selasa.

Baca juga: Snowdrop, Drama Korea yang Dibintangi Jisoo Blackpink, Tayang Mulai 18 Desember

Kritik terhadap drama tersebut menyebabkan beberapa perusahaan menarik kesepakatan sponsor dan iklan, termasuk merek teh lokal Teazen dan merek fesyen Ganisong.

"Setelah penayangan Snowdrop, kontroversi berdasarkan informasi palsu tidak kunjung mereda, jadi kami merilis pernyataan," kata JTBC dikutip dari Soompi, Kamis (23/12).

JTBC mengatakan Snowdrop merupakan karya kreatif yang menampilkan kisah individu-individu yang dimanfaatkan dan dikorbankan oleh penguasa pada masa rezim militer.

"Tidak ada mata-mata yang memimpin gerakan demokratisasi di Snowdrop. Pemeran utama laki-laki dan perempuan tidak ditampilkan berpartisipasi atau memimpin gerakan demokratisasi di episode 1 dan 2, dan mereka tidak melakukannya di bagian mana pun dari naskah mendatang," kata JTBC.

Drama Snowdrop bercerita tentang seorang mahasiswi Korea Selatan bernama Young-ro (diperankan oleh Jisoo) yang menyelamatkan Im Soo-ho (Jung Hae-in) dalam kondisi berlumuran darah di asramanya. 

Young-ro mengira bahwa Soo-ho merupakan aktivis prodemokrasi yang dikejar-kejar intelijen. Keduanya juga digambarkan terlibat dalam hubungan romantis.

Dalam petisi yang dilayangkan pada Sabtu (18/12), pembuat petisi menilai cerita dalam Snowdrop dapat memperkuat narasi pemerintah otoriter di masa lalu bahwa aktivis mahasiswa prodemokrasi terkait dengan Korea Utara. Padahal banyak aktivis yang disiksa dan dituntut atas tuduhan palsu sebagai mata-mata Korea Utara.

"Memang benar ada banyak aktivis yang disiksa dan dibunuh setelah dituduh sebagai mata-mata. Drama ini berani menggambarkan fakta dan jelas merusak nilai gerakan prodemokrasi," bunyi petisi itu.

Kritikus budaya Gong Hee-jung berpendapat Snowdrop seharusnya mengambil pendekatan yang lebih bijaksana dalam mengadaptasi kisah nyata menjadi sebuah drama, terutama mengenai sejarah modern Korea Selatan yang sensitif.

"Serial ini membahas masalah kontroversial yang beberapa orang anggap sebagai distorsi sejarah dan yang lainnya tidak. Pembuat serial televisi yang akan datang harus mengingat hal itu," kata Gong Hee-jung dikutip dari Yonhap, Kamis (23/12).

Sementara itu, pihak JTBC menegaskan kesalahpahaman dan kekhawatiran mengenai distorsi sejarah akan terjawab melalui kemajuan plot drama yang akan tayang di episode-episode selanjutnya. 

Pihaknya juga berkomitmen mendengarkan berbagai masukan yang dapat membuka ruang diskusi.

"Nilai-nilai utama yang menjadi tujuan JTBC adalah kebebasan pembuatan konten dan kemandirian produksi. Berdasarkan hal ini, JTBC akan terus memberikan kontribusi penuh untuk menampilkan siaran yang bagus," kata perusahaan itu. (Ant/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat